1 tahun sebelumnya.
Saat kejadian besar terjadiSaat ini Deva tepat berada dikelas 10 sedang disibukan oleh kegiatan amal yang dilakukan oleh pihak sekolahnya selama 3 hari 2 malam di daerah Puncak dan sebagai siswa baru Deva diwajibkan untuk berpartisipasi dalam kegiatan amal tersebut.
"Deva saya bisa minta tolong sama kamu ngak?" panggil seorang guru bernama bu Agatha yang menghentikan aktifitas Deva saat ini.
"Bisa bu, minta tolong apa ya?" tanya Deva bingung.
"Nanti kamu jadi ketua koordinator acara kegiatan disini ya?" tunjuk bu Agatha ke Deva.
"Saya bu yang jadi ketua?" tanya Deva sambil menunjuk dirinya sendiri untuk memastikan.
"Iya kamu yang jadi ketua koordinatornya. Kamu mau ya? Alex kan lagi sakit dia ngak bisa jadi ketua koordinator jadi kamu ya yang gantiiin.
"Ibu yakin sama saya" ucap Deva kembali memastikan.
"Iya ibu percaya sama kamu. Kamu itu anak yang bertanggung jawab" ucap bu Agatha memberikan kepercayaan untuk Deva.
"Jadi gimana? Kamu setujukan?" tanya bu Agatha kembali.
"Iya bu kalau ibu percaya sama saya. Saya setuju jadi ketua acara ini" ucap Deva menyetujui perintah bu Agatha.
"Syukurlah kalau kamu sudah setuju, oiya kamu bisa koordinasi sama pak Bagas buat atur anak-anak selama kegiatan amal ini" perintah bu Agatha.
"Iya bu saya nanti bakalan koordinasi sama pak Bagas"
"Ya udah kalau gitu, sekarang kamu bisa kembali untuk bantuin anak-anak yang lain untuk mendirikan tenda ya, ibu tinggal dulu kalau ada yang penting kamu bisa temui ibu ditenda pengawas" ucap bu Agatha sambil meninggalkan Deva.
"Iya bu saya paham"
.
.
Sementara itu Rafa yang mendengar Deva ditunjuk oleh bu Agatha untuk menjadi ketua koordinasi mengantikan Alex yang sedang sakit muncul terbesitlah rasa iri dan ingin membuat nama Deva jelek untuk saat ini. Rafa tak habis pikir kenapa bukan dia yang ditunjuk oleh bu Agatha mengingat prestasi dia jauh lebih baik dari pada Deva.
"Lo itu udah rebut semuanya dari gue Deva, dan gue ngak akan ngebiarin semua itu" ucap Rafa tersenyum licik karena dia memiliki rencana yang cukup menarik untuk Deva saudara tirinya itu.
"Well Deva kita lihat aja siapa yang akan menderita" ucap Rafa tersenyum miring sembari meninggalkan tempat itu.
Dan benar saja semua yang direncanakan Rafa berjalan lancar. Kekacauan jalannya acara-acara amal kali ini benar-benar membuat sekolah rugi cukup besar dan kini semua orang berbalik menyalahkan Deva karena sebagai ketua tidak becus mengatur acara amal kali ini. Padahal jika ditelusuri kembali adanya campur tangan orang ketiga yaitu Rafa yang membuat kacau.
"Lo itu dari mana aja sih Dev bukannya lo itu ketua koordinator. Kemana lo semalem sampai-sampai bisa kaya gini" ucap Rafa beracting.
"Pak, bu saya bisa jelasin semua" ucap Deva ingin menjelaskan semuannya.
"Kamu mau jelasin apa Deva? Kamu udah buat kepercayaan yang ibu kasih ke kamu hancur. Kamu lihat apa yang kamu lakukan dalam waktu semalam saja mampu menghancurkan rencana yang kita sudah siapkan selama 3 bulan terakhir ini" ucap bu Agatha kepada Deva.
"Tapi bu sa--"
"Kamu mau menyangkal apa lagi Deva? Kamu ngak lihat ini akibat ulah kamu apa yang terjadi. Saya menyesal menunjuk kamu menjadi ketua Deva kalau seperti ini akhirnya" ucap bu Agatha menghakimi Deva.
KAMU SEDANG MEMBACA
TEARS (Completed)
Teen FictionWARNING PLAGIAT DI LARANG MENDEKAT!!! Setiap orang punya harapan bukan? Begitu pula aku - Devario Anggara. #1 in Deva 12-10-2018 #1 in Rafa 18-10-2018 #1 in brotherhood 19-01-2019 #2 in Sickstoryarea 04-06-2019 #3 in Alone 01-07-2018 #7 in brothers...