PART 22

9.3K 569 26
                                    

PLAKKK....

Suara tamparan keras begitu menggema diantara gelapnya malam hari yang mempu membuat sang empu terbangun karena kaget.

"PAPA!" teriak Rafa kaget karena tamparan keras meluncur dari tangan Bastian ke wajahnya yang membuat dirinya terbangun.

"Jangan pernah panggil saya papa. Anak ngak tau diuntung!" ucap Bastian tajam ke Rafa.

"Papa kenapa sih?" tanya Rafa bingung sambil memegangi pipi miliknya yang berbekas merah akibat tamparan tiba-tiba Bastian.

"Jangan panggil saya papa! Saya ngak sudi punya anak penipu kaya kamu!" ucap Bastian berteriak tepat pada Rafa.

"Mas tenang jangan kaya gini kasihan Rafa" ucap Irene yang menenangkan Bastian yang mengamuk setelah mendengar cerita yang Varo dan Niken ceritakan tentang Deva. Bagaimana kejahatan Rafa selama ini terhadap putranya membuat Bastian seketika gelap mata. Anak yang selama ini dia bela mati-matian dari pada anak kandungnya sendiri tega membuat sebuah cerita sandirawa yang membuat Bastian harus bertepuk tangan. Sunguh akting yang Rafa lakukan benar-benar hebat layaknya artis papan atas.

"Tenang kamu bilang tenang, masih bisa kamu tenang setelah mengetahui fakta bahwa orang yang dihadapan kamu ini adalah pembohong yang ulung" ucap Bastian tersenyum sumbang.

"Gara-gara anak ini putra kita menderita selama ini, gara-gara anak ini juga Deva harus sakit gagal ginjal. Semua karena dia" tunjuk Bastian emosi.

"Om Bastian sabar om, jangan kaya gini om kekerasaan jangan dilawan dengan kekerasan om" ucap Niken menenangkan Bastian yang begitu marah.

"Sekarang kamu keluar Rafa dari rumah ini! Saya ngak sudi punya anak kaya kamu" usir Bastian ke Rafa. Sementara Rafa yang sudah mulai paham atas situasi yang terjadi hanya bisa tersenyum remeh.

"Hahaha anda pikir saya sudi jadi anak anda? Saya ngak pernah sudi jadi anak pembunuh seperti anda!" ucap Rafa tersenyum remeh namun dibalik itu Rafa menyimpan sejumlah masalalu yang kelam.

"Apa maksud kamu?" tanya Bastian bingung.

"Anda jangan pura-pura lupa kejadian 11 tahun yang lalu. Gara-gara anak dan istri anda ini keluarga saya meninggal dunia dalam kecelakaan mobil. ORANG TUA KADUNG SAYA MENINGGAL ITU SEMUA KARENA ANDA DAN KELUARGA ANDA" teriak Rafa emosi mengingat kejadian 11 tahun yang berusaha dia lupakan dulu. Sontak Bastian dan Irene hanya bisa memucat mengingat kejadian yang terjadi sebelas tahun yang lalu.

"APAKAH ANDA PERNAH TAU KEADAAN SAYA SELEPAS ORANG TUA SAYA MENINGGAL? APAKAH ANDA TAU SAYA HARUS HIDUP DIJALAN KARENA KALUARGA ANDA!! ANDA HANYA ORANG BARU YANG DATANG KE KEHIDUPAN SAYA TANPA TAU MASA LALU SAYA YANG TELAH HANCUR KARENA ANDA!!" teriak Rafa mengungkapkan masalalu yang dipendamnya.

"Anda hanya datang disaat semuanya sudah hancur, sekarang kita impas bukan" ucap Rafa lirih sambil tersenyum sinis.

"J-jadi kamu anak dari Frans dan Imelda?" tanya Irene sadar siapa itu Rafa sebenarnya.

"Iya saya anak dari Frans dan Imelda yang meninggal karena kecelakaan 11 tahun yang lalu" ucap Rafa mengungkap suatu fakta yang selama ini dia sembunyikan.

Flashback

11 tahun yang lalu

Hari ini kebahagian sepertinya tanpa henti menghampiri keluarga Bastian. Putranya Deva berhasil memenangkan juara olimpiade dan istrinya saat ini memberi kabar bahwa dia telah hamil anak keduanya. Sunguh jika ada kata selain bahagia pasti Bastian akan gunakan saat ini juga. Hari ini pula Bastian berkeinginan untuk mengajak putranya dan istrinya untuk liburan di puncak hitung-hitung sebagai quality time yang kurang karena akhir-akhir ini dia sibuk dengan masalah kantor yang cukup menyita waktu.

TEARS (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang