Sorry for typo and happy reading🤗
Sehun menghentikan mobilnya tepat didepan pintu masuk mansionnya dan langsung berjalan menuju ayunan dihalaman belakang mansion. Dilihatnya istrinya tengah membaca majalah sambil menyandarkan punggungnya disandaran ayunan yang tengah didudukinya. Ayunan itu sendiri terbuat dari besi dengan bentuk yang menyerupai kursi dengan sandaran dan alas yang terbuat dari bahan yang lembut dan juga empuk sehingga membuat orang yang duduk diatasnya merasa nyaman. Dan Irene kini terlihat nyaman berada disana dengan rambut yang tergerai bebas serta kaos putih polos berlengan pendek disertai rok selututnya yang membuatnya terlihat sempurna.
"Irene.." panggil Sehun yang membuat wanita itu menoleh kearahnya dan mendapati suaminya tengah tersenyum dengan sangat manis padanya sambil berjalan mendekat.
"Sehun, kau pulang?" tanya wanita itu sambip menatapnya dengan pandangan yang tidak bisa Sehun artikan disertai senyumannya yang selalu menawan. Tapi entah ini hanya perasaan Sehun atau bukan, tapi dia merasa ada yang berbeda dengan Irene saat ini, namun langsung dienyahkan perasaan itu jauh-jauh.
Sehun mendecakkan lidahnya sebal sambil menunjukkan wajah cemberutnya. "Memang kapan aku tidak pulang?" tanyanya balik sambil duduk disamping Irene, kakinya mendorong pijakan ayunan itu sehingga ayunan pun bergerak pelan membuat rambut Irene yang tergerai bebas bergerak-gerak seiring dengan gerakan ayunan yang mereka naiki. Harus Sehun akui dia sangat menikmati pemandangan dihadapannya saat ini.
"Tidak. Hanya saja tidak biasanya kau pulang malam hari." balas Irene lagi sambil memfokuskan pandangannya lagi pada majalah yang dipegangnya membuat Sehun merasa diacuhkan.
Hai.. Apa suamimu kalah menarik dengan majalah yang kau baca?
Sehun meruntuki nasibnya tadi, dia benar-benar merasa sial karena terjebak macet parah dijalan dikarenakan terdapat bus yang terguling ditengah jalan sehingga perjalanan yang harusnya hanya 40 menit berubah menjadi 4 jam dan itu berarti sekarang telah pukul sembilan malam lebih, entahlah.
"Aku terjebak macet tadi. Ada kecelakaan bus dijalan." jawabnya sambil meraih Irene dan menarik istrinya itu kedalam pelukannya, hal yang sangat sangat disukainya. Irene segera melepaskan diri dari pelukan Sehun dan segera bangkit dari duduknya membuat pria itu mengernyit tidak terima.
"Aku yakin kau belum makan Sehun, ayo makan.. aku akan menyuruh pelayan menyiapkan makan malammu." ujar Irene sambil berlalu meninggalkan Sehun diatas ayunan tanpa menatapnya sama sekali. Sehun bangkit dari duduknya dan berjalan menyusul Irene. Entah mengapa ia tidak suka dengan suasana malam ini, biasanya dia selalu bercerita tentang segala hal dengan istrinya itu, tapi Sehun merasa malam ini seperti ada dinding es tebal tak kasat mata yang memberikan jarak antara dirinya dengan Irene.
Mungkin saat ini Irene sedang lelah sehingga bersikap tidak biasanya seperti itu.
Sehun memasuki ruang makannya dan mendapati para pelayan tengah menyiapkan makan malamnya, dilihatnya kesegala penjuru ruangan tetapi dia tetap tidak dapat menangkap sosok istrinya didalam.
"Mana Irene?" tanya Sehun pada Chen, kepala pelayan di mansionnya yang kini tengah memberikan instruksi pada para pelayan lainnya.
"Nyonya bilang dia ingin langsung istirahat tuan, dia menyuruh kami menyiapkan makan malam untuk tuan sebelum masuk kedalam kamar." ucap Chen dengan ekspresi datarnya. Sehun mengangguk tanda mengerti tetapi banyak pertanyaan yang masih berkecamuk didalam benaknya.
Sehun pun akhirnya makan sendirian dalam diam malam itu, dan itu membuatnya sangat merasa merindukan seseorang yang selalu menemaninya makan dalam beberapa minggu terakhir ini sejak pernikahan mereka. Sehun menghembuskan nafasnya berat.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑼𝒏𝒑𝒓𝒆𝒅𝒊𝒄𝒕𝒂𝒃𝒍𝒆 𝑴𝒂𝒓𝒓𝒊𝒂𝒈𝒆
Fanfiction[[ COMPLETED ]] Choi Irene gadis cantik pemilik hati yang tulus harus merasakan sakit atas kejadian dimana orang yang dicintainya lebih memilih menikah dengan sahabatnya sendiri. Sedangkan ia harus rela menerima perjodohan keluarga dengan pria berna...