Benar kata orang tak ada kata yang lebih bahagia saat bersama dengan mu - Niken
.
.
Semenjak Deva sadar seminggu yang lalu kini kondisinya semakin saja membaik, sementara ginjal baru milik Deva juga rupanya memberikan respon yang cukup baik dengan tubuh Deva.
"Dev ayo makan" ucap Niken saat ingin menyuapi Deva dengan bubur khas masakan rumah sakit.
"Ngak mau Ken, ngak enak" ucap Deva sambil membungkam mulutnya rapat-rapat.
"Ayo Dev dikit aja, kamu belum makan dari tadi gimana bisa minum obatnya? Katanya mau cepet pulang" ucap Niken mulai galak ke Deva.
"Ya tapi ngak bubur ini Ken, kan ada nasi" tawar Deva yang masih membungkam rapat-rapat mulutnya.
"Ngak bisa, kamu abis operasi makannya bubur ngak bisa nasi" ucap Niken galak.
"Udah ayo makan" lanjut Niken.
"Beli bubur aja di luar Ken, gue ngak bisa makan bubur disini ngak enak" ucap Deva membujuk lagi.
"Mana ada, udah makan aja. Emang sebegitu ngak enak ya buburnya" ucap Niken ngak mau kalah.
"Lo mending cobain deh Ken" ucap Deva menyuruh Niken untuk mencoba.
"Hais... Aku makan 1 kali kalau menurut aku enak kamu harus makan" ucap Niken mencoba sedikit dan benar saja rasa hambar, tawar dan lembek saat pertama kali bubur itu masuk dalam tenggorokan membuat Niken ingin muntah seketika.
Pantas Deva ngak mau makan.
"Gimana? Enak?" tanya Deva menahan senyum ketika melihat wajah masam Niken. Sungguh kalau Deva bisa tertawa kencang sedari tadi pasti dia sudah tertawa mengetawai raut wajah Niken tampak lucu itu.
"Ahh bodo amat mau enak ngak pakoknya kamu harus makan" ucap Niken final pada akhirnya.
"Ngak" ucap Deva kembali membekap mulutnya rapat-rapat.
Clekk
"Mama" teriak Deva saat mendengar pintu kamarnya dibuka.
"Astaga Deva ada apa?" tanya Irene kaget yang baru saja masuk ruangan Deva di rawat.
"Maa bilangin Niken Deva ngak mau makan buburnya, ngak enak" ucapnya masih membekap mulutnya. Sementara itu Niken masih saja membujuk untuk Deva membuka mulut.
"Astaga mama kira ada apa Deva" ucap Irene sembari ketawa melihat tingkah kedua sejoli didepannya itu.
"Ayo Dev makan" ucap Niken sekali lagi.
"Ngak mau" ucap Deva juga tetap dalam pendiriannya.
"Udah-udah Niken kalau Deva ngak mau buburnya ngak pa-pa jangan dipaksa, Deva makan ini aja tadi mama udah masakin kamu bubur dirumah" ucap Irene mengeluarkan sebuah tupperware berwarna ungu yang berisi bubur untuk Deva.
"Akhirnyaa" ucap Deva lega ketika bubur milik rumah sakit itu ditaruh Niken di atas nakas sebelah tempat tidurnya. Jujur saja bubur itu rasanya begitu hambar dan lembek apalagi dimulut Deva yang masih belum bisa mencerna makanan dengan baik, lebih baik Deva ngak makan aja.
"Sini mama suapin" ucap Irene sembari menyodorkan sesendok bubur ke Deva yang kemudian dimakan oleh Deva.
"Nih mama tadi udah feeling kalau kamu ngak bakalan mau makan bubur disini ya udah mama bikinin ini" ucap Irene yang masih menyuapi Deva. Sementara Niken hanya bisa terharu melihat interaksi antara ibu dan anak itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
TEARS (Completed)
Teen FictionWARNING PLAGIAT DI LARANG MENDEKAT!!! Setiap orang punya harapan bukan? Begitu pula aku - Devario Anggara. #1 in Deva 12-10-2018 #1 in Rafa 18-10-2018 #1 in brotherhood 19-01-2019 #2 in Sickstoryarea 04-06-2019 #3 in Alone 01-07-2018 #7 in brothers...