.29.

397 24 0
                                    

Senin pagi. Aku berada di tempat tinggal orang lain. Maksudku, orang lain ini adalah kekasihku. Hehe

Dia semalam bercerita. Tentang mengapa tidak semua kerabatnya tau rumah ini. Hanya ke-17 temannya dan aku saja. Serta keluarganya pasti.

Oh, iya. Aku juga diperkenalkan olehnya. Kepada 17 temannya. Yang menurutkuu.. lumayan super.

Iya. Jaehyun semalam mengajak temannya kesini. Dia mengadakan pesta dadakan. Pajak jadian sebutannya. Dengan makanan yang di pesan sesuai keinginan masing-masing.

Kaya amat jaehyun:")) -author mata duitan

Setelah makan dan sedikit berbincang, Jaehyun mempersilahkanku untuk ke kamar duluan. Mengingat hanya aku yang perempuan di sana.

Oh, iya. Kamar kami dipisah. Memang banyak kamar kosong di rumah ini.

Oke. Kembali ke kenyataan. Sekarang pagi. Dan aku tentunya harus sarapan.

Jaehyun sudah mengijinkanku untuk sebebasnya menggunakan dapurnya. Katanya,"calon udah pasti dibolehin."

Mengerti kan, maksudnya?

Jaehyun sudah terduduk rapih di meja makan. Menungguku yang sedang platting terhadap makanan ini.

Kami sudah sama-sama mandi dan berpakaian siap berangkat kerja. Yahh walau Jaehyun belum memakai jasnya.

Tapi dengan begitu, hatiku berdegup cepat. Haduh.. sepertinya pipiku merona.

"Kenapa, ay?" Tanyanya saat aku berdiri termangu.

Aku kembali tersadar. Dan berkata bahwa aku baik-baik saja. Lalu, memberikan bagian sarapan untuknya.

Setelah selesai, aku mencuci dan membereskannya. Piringnya maksudku. Dan bersegera beranjak ke kantor masing-masing.






.















.


















.
















Pagi kami tak luput dari pertengkaran kecil. Antara aku dan Jaehyun.

Aku bersikeras untuk berangkat menggunakan angkutan umum. Tapi Jaehyun bersikeras juga melarangku. Ia bilang, aku tak baik naik angkutan umum.

Memang, aku memakai pakaian kantor biasa. Tapi, rok yang aku pakai kali ini, agak ketat dan pendek. Jaehyun tak suka aku ditatap lelaki lain dengan pandangan 'wah'.

Akhirnya, aku mengalah. Dengan syarat, ia tak boleh selalu mengantarku. Ia hanya mengangguk. Setelahnya ia berkata,"tapi ga janji, ya."










.













.










Kami sampai. Di tempat kerjaku pastinya. Jaehyun akan mengantarkanku lebih dulu bukan? Sebelum ia berangkat ke tempat kerjanya.

Ia turun dari mobilnya dan menuju ke arahku yang sudah terlebih dahulu turun. Memelukku sebentar. Dan mengucap beberapa kata penyemangat untuk masing-masing.

Lalu, ia pergi. Menuju kantornya sudah pasti












.












.













.












Workman LovestoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang