PART 3

14.4K 1.1K 14
                                    

"Tau kah kamu disini ada seseorang yang menderita dari apa yang kamu perbuat" - Deva

Setelah kejadian 5 hari lalu kehidupan Deva kini semakin kacau. Setelah diusir dari rumahnya dan kini dia tak dianggap anak lagi oleh kedua orang tuanya Deva kini harus berjuang mati-matian untuk bertahan hidup.

Mencari kerja kesana-kemari demi mendapatkan sepeser uang. Dahulu meskipun dia diusir dari rumahnya tapi dia tetap akan mendapatkan uang untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari walaupun sedikit. Namun sekarang Deva harus benar-benar berkerja keras untuk semua itu.

"Gue harus cari kerja di mana lagi" ucapnya frustasi sambil duduk di atas jembatan penyebrangan.

"Semua tempat udah gue datengin dan mereka semua butuhnya minimal lulusan S1" ucap Deva masih pusing pasalnya semenjak dari tadi dia melamar pekerjaan namun tidak ada yang mau menerimanya yang belum lulus SMA.

"Ya ampun mas jangan bunuh diri mas, bunuh diri itu dosa ntar mas masuk neraka,turun mas turun kalau mas ada masalah cerita aja sama saya ngak papa" panggil seseorang perempuan kira-kira sepantaran dengan dia yang tiba-tiba muncul dari seberang jalan untuk memperingatkan Deva.

"Siapa lo? Ngapain mangil gue" tanya Deva bingung pasalnya gadis yang memanggilnya itu menyerukan agar dia tak bunuh diri.

"Yaelah mas ngapain diatas sana pake ngelamun lagi ayo turun ntar jatuh lagi. Bunuh diri itu dosa lho mas" ucap perempuan itu kembali pada Deva.

"Siapa yang mau bunuh diri sih, ngapain lo perduli sama gue. Lagian kita kan gak kenal" ucap Deva sewot pada orang yang memangilnya tersebut.

"Yeelah mas maksud saya kan baik. Lagian saya  juga ngak tau kalau masnya mau bunuh diri atau ngak. Kan saya cuma ingetin mas aja" ucap Gadis itu pada Deva

"Sok tau sih lo"

"Ya maaf mas, Oiya mas hati-hati biasanya jam segini ada orang gila yang biasanya muncul. Saya cuma kasihan sama masnya kalau ntar pas lagi enak diatas sana terus tiba-tiba disamperin orang gila kan gak enak." lanjut gadis itu memberi peringatan kepada Deva.

"Nih ya mbak saya ucapin makasih sebanyak-banyaknya tapi maaf ya saya ngak takut sama yang namanya orang gila atau apalah itu. Saya cuma takutnya sama Tuhan. Sekarang mending mbaknya pulang ngak usah ngurusin saya lagi, saya lagi pusing mbak." ucap Dava pada seorang perempuan yang baru ditemuinya itu.

"Ya udahlah masnya udah saya ingetin juga. Nih kalau mas ketemu sama orang gilanya mungkin mas bisa ajak diskusi kali biar masalahnya hilang. Saya pamit pergi dulu ya mas permisi" ucap gadis itu pergi meningalkan Deva yang masih pusing memikirkan nasibnya.

"Emang lo pikir gue gila apa ngajak orang gila ngomong" teriak Deva pada gadis yang perlahan menghilang dibalik kendaraan yang lalu lalang melintasi jalan.

"Lama-lama gue bisa gila beneran kali." gerutu Deva sambil berjalan meninggalkan jalanan itu menuju ke kontraknya.

Hari ini Deva sengaja tidak bersekolah demi mencari sebuah perkerjaan. Lagi pula saat dia disekolah Deva bakalan ditagih lagi sama pihak TU untuk membayar uang SPP bulan ini dan bulan yang lalu karena akan UAS namun apa daya Deva kini memang tak memiliki sepeser uang pun. Maka jalan satu-satunya adalah mencari pekerjaan untuk bertahan hidup dan membayar tunggakan SPPnya itu.

TEARS (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang