Chaerin~ Chaerinn~
Taman kota. Aku bersenandung ria menyebut namaku sendiri. Sambil melihat kesana kemari. Entah. Hari ini aku ingin kesini saja, disela aktivitas kerjaku.
Taman kota ini tampak sepi. Tentu saja, sekarang kan memang jam produktif. Hanya tampak beberapa ibu dengan anak mereka yang masih kecil. Juga tampak beberapa orang yang tampaknya seumuran denganku. Terburu-buru dalam mengejar waktu.
Hei sebentar.
"Permisi adik kecil. Kamu sendirian?" Anak kecil di depanku hanya menunduk. Tak menjawab.
"Kamu malu ya? Kok gak jawab?" Tanyaku lagi masih dengan nada lembut.
"Soalnya aku ga dibolehin ngobrol sama orang asing." Okei. Untuk kali ini dia menjawab dengan jawaban yang 'wah'.
Kau juga dulu diajarkan seperti itu,kan? Maklumi sajaa.. -Chaerin
"Emm yaudah. Aku boleh ga kenalan sama kamu?" Aku menurunkan diriku agar wajah kami dapat bertemu.
"Nama aku, Kim Chaerin." Kataku sambil mengajaknya berjabat tangan.
Ia masih tampak malu-malu. Sambil memegang erat balon hijau yang sedari tadi menemaninya.
"Aku juga diajarin gitu kok sama mamaku. Tapi aku kan, bukan orang jahat. Jadi, kenalan yuk?" Ajakku lagi. Ia mulai mengangkat wajahnya untuk menatapku.
"Aku,.. Aku Kang Minjung. Umurku 3 tahun." Jawabnya yang membuat batinku berkata, akhirnyaaa
Aku duduk disebelahnya. Mencoba memulai percakapan.
"Kamu kesini sendiri? Daritadi aku liatin kayaknya kamu cuma sama balon kamu aja." Tanyaku mengawali keakraban kami.
"Engga, aku sama paman aku. Tapi tadi aku ditinggal. Jadi aku diam aja di sini. Mungkin paman bakalan kesini lagi." Jawabannya membuatku terkejut.
Ditinggaaalll?? -Chaerin
"Kamu mau cari paman kamu? Aku bantu cariin dehh.." tawarku. Yaiyalah. Otomatis rasa keibuanku muncul. Bagaimana bisa anak kecil seperti dia ditinggal begitu saja.
"Aku gamau. Abis paman daritadi cuma asik sama perempuan itu. Aku aja dikasih balon ini supaya diem kata perempuan itu. Aku lagi ngambek sama dia." Kata Minjung lagi.
Perempuan? Pacarnya? Bisa-bisanya keponakannya sendiri ia tinggal?
"Emm yaudah dehh.. kamu mau ga temenin aku keliling taman ini? Abis aku gapunya temen buat diajakin." Ajakku padanya, yang sebenarnya niatku itu untuk mempertemukan Minjung dengan pamannya.
"Mm.. oke." Kata dia tersenyum manis.
.
.
.
Aku terus-terusan mengajaknya berkeliling. Sampai di suatu tempat, ia tiba-tiba berhenti.
"Paman.." suaranya yang seperti berbisik itu masih sedikit terdengar ditelingaku.
Aku melihat ke arah dimana ia melihat. Tampak dua sejoli yang memang sedang berpegangan tangan di sebuah kursi taman.
Sang wanita menyender dibahu prianya. Tapi si pria tampak hanya melihat sekeliling tanpa peduli wanita disebelahnya.
Kami berdiam cukup lama disitu. Hingga si pria tersebut menyadari kehadiran kami dan bersegera menghampiri.
"Minjung-ahhh.." panggil pria itu sambil berlari ke arah kami. Raut wajahnya terlihat khawatir.
Minjung -yang merasa namanya disebut- memintaku bersegera menggendongnya.
"Kamu kemana aja, Minjung-ah?" Tanyanya pada Minjung yang berada dalam gendonganku. Minjung tampak berkali-kali menghindari bertatapan dengan pria ini.
"Jae? Siapa?" Wanita yang tadi berada di sebelah pria itu ikut menghampiri kami.
"Ah. Ini..." tampak pria itu kebingungan.
"Ini keponakan aku. Sama.. samm.. samaa.. pacar aku." Kata pria itu lagi.
Sebentar.
Selain Minjung, di sini kan hanya ada aku.
Lalu? Yang ia bilang pacar siapa? Bukankah wanita itu adalah pacarnya?
"Emm.. Jungyoon-ah. Sudah cukup ya, mereka bilang ibu memintaku pulang. Dah." Setelah ia mengatakan itu pada wanita yang masih tampak kebingungan itu, ia segera menarik kami menjauh.
~~~~~
"Minjung-ahhh.. maafkan samchon.." Minjung sedari tadi hanya berdiam di pangkuanku. Sambil sesekali memainkan jari jemariku.
Pria itu, ku ketahui bahwa namanya adalah Jung Jaehyun. Tadi kami sempat berkenalan tentunya.
"Nona.. siapa namamu?ah iya, Chaerin. Terima kasih banyakk.. maaf aku merepotkanmu." Katanya padaku setelah berkali-kali ia mengajak berbicara Minjung tapi tak dianggap.
Kayak judul lagu? -author
Ok. Abaikan."Iyaa..." jawabku sekenanya.
Entah kenapa, aku juga ikut-ikutan merasa kesal pada pria ini. Bagaimana tidak? Dia dengan seenaknya meninggalkan anak kecil di taman yang luas.
Aku tau kalau aku memang bukan siapa-siapanya. Tapi setidaknya, rasa keibuanku muncul. Apalagi, ia lebih memilih wanita itu dibanding keponakannya. Mungkin, pengakuan yang terakhir juga termasuk.
"Emm.. maafkan juga tadi seenaknya aku bilang kalau kau pacarku." Katanya lagi. Kannn. Itu yang kumaksud.
Kami masih terdiam. Terlebih aku dan Minjung yang hanya menatap keluar. Sedangkan dia yang tampak gugup padahal sedang mengendarai mobil.
"Emm aku lapar. Kita ke tempat makan dulu, ya?" Ajaknya yang langsung membawa kami pergi.
~~~~~
Cr background : google
~~~~~
Salam semua. Seconite hadir. Maaf untuk part ini, Jaehyun gw buat agak jahat.
Untuk cerita kali ini, vote+comment amat diperlukan. Ga terlalu susah bukan?
Btw. Cewek yang sama Jaehyun, itu siapa hayohhh~
Hope you enjoy it!
Regards,
Seconite♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Workman Lovestory
Fanfiction[COMPLETED] Mungkin Jaehyun harus berterima kasih pada keponakannya yang mempertemukan ia dengan wanita itu. . . . . . . Typo masih banyak berkeliaran. Maaf, karena masih perlu banyak belajar. Projek iseng mumpung ada imajinasi. Ga cuman cerita bia...