18 Juni 2018
Flashback on :
Aku merindukan mu entah kenapa rasanya sesak saat semalam tanpa sengaja aku melihat mu di Gereja. Seperti orang bodoh aku tersenyum menatap mu yang berada beberapa meter di hadapan ku.
Kenapa aku baru tau jika kamu sudah ada di jogja?? Bagaimana bisa bahkan sudah beberapa hari kamu disini tapi aku sama sekali tidak tau.
Masih sama kamu pura-pura tidak melihat ku padahal aku tepat berada di hadapan ku. Apa aku melakukan kesalahan lagi??? Atau kamu memang sudah tidak menginginkan kehadiran ku lagi???
Aku masih fokus menatap mu, meski kamu terus saja bertingkah seolah aku tak ada di sekitar mu. Aku hanya mampu menatap punggung mu yang berada satu baris di depan ku.
Rasa rindu ini masih dengan kurang ajar menelusup masuk meski bertahun-tahun lamanya aku mencoba menyangkal rasa ini. Tapi sayangnya masih saja sama, kamu masih ada dan menjadi seseorang yang menempati urutan pertama.
Sepanjang ibadah aku masih menatap mu, tak rela aku melepas mata ku untuk menangkap sosok mu. Merekam setiap gerakan yang kamu buat semakin membuat ku merindukan mu.
Saat ibadah sudah berakhir aku sengaja menunggu mu hanya sekedar menatap mu lebih dekat dari ini. Apa kamu mengingat dia?? Dia yang dulu kamu akui sebagai orang yang kamu sukai. Seseorang yang pernah aku sukai dalam diam ku beberapa waktu lalu.
Tapi aku sadar, dia tidak pernah sebentar saja menatap ku sebagai seseorang yang spesial. Dan pun kamu juga mengakui bahwa kamu sudah tidak lagi menyukai nya.
Dan nyatanya ketika dia tidak pernah menatap ku rasanya tak sesakit saat kamu mengabaikan ku seperti ini. Jauh lebih sakit ketika kamu tak menatap ku daripada aku mencintai dia dalam diam selama bertahun-tahun lalu.
Aku mencoba mengajak mu bicara dan yang keluar dari mulut ku hanya kata "hai". Ahhh betapa bodoh nya aku tapi ya sudah tak apa setidaknya kamu mau sebentar saja melihat ku.
Rasanya sakit aku tak sanggup lagi memendam semua setelah beberapa tahun aku bungkam dengan sikap mu yang seperti ini. Ku mohon jangan abaikan aku seperti ini, rasanya sungguh sakit bahkan lebih sakit daripada di tolak dia.
Apa aku benar-benar mencintai mu??? Tapi selama ini aku masih suka cowok kok. Aku masih sering berpacaran dengan cowok bahkan terakhir aku pacaran dengan teman SMP ku dulu.
Ku pikir aku masih normal, masih menyukai lawan jenis ku tapi kenapa rasa sayang ku ke kamu seakan lebih dari sekedar kakak adek. Arrggghhh entahlah aku selalu saja frustasi setiap kali memikirkan hal ini.
Ku raih ponsel ku untuk mengetik sebuah pesan singkat untuk mu. Aku bingung harus menghubungi mu lewat mana, Wa udah kamu blok, mau Dm lewat Ig takut gak di bales terakhir Line ahh mungkin Line aja kali ya.
Syukur kalau di bales kalau engga ya sudah berarti bener aku gak pernah penting di hidup dia simple kan ya. Oke tarik nafas dulu lah kenapa jadi grogi gini padahal aku kan cuma mau ngajak dia jalan buat terakhir kali.
Flashback off :Setelah kesalahpahaman itu berlalu justru aku yang gelisah menunggu sore hari. Huft... aku gugup seperti akan bertemu seseorang yang benar-benar spesial.
Takdir macam apalagi ini??? Hari ini aku pergi berdua dengan mu meski hanya 2 jam waktu yang kita habiskan bersama.
Kamu tau... rasanya jantung ku ingin meledak saat kamu menatap ku begitu lekat. Aku tak mampu menahan bibir ku untuk tak terangkat.
Aku menyukai nya saat kamu menatap ku dengan senyum tipis yang menghiasi wajah mu. Kamu sudah berubah sekarang cha, berubah menjadi gadis yang nampak lebih dewasa.
Baju lengan panjang warna hitam, celana panjang biru dongker dan sepatu nike yang membuat mu tetap mempesona di mata ku. Ditambah dengan kacamata bulat kekinian yang bertengger menghiasi wajah lucu mu.
Aku menikmatinya saat kita makan dan tangan ku bergerak tanpa aba-aba untuk menggenggam tangan mu. Sikap mu masih sama, posesif tak ingin ada sesuatupun yang aku sembunyikan dari mu.
Lagi dan lagi aku hanya bisa tersenyum ketika mengingat bagaimana kamu bersikap layaknya kamu adalah pacar ku yang punya akses bebas untuk tau seluruh isi ponselku. Dan entah kenapa kamu masih orang yang sama yang mampu membuat ku menuruti permintaan mu.
Bahkan ketika ada beberapa pesan masuk dari ponsel ku kamu mengambil alih dan membalasnya. Sama seperti seorang pacar yang tidak suka ketika pacarnya di ganggu orang lain.
Tak banyak yang kita bicarakan tapi kamu masih terus saja menatap ku tanpa suara. Tuhan cobaan macam apa lagi ini??? Ada apa dengan jantung ku??? Kenapa detakan nya masih seperti dulu???
Jujur aku ingin sekali memelukmu tapi aku takut sikap mu berubah karna sikap ku. Bahkan saat kita di motor aku hanya ingin sekali saja memelukmu. Tapi ku tahan egoku, aku tak ingin kamu mendengar detakan jantung ku.
Lisca : " Kak... aku minta maaf..."
Ririz : " untuk??"
Lisca : " untuk sikap ku selama ini, maaf karna aku cuekin kamu "
Ririz : " emm ya..."
Lisca : " makasih buat hari ini dan semuanya"
Ririz : " maksudnya?"
Lisca : " makasih karna masih jadi orang yg sama buat aku..."TAMAT
Haiiii balik lagi nih disini cuma mau selesai in ini cerita, maaf kalau endingnya kek gitu 😄 kisah nya udah berakhir sama seperti kedekatan kami yang sudah selesai.
K
alau ada yg tanya ini cerita asli nya kisah nyata atau bukan??? Pikir aja sendiri deh ya terserah mau di bilang mek mana pula.
Tapi intinya jangan nilai buku dari sampulnya, jangan nilai orang lain dengan penilaian sempit 😄 kenal langsung jangan cuma katanya doang.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Diary ( GxG )
RandomUjian Mu sungguh besar membuat ku terjebak antara Tuhan, Dosa, dan Dia yang membuat hati ku bergetar. Jika ini salah kenapa rasa itu hadir untuk dia yang sama sekali tidak bisa aku miliki?? ~ Ririz ~