18

5.6K 227 5
                                    

Selamat membaca, jangan lupa membacanya sambil dengerin lagunya. <3

-----------------------------------------------------------

Kalau dunia tidak adil sama diri kamu, setidaknya kamu masih punya diri kamu untuk membuat semuanya merasa adil.

---0---

Semasa kecil kemanapun Anara pergi selalu ada Kanaya di sampingnya. Kanaya bak seorang pengawal bagi Anara karena ke khawatiran Kanaya soal saudara kembarnya yang selalu ingin pergi keluar rumah. Dari kecil saat mama dan ayah mereka sedang bertengkar hebat Anara selalu diam - diam keluar dari pintu belakang agar tidak ketahuan oleh ayahnya.

Anara memutuskan untuk keluar dari rumah setiap kali mama dan ayahnya sedang bertengkar hebat dan hal itu yang membuat Kanaya selalu mengikuti kemana adiknya itu pergi. Sulit tinggal di satu atap bersama orang yang sudah tidak layak lagi disebut keluarga. Anara si gadis kecil yang setiap harinya ingin mencari ketenangan memilih untuk pergi keluar rumah sembari menyusuri jalanan dengan langkahnya yang kecil.

Berbeda dengan Kanaya yang kadang membiarkan Anara untuk keluar menenangkan dirinya, terkadang tugasnya adalah memantau gerak gerik ayahnya agar tidak mengetahui jika saudara kembarnya itu sedang keluar rumah diam - diam. Meskipun begitu setiap kali pertikaian antara kedua orang tuanya sudah mereda Kanaya selalu mencari dimana keberadaan Anara dan memastikan jika Anara baik - baik saja.

Kanaya mungkin masih terlalu kecil untuk bisa mengobati luka ketakutan ditubuhnya sendiri, namun dia harus mencoba untuk mengobati rasa takut yang dihadapi oleh saudara kembarnya itu. Kanaya selalu berpesan kepada dirinya sendiri jika lebih baik dia yang merasakan sakit daripada Anara yang harus kesakitan.

Dan disini di depan pintu rumah yang Kanaya tempati bersama dengan ayahnya sudah berdiri sosok Anara. Ini adalah kali pertama Anara memberanikan diri kembali untuk menginjakkan kaki dirumah berwana hijau tosca itu.

"Ka, gue akan rawat ayah seperti lo rawat dia.. Gue ngga akan takut lagi sama ayah Ka" Tuturnya dalam batin.

Anara mulai melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah. Setelah ini mungki ayahnya akan marah karena sosok Kanaya yang sudah beberapa hari ini tidak pulang ke rumah.

Dari ruang tamu beberapa pakaian terlihat dibiarkan tergeletak diatas sofa, pemandangan yang sungguh memilukan. Anara berjalan lagi menuju ke kamarnya semasa kecil yang saat ini sudah menjadi kamar Kanaya. Sebelum masuk ke kamarnya, Anara terlebih dahulu melewati dapur dimana kondisi dapur sangat tidak terawat, beberapa bungkus sampah makanan tergeletak diatas lantai dan juga sisa - sisa makanan yang sudah mengeluarkan bau tidak sedap itu masih berada diatas meja makan.

"Ayah kebiasaan" Decak Anara.

Anara lalu melanjutkan langkahnya lagi menuju ke kamar milik Kanaya. Masih sama seperti tujun tahun yang lalu tempat tidur yang bertingkat masih tertata dengan rapi, boneka - boneka kecil Anara yang sengaja dia tinggal ternyata masih terjejer dengan sempurna.

Anara menghembuskan nafasnya, dia menatap ke cermin. "Gue kangen samma lo Ka" Katanya.

Segala sesuatu hal di kamar kecil ini ternyata tidak berubah, penataan yang masih sama dan barang - barang Anara yang masih tersusun berada di tempatnya.

Anara membuka tirai jendela dari kamar Kanaya itu agar cahaya bisa masuk dengan leluasa. Sudah satu pekan lebih cahaya matahari mungkin tidak masuk ke kamar ini.

Setelah itu Anara mulai melepaskan untaian demi untaian rambutnya yang terkempang itu. Di rumah ini Anara akan menjadi sosok Kanaya, Anara akan menggantikan peran dari Kanaya. Tidak lupa Anara mengganti pakaian seragamnya dengan baju yang biasa dikenakan oleh Kanaya.

The Perfect Cupu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang