.2.

1.4K 96 1
                                    

"Imo.. makanannya enak sekali.." kata Minjung sambil memamerkan perutnya yang ia perlihatkan tampak menggembung. Tanda bahwa ia merasa kenyang. Disertai senyuman pada bibirnya yang mungil.

Ya, pria itu -Jaehyun- mengajak kami ke tempat makan yang merupakan cabang dari perusahaanku bekerja. Tentu saja aku tau betul menu yang pas untuk mereka.

Sebenarnya, ada sedikit rasa segan pada diriku untuk diajaknya. Tentu disamping rasa kesalku padanya. Apalagi aku seperti terlalu ikut-ikutan atas masalah yang mungkin bersifat pribadi.

"Emm.. Jaehyun-ssi. Terima kasih kau mengajakku kesini. Maaf juga kalau merepotkan." Kataku dengan tawa yang tampak seperti -aku merasa ga enak-.

"Gapapa.. kan aku yang harusnya bilang begitu. Makasih ya. Maaf, seharusnya aku tidak meninggalkan Minjung begitu saja." Kata Jaehyun sambil tersenyum. Disertai lesung pada pipinya yang membuat ia tampak makin manis.

Sebentar.

Apaaa??? -author
Ok. Abaikan. Author rese.

Minjung tampak menengok sedikit. Lalu, kembali pada eskrim yang berada pada menu.

"Aku mau yang itu!" Tunjuk Minjung pada sebuah eskrim cup 3 rasa.

"Kau mau yang itu, Minjung-ah?" Tanya Jaehyun pada keponakannya ini. Yang masih berada pada gendonganku.

Minjung mengangguk pelan sambil tersenyum malu.

"Baiklah.. aku akan membelikannya untukmu." Kata Jaehyun sambil mengusap pucuk kepala Minjung lembut.

Pelayan itu pun bersegera menyiapkan pesanan Minjung.

Aku melihat sekeliling. Beberapa pelayan yang mengenaliku merunduk tanda memberi salam. Aku tentu saja membalas salam mereka.

"Chae? Ayo, kita kembali ke mobil!" Ajak Jaehyun menyadarkanku dari tatapanku terhadap sekeliling.

~~~~~

Aku disini. Di rumah besar ini. Jaehyun mengajakku serta, untuk ikut ke rumah orangtuanya. Sebenarnya, ia hanya mengabulkan permintaan dari Minjung untuk mengajakku berkunjung.

Setelah Minjung bersegera turun dari gendonganku, ia berlari. Entah. Aku tak tau siapa yang ia ingin tunjukkan padaku sampai terburu-buru seperti itu.

Tak lama setelahnya, ia menggandeng wanita yang tampak awet muda dari umur aslinya. Sambil samar-samar kudengar ia memanggilnya 'halmeoni'.

"Ah... ini yang namanya nona Chaerin?" Tanya wanita itu.

Aku yang merasa namaku disebut pun, tersenyum. Sedikit membungkuk memberi salam.

"Imo baik sekali, halmeoni." Kata Minjung sambil memeluk kakiku yang pas dengan tingginya.

"Ayo, nona Chaerin. Mari masuk. Kebetulan aku sempat buat beberapa camilan. Kan sayang kalau kamu ga coba." Kata wanita itu lagi.

Ia duduk di sofa yang berada di ruang tengah rumah ini. Akupun ikut duduk di dekatnya. Minjung juga. Jaehyun? Ia menuju kamarnya. Ia bilang mau ganti baju terlebih dahulu.

"Ah.. terima kasih,..." kataku terpotong.

"Aku Hwang Minyoung.  Kata ia menjawab seakan tau apa yang kumaksud.

Aku tersenyum sambil meneguk minuman yang ia sediakan. Aku tersenyum melihat Minjung yang memainkan jari-jariku.

"Hmm.. seperti yang kau lihat, aku sudah jadi nenek-nenek." Katanya sambil mengelus pucuk kepala Minjung dan tersenyum manis.

"Ah? Gwaenchanayo ahjumma.." sebelum aku melanjutkan, ia memotong.

"Panggil aku 'ibu' saja." Katanya.

Workman LovestoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang