.18.

486 32 0
                                    

Musim panas tiba. Beberapa orang menyambutnya dengan baik. Apalagi, musim panas dapat membuat beberapa orang berkumpul.

Aku juga. Malam ini, saturday night. Waktu dimana beberapa orang melaksanakan pestanya. Menikmati alunan musik dan larut di dalamnya.

Aku diundang oleh perusahaan kerabat. Untuk menghadiri salah satu pesta yang dilaksanakan pada sabtu malam.

Yang aku tau, Jaehyun juga diundang. Aku sedikit banyak, bersyukur akan hal itu. Ia juga dengan sukarela menawarkan diri untuk menjadi pelindungku. Katanya.

Aku dijemput -lagi- olehnya. Sudah pasti ia membawa mobil. Tak mungkin, kan motor? Lagipula, jarang ia membawa motor sportnya.

Aku memakai dress hitam. Dengan ikat pinggang yang warnanya senada. Juga kuikalkan sedikit rambutku.

Sudah cukup. Menurutku.

Segera aku turun ke lobby apartemen. Agar Jaehyun tak terlalu lama menunggu. Tapi seepertinya, dia juga baru sampai.

Aku mengaitkan lenganku pada lengannya. Sebelum ia sempat mentautkan jari jemari kami.

Dan bersegera menuju pesta tersebut.











.

















.














Ramai. Satu kata terlintas dalam benakku secara terus menerus.

Ya, memang ramai. Walau aku tau, banyak pengusaha di dalam ruangan ini, tapi kenapa mereka semua tampak seumuran denganku? Atau tahta jabatan sudah turun pada pewarisnya?

Aku masih belum melepaskan kaitan lenganku pada Jaehyun. Aku takut, terlalu ramai.

Kami berkeliling ruangan ini. Menikmati hidangan yang telah disediakan. Juga minuman yang berwarna-warni. Tampak segar dalam pandangan.

Kami juga sempat mengobrol dengan beberapa orang yang kami kenal. Tak jarang juga banyak yang bertanya, apa kami sepasang kekasih?

"Doakan saja." Itu yang selalu Jaehyun katakan untuk menjawab pertanyaan semacamnya.

Sekiranya sudah cukup kami berkeliling, kami pun berhenti sejenak. Di tempat yang berjarak kira-kira 100 meter dari pintu keluar.

Sebentar lagi, waktu minum tiba. Maksudku, minum-minuman yang dapat memabukkan. Sudah pasti aku tak akan melakukannya.

"Ay. Aku ke toilet sebentar ya?" Kata Jaehyun. Aku hanya mengangguk. Kaitan lengan kami terputus. Dan dia bersegera menuju toilet terdekat.

Terdengar suara bahwa waktunya telah tiba. Banyak pelayan yang mengantarkan minuman itu keliling. Aku juga sempat ditawarkan, dan aku tentu menolak.

Beberapa orang juga tampak sudah mabuk. Padahal sepertinya, mereka baru minum 2 gelas.

"Hei, nona~" kata seseorang. Sepertinya ia berkata padaku. Karena setelahnya, ada tangan yang meraih pundakku.

Aku otomatis menoleh.

Tampak lelaki yang sepertinya sudah kepala tiga. Ia mabuk. Tampak dari cara jalannya yang sempoyongan.

"Kau cantik nona~" katanya seduktif. Ia tersenyum bagai psikopat yang menginginkan wanita semacamku.

Tentu aku ketakutan.

Kebetulan dress yang kupakai berakhir di pahaku bagian atas. Dan tampaknya, dia tergiur akan hal itu.

Berkali-kali ia berusaha meraihnya. Berkali-kali pula aku mendorongnya menjauh.

Workman LovestoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang