.7.

757 59 2
                                    

Chaerin baru saja pulang dari kantornya. Tidak. Kali ini ia benar-benar dari kantornya. Bukan dari tempat ia melakukan survei.

Dia menunggu dipinggiran trotoar, barangkali ada taksi yang lewat. Benar saja, tak lama taksipun datang.


















.
























.
























"Terima kasih, pak." kata Chaerin setelah ia keluar dari taksi dan memberi beberapa lembar uang pada pak supir. Tak lupa ia membungkuk hormat.

Taksi itu pergi, Chaerin pun menuju apartemennya yang berada di lantai 5.






















.





















.






























Sesampainya, ia mengetikkan beberapa angka password apartemennya.

"Ee- HEH! NGAPAIN LO DISINI?! MAKE NGAGETIN GUA SEGALA LAGI! HAH?!" ia guys itu Chaerin yang ngomong.

Bussiness woman yang turun derajat. Secara drastis.

"Biasa aja dong. Komuk lu ampe segitunya." Kata orang yang menjadi penyebab Chaerin mengeluarkan sifatnya yang jarang hadir tersebut.

Mau tau siapa?

Mauuu~ -author

Yakin nihh?

Yaqin seyaqin yaqinnya -author

Okede.

Itu..














Mingyu. Hehe

"Gua mau ngasih ini nih. Berkas yang buat lu bawa lusa. Besok gua udah harus prepare buat ke Paris." Kata Mingyu.

Oh iya. Mingyu waktu itu bilang bakalan ngirim berkas ke sini ya? -Chaerin

"Oh. Udah makan?" Tanya Chaerin. Walau wajahnya fokus pada apa yang ia lakukan -merapikan sekitarnya- tapi terdengar kalau nada bicaranya mengisyaratkan ia peduli.

"Belom, ka. Hehe." Jawab Mingyu cengengesan.

"Yaudah. Diem. Gua buatin makan malem. Makannya disini, bareng." Kata Chaerin mulai beranjak menuju dapur -mini- nya.

~~~~~

Disinilah aku. Aku sudah berada di lobby gedung JungDistribution. Belum jam 9 memang. Oleh karena itu, aku menunggu disini sampai waktu yang telah ditentukan.

"Permisi, nona. Nona bisa ke aula di lantai 6. Dan dipersilahkan menunggu disana saja." Resepsionis yang mejanya tak jauh dari aku berada, menghampiriku.

Tadi memang aku sempat berbincang dengannya mengenai rapat yang akan diadakan. Dan meminta tolong kalau ada informasi apa-apa diberitahukan kepadaku.

Aku pun mengikuti petunjuk dari resepsionis tersebut menuju tempat yang ditentukan.

Sambil menunggu, aku memainkan ponselku. Memberi kabar pada Mingyu, dan menanyakan kabarnya disana, dan beberapa kali menjawab pesan yang masuk.

Beberapa orang sudah masuk ke ruangan ini. Ada yang aku kenal, juga ada yang tidak. Maklum, aku jarang ikut rapat urusan perusahaan. Aku lebih sering fokus pada cabang yang aku bawa.

Workman LovestoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang