Part 10

6.2K 512 66
                                    

Sorry for typo and happy reading🤗







Sehun menatap arloji ditangannya yang menunjukkan pukul dua belas siang, pria itupun membereskan berkas-berkas dimeja kerjanya sebelum beranjak dari ruangannya sesegera mungkin. Saat ini yang diinginkan Sehun hanyalah dapat makan berdua dengan Irene.

Ini baru minggu pertama dia masuk kerja setelah kembali dari perjalanan bulan madu mereka yang berlangsung satu bulan. Dan entah mengapa berada dikantor sebentar saja tanpa melihat istrinya membuatnya moody karena merindukannya sepanjang hari. Well, dia hanya bilang merindukannya. Merindukan bukan berarti dia mencintainya kan?

"Irene..." panggil pria itu setibanya di mansion mereka. Sehun dan Irene memilih menetap di mansion keluarga Lee. Mansion putih besar dengan gaya victoria itu sangat menenangkan untuk ditinggali, meskipun besar entah kenapa mansion itu selalu terasa hangat. Sehun tersenyum membayangkan bagaimana cerianya mansion ini nanti jika dia dan Irene telah dikaruniai anak-anak yang lucu. What? Apa yang kau pikirkan bung?!

"Baby..." Sehun kembali memanggil istrinya ketika disadarinya istrinya tidak berada di ayunan halaman tempat biasanya Irene menunggu kehadirannya sambil membaca majalah fashionnya. Sehun kembali berlari memasuki mansionnya dan pikirannya menjadi kalut saat dia tidak menemukan Irene dimanapun. Tidak biasanya Irene pergi tanpa mengabarinya dulu.

"Hei! Kau lihat Irene?!" Sehun bertanya kepada pelayan wanita berseragam yang tengah berdiri dipintu belakang mansion sambil menundukkan wajahnya.

"Nyonya baru saja keluar beberapa saat sebelum tuan datang." ucap pelayan wanita itu sambil terus menundukkan wajahnya, tidak berani menatap tuannya yang seakan kesetanan. Sangat berbeda jika tuannya sedang bersama istrinya, senyumnya akan selalu tampak dan tawanya akan senantiasa menghiasi mansion mewah ini.

"Kau tau dia pergi kemana?!" desak Sehun sambil mengernyit tidak senang, dia merasa ada yang tidak beres sekarang.

"Sa-saya tidak tau tuan, tadi nyonya Irene pergi bersama tuan Chanyeol."

"Whait—What?!!" teriak Sehun yang seperti sebuah bentakan bagi pelayan yang sedang didepannya. Dia tidak tau apa-apa dan sekarang tuannya ini malah membentaknya. Sungguh sial nasibnya!

"Nyonya Irene pergi bersama tuan Chanyeol." ucap pelayan itu takut.

Sehun mengatupkan rahangnya keras, berusaha menahan luapan amarahnya.

Berani-beraninya Irene!

Bahkan Sehun sama sekali tidak pernah menyentuh pelacur-pelacur munafik itu semenjak hari pernikahan mereka dan sekarang wanita itu berusaha mengkhianatinya?!

Seharusnya Sehun sadar, memang wajah Irene laksana dewi, tetapi wanita tetap saja seorang wanita. Mereka semua hanya akan menjadi penghancur lelaki pada awalnya dan menjadi penghancur sebuah keluarga pada akhirnya. Dan Sehun tidak akan membiarkan Irene bertingkah seperti itu padanya!

"Kau boleh pergi!" ucap Sehun dingin kepada pelayan yang seakan telah membeku dihadapannya. Sehun keluar dari mansionnya dan memasuki mobilnya setelah sebelumnya menolak supir yang biasa mengantarkannya.

'Jika Irene bisa berkhianat kenapa aku tidak?' batin Sehun sambil menunjukkan senyum sinisnya.

Tak butuh waktu lama, Sehun segera melajukan mobilnya menuju apartement Kim Seoujung. Well, siang-siang begini sangat tidak mungkin baginya menuju club-club tempat dia biasa hang-out dulu tanpa diketahui wartawan.

Dan apartement Seoujung adalah tempat terbaik yang bisa ia kunjungi saat ini.

💟💗💟

𝑼𝒏𝒑𝒓𝒆𝒅𝒊𝒄𝒕𝒂𝒃𝒍𝒆 𝑴𝒂𝒓𝒓𝒊𝒂𝒈𝒆 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang