Makasih semua yang udah nunggu cerita ini
.
.Panggilan ditujukan dengan pesawat penerbangan Indonesia Airlines dengan nomor penerbangan USA328 tujuan Amerika dipersilahkan untuk segera menaiki pesawat karena pesawat akan segera lepas landas
"Dev" panggil Niken lirih sembari menatap pemuda yang berada disebelahnya.
"Iya, aku tau sebentar aja aku bakalan kangen berat sama kamu nanti" ucap Deva masih memeluk tubuh gadis yang sangat dicintainya itu.
"Jangan lama-lama ya, cepet pulang jangan lupain aku" ucap Niken mulai menahan tangis yang akan segera keluar dari matanya.
"Jangan nangis, aku janji ngak bakalan lama kok setelah aku lulus dari sana aku bakalan balik dan kita bakalan bareng lagi" ucap Deva menenangkan gadis yang terisak diperlukannya itu.
"Nanti kalau kamu udah sampai di sana jangan lupa kabarin aku ya, jaga kesehatan jangan sampai sakit disana" ucap Niken mewanti-wanti pemuda didepannya itu.
"Iya nanti aku kabari kalau udah sampe, sekarang aku berangkat ya kamu jaga diri baik-baik ya" pamit Deva sembari melepaskan pelukannya pada gadis yang di sayanginya itu.
Oh ya jika kalian tanya yang lain kemana semua jawabnya mereka semua sudah kembali ke Jakarta 3 hari yang lalu Bastian, Irene, Varo dan juga Rafa sementara Deva sendiri memutuskan untuk bertahan 3 hari di Surabaya bersama Niken menikmati waktu yang tersisa sebelum dirinya menuntut ilmu di negeri orang.
"Hati-hati Dev, cepet pulang" ucap Niken lirih saat memandang Deva yang perlahan menghilang dari hadapannya.
.
.Seminggu sebelumnya
"Dev lo yakin mama papa bakalan nerima gue lagi? Kesalahan gue udah banyak gue malu" ucap Rafa menahan tangan Deva yang akan memasuki gedung apartemen tempat Bastian dan Irene tinggal selama di Surabaya.
"Yakin, kan gue bilang ngak usah takut. Ada gue disini percaya sama gue" ucap Deva kemudian melanjutkan langkahnya menuju tempat Bastian dan Irene berada.
"Ma.. Pa.. Ada yang mau ketemu nih" ucap Deva saat melihat posisi kedua orang tuanya sedang tidak jauh.
"Siapa Dev?" tanya Irene penasaran.
"Rafa ma" ucap Deva sekaligus mempersilakan Rafa untuk memasuki ruangan apartemen.
"Ya ampun Rafa" ucap Irene langsung memeluk tubuh Rafa yang tak jauh dari Deva.
"Kamu kemana ada selama ini, maafin mama Rafa maaf karena mama ngak pernah ada disisi kamu, maaf kalau kamu harus menderita selama ini" ucap Irene menahan tangisnya.
"M-maafin Rafa juga ma, Rafa ngak seharusnya menyimpan dendam ke mama, papa dan Deva maafin Rafa" ucap Rafa meminta maaf.
"Gapapa sayang mama paham kok, ngak ada yang salah disini baik" ucap Irene sembari membelai lembut surai hitam milik Rafa.
"P-papa juga minta maaf sama kamu Rafa papa sempet mukul kamu kemarin, ngak seharusnya papa mukul kamu kemarin" ucap Bastian kini berbicara.
"Gapapa kok pa, papa pukul Rafa kemarin karena Rafa emang salah. Rafa pantes untuk di pukul" balas Rafa penuh penyesalan.
"Udah-udah yang lewat biarkan lewat yang penting sekarang kita udah bareng-bareng lagi" ucap Deva menginterupsi kegiatan Rafa, Bastian dan Irene.
"Maafin gue ya Dav, gue banyak salah sama lo" ucap Rafa entah kesekian kalinya.
"Yaampun Raf lo mau ngomong sampe berapa kali lagi, iya gue udah maafin lo lama kok tenang aja" jawab Deva sembari menepuk pundak Rafa sebagai tanda semua baik-baik saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
TEARS (Completed)
Teen FictionWARNING PLAGIAT DI LARANG MENDEKAT!!! Setiap orang punya harapan bukan? Begitu pula aku - Devario Anggara. #1 in Deva 12-10-2018 #1 in Rafa 18-10-2018 #1 in brotherhood 19-01-2019 #2 in Sickstoryarea 04-06-2019 #3 in Alone 01-07-2018 #7 in brothers...