Part 23

4.4K 253 21
                                    

Sorry for typo and happy reading😄


Satu Minggu kemudian...

"Satu suapan lagi sayang.."

"Tapi aku masih kenyang..."

Entah sudah beberapa kali, sang istri— Lee Irene —merengek untuk menolak suapan bubur abalon buatan Sehun. Padahal Irene baru saja makan tiga suap tapi wanita cantik didepannya itu masih saja bersikukuh tidak ingin makan lagi.

"Kau harus makan sayang, kalau tidak bagaimana mungkin kau bisa sembuh?"

Irene menggeleng tegas. "Aku mual. Pokoknya aku tidak akan makan lagi."

"Bubur buatanku tidak enak ya?" Tanya Sehun ragu. Sebab jujur saja, seorang Lee Sehun adalah tipikal pria yang sangat jarang menyentuh peralatan masak. Karena dulu ketika sebelum menikah, saat itu Sehun hendak membuat Ramyun dan secara tidak sengaja Sehun malah meninggalkan masakannya sendiri hingga hampir saja membuat dapurnya kebakaran.

Maka dari itu, Yuri seakan menandakan dirinya seolah haram untuk menyentuh alat masak ataupun datang ke dapur untuk memasak. Ibunya memang terlalu tega pada putranya sendiri.

Spontan Irene menggeleng. "Bubur buatanmu enak. Serius!" Walaupun sedikit asin, tapi tidak buruk juga. Lanjut Irene dalam hati.

"Kalau begitu habiskan. Apa kau tidak kasihan padaku? Aku membuat bubur ini dari pagi buta." Ujar Sehun dengan memelas.

Lantas Irene dibuat tertawa kecil karena hal itu. "Baiklah, tapi satu suapan saja."

Mendengar jawaban Irene rasanya membuat perasaan Sehun senang. Berarti tidak sia-sia dia membuat bubur abalon ini meskipun harus gagal beberapa kali.

"Baiklah Tuan Putri, kalau begitu buka mulutmu, aaa~"

Irene menerima kembali satu suapan Sehun lalu mengunyahnya secara perlahan. Namun sebelum makanan itu sampai pada tenggorokannya, perut Irene mendadak bergejolak, seolah memaksa sesuatu keluar dari mulutnya.

"Hueekk.. Hueekk.."

Refleks Sehun merasa cemas. Ia mengelus punggung Irene dengan lembut. "Sayang, kau kenapa??"

"A-Aku mual—"

Irene menuruni ranjangnya dan berlari menuju kamar mandi disusul Sehun dari belakang. Ekspresi pria itu nampak begitu takut. Ya, ia takut jika terjadi sesuatu pada istrinya.

"Hueekk..."

"Sayang kau baik-baik saja?" Tanya Sehun seraya mengusap dan memijat pelan tengkuk istrinya. Sebelah tangannya ia gunakan untuk menopang tubuh mungil itu. Takut-takut jika Irene mendadak limbung.

Irene tidak dapat menjawab. Perutnya masih terasa mual. Bahkan kini kepalanya seakan begitu berat. Sepertinya demam yang dideritanya belum sembuh total.

"Bagaimana jika kita ke rumah sakit sekarang ya?"

Bagi Irene tidak ada pilihan lain. Ia hanya mampu mengangguk pasrah. Ia tidak ingin membuat suaminya itu kelimpungan sendiri hanya karena demam yang dideritanya belum sembuh benar.

"Kau tunggu dikamar, aku siapkan mobil dulu. Sebentar ya."

Kembali, Irene masih mengangguk dengan lemasnya.

𝑼𝒏𝒑𝒓𝒆𝒅𝒊𝒄𝒕𝒂𝒃𝒍𝒆 𝑴𝒂𝒓𝒓𝒊𝒂𝒈𝒆 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang