Malam semakin larut menyisahkan berberapa orang yang masih terjaga entah karena berberapa faktor termaksud Niken yang saat ini bergerak gelisah sedari tadi diatas kasur. Sudah sejam lebih Niken mencoba memejamkan matanya berharap dia bisa tertidur namun hasilnya nihil. Sedari tadi pikirannya hanya melayang ke pembicaraannya dengan Irene saat di restoran tempat Deva kerja tadi.
Flashback
"Sebelum tante cerita masalah ini kamu bisa kan jamin rahasia ini?"
"Iya tante bisa bantuan apa ya?
"Jadi gini tante sebenernya kok curiga sama Rafa ya, dia aneh banget akhir-akhir ini"
"Maksud tante?" tanya Niken mengernyit bingung.
"Seminggu lalu kan tante bersih-bersih gudang terus tante nemu foto-foto Deva yang dulu sempet di pajang tapi di turunin karena Deva diusir dari rumah, nah tante berniat pasang foto itu kembali, tapi saat tante suruh bibi buat pasang foto itu Rafa tiba-tiba jadi mentang keras dan malah kelihatan ngak suka kalau foto Deva di pasang" cerita Irene ke Niken.
"Jadi tante curiga sama sifat Rafa gitu?" ulang Niken memastikan. Jujur Niken juga kaget mendengar tingkah Rafa yang semakin parah itu, Niken sebetulnya tau betul permasalahan Deva dan Rafa itu namun selama, ini Niken tidak ceritakan pada Irene maupun Bastian.
"Iya Ken kenapa ya? Tante bingung sama Rafa" ucap Irene bingung dengan sifat putranya akhir-akhir ini.
"Tante berfikiran positif aja tan, mungkin Rafa ngak mau inget-inget Deva lagi" elak Niken binggung harus menjawab apa.
"Iya sih bisa jadi, ahh tante ini terlalu berfikiran negatif" ucap Irene yang mudah percaya pada Niken.
"Iya tan, oiya Niken ngak bisa lama-lama nih tan mau kerja tugas kuliah" pamit Niken sambil melihat Deva dari kejauhan, takut Irene bisa melihat Deva.
"Ya udah ya sayang tante juga mau istirahat, kamu juga istirahat jangan tidur malem-malem udah kusut muka kamu itu" ujar Irene mengingatkan
"Iya tan" tutup Niken mengakhiri telp.
Malam itu Niken hanya bisa menyesal karena dia tidak menceritakan kebenaran tentang Deva dan Rafa pada Irene dan Bastian, Niken tidak menyangka kalau semakin lama masalah ini di biarkan akan berdampak rumit seperti saat ini.
.
.
Tokk... tok... tokk..
"Rafa ayo sarapan dulu nak" ucap Irene dari depan pintu kamar Rafa.
"Nanti aja, Rafa masih ngantuk" ucap Rafa dari dalam kamar yang kemudian bergelung kembali kedalam selimut tebal yang digunakan untuk menghalau hawa dingin dari udara dan AC kamar.
"Makan dulu Raf, papa udah nungguin tuh ntar kamu lanjut tidur lagi aja" ucap Irene masih berusaha membangunkan Rafa.
"ARGH!! MAMA TAU NGAK SIH RAFA ITU MASIH NGANTUK, JANGAN GANGGU RAFA DULU" teriak Rafa dari dalam kamar membuat Irene kaget.
"Ada apa ini kok pagi-pagi udah ribut?" ucap Bastian menghampiri Irene yang termenung di depan kamar Rafa yang tertutup rapat.
"N-ngak apa-apa kok mas" jawab Irene gugup, jujur Irene masih kaget dengan bentakan Rafa yang dia terima barusan. Pasalnya Rafa selama ini tidak pernah sedikitpun membentak seperti tadi, namun Irene harus menyembunyikan hal tadi dari Bastian agar tidak menimbulkan masalah.
"Rafa mana? Udah jam berapa ini kok belum turun" tanya Bastian sambil melihat jam dari pergelangan tangannya.
"R-Rafa tadi sedikit ngak enak badan mas, kita sarapan aja dulu biarin dia tidur kasihan" ucap Irene berbohong.
KAMU SEDANG MEMBACA
TEARS (Completed)
Teen FictionWARNING PLAGIAT DI LARANG MENDEKAT!!! Setiap orang punya harapan bukan? Begitu pula aku - Devario Anggara. #1 in Deva 12-10-2018 #1 in Rafa 18-10-2018 #1 in brotherhood 19-01-2019 #2 in Sickstoryarea 04-06-2019 #3 in Alone 01-07-2018 #7 in brothers...