Sudah 1 jam lebih operasi dilakukan namun belum juga muncul tanda-tanda operasi akan berakhir. Sementara itu Irene, Bastian, Niken, Bayu dan juga Varo yang berada di ruang tunggu hanya bisa berdoa yang terbaik untuk Deva yang kini terbaring di meja operasi.
"Tan... Operasinya kok lama ya, Deva gimana keadaannya ya?" tanya Niken kuatir.
"Kita berdoa yang terbaik aja ya sayang, semoga operasi Deva bisa berjalan lancar" ucap Irene sembari memeluk Niken menghantarkan rasa nyaman.
Sementara itu diruang operasi para tim dokter sedang berjuang untuk menyelamatkan nyawa Deva. Sudah hampir 1 jam memang operasi berjalan namun rupanya operasi ini membutuhkan waktu yang lebih lama.
"Dokter denyut nadi pasien melemah, tekanan darah pasien juga melemah" ucap salah satu suster yang ikut dalam operasi.
"Dokter pasien kritis detak jantungnya menghilang dok" ucap suster lain yang memantau monitor.
"Siapkan defibrilator sus" ucap sang dokter yang masih fokus pada perut Deva yang kini sudah terbelah itu.
"Ini dok" ucap sang suster memberikan alat pacu jantung tersebut.
"120 joule" perintah dokter pada salah satu suster setelah memasang elektroda di dada Deva yang bertujuan untuk mengembalikan ritme atau denyut jantung yang sempat menghilang.
"200 joule" perintah dokter kembali saat 120 joule ternyata belum berhasil mengembalikan kembali denyut jantung Deva.
"Sus berikan 250 joule ini yang terakhir" ucap sang dokter sembari menatap pasien.
.
."Dokter gimana keadaan Deva putra saya?" tanya Irene dan Bastian bersamaan saat melihat dokter yang menangani Deva keluar dari ruang operasi.
"Maafkan saya" ucap dokter dengan raut wajah yang tidak mudah terbaca.
"M-maksud dokter apa?" tanya Irene dengan air mata yang mulai meluncur dengan perlahan.
"Anak saya kenapa dok?" tanya Bastian berusaha memastikan bahwa putranya baik-baik saja namun ucapan yang dokter katakan kini mampu membuat seluruh persendiannya terasa lemas.
"Kami tim dokter telah berusaha sebaik mungkin, tapi maaf keadaan pasien saat ini masih dalam masa kritis" ucap dokter membuat seluruh orang yang berada disana tertunduk lemas.
"Anak saya kenapa dok?" tanya Irene yang sudah tertuduk lemas.
"Begini operasi pencangkokan ginjal yang dilakukan pasien telah berhasil namun, kondisi pasien yang lemah sebelumnya di tambah dengan pasien yang memiliki alergi terhadap obat anestesi membuat pasien sempat mengalami henti jantung" ucap dokter membuat Bastian, Irene dan semua orang yang berada disana terpukul.
"Tapi bapak dan ibu tidak perlu kuatir kami tim dokter berhasil mengembalikan denyut jantung Deva yang sempat menghilang tadi" lanjut sang dokter.
"Lalu kondisi Deva?" tanya Niken pada akhirnya membuka suara.
"Seperti yang saya bilang kondisi pasien saat ini masih kritis dan belum melewati masa komanya" ucap dokter menjawab pertanyaan Niken.
"Lalu bagaimana dengan efek operasi tadi dok?" tanya Varo yang juga hampir frustasi sama seperti yang lain.
"Karena pasien mengalami alergi pada obat anestesi kemungkinan besar pasien akan mengalami kerusakan saraf tepi yang berujung pada kecacatan dimasa mendatang" ucap sang dokter mengakhiri pembicaraan hari itu.
"DEVA..." teriak Irene tertunduk lemas saat mendengar ucapan dokter tentang keadaan putranya.
"Tante" ucap Niken berusaha membantu Irene untuk berdiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
TEARS (Completed)
Teen FictionWARNING PLAGIAT DI LARANG MENDEKAT!!! Setiap orang punya harapan bukan? Begitu pula aku - Devario Anggara. #1 in Deva 12-10-2018 #1 in Rafa 18-10-2018 #1 in brotherhood 19-01-2019 #2 in Sickstoryarea 04-06-2019 #3 in Alone 01-07-2018 #7 in brothers...