Part 14

5.9K 465 101
                                    

Sorry for typo and happy reading🤗


🎶Kyuhyun - If You🎶

"Aku sudah tidak tahu, Suho. Aku tidak tahu bagaimana cara menghadapi Sehun, dia berlaku manis dihadapanku seolah-olah aku sangat berharga untuknya membuatku tidak bisa memungkiri jika aku masih sangat mencintainya. Tapi kenyataan dimana I'm not the only one in his life membuatku merasakan sakit yang sama besarnya dengan perasaanku padanya saat ini." ucap Irene yang kini tengah bertelepon ria dengan Suho.

Sudah satu bulan ini sejak kejadian dengan Sehun dihotel dulu, dia selalu menumpahkan segala yang ia rasakan pada Suho. Irene merasa jika ia membutuhkan seseorang untuk menumpahkan segala emosinya atau dia akan gila. Namun Irene menyadari, jika ia hanya mempunyai Wendy sebagai satu-satunya sahabat perempuan yang dia miliki, tetapi bercerita kepada Wendy bukan merupakan sesuatu yang baik karena sahabatnya itu pasti akan marah-marah tidak karuan mengingat sifatnya. Dan sudah dipastikan Wendy akan mengadu pada Chanyeol yang Irene pikir tidak akan tinggal diam setelah itu.

Irene hanya tidak ingin melihat Chanyeol menghajar Sehun- nya.

Akhirnya pilihan jatuh kepada Suho dimana mereka menjadi sahabat sejak acara perjodohan yang dilakukan ibunya dulu. Gila memang, bukannya mendapat jodoh, malah mendapat sahabat. But it's okay... bukankah itu lebih baik?

"Kenapa kau diam saja, rene? Harusnya kau memberitahu Sehun apa yang kau rasakan. Bukan malah memendamnya sendiri. Pria tidak semudah itu membaca pikiran wanitanya rene.." lagi-lagi Irene berdecak sebal mengetahui Suho tetap mengatakan hal yang sama padanya.

Memberitahu Sehun.

"Aku tidak ingin ia meninggalkanku, Suho- ssi. Aku tidak ingin ia merasa jika aku mengekangnya." bela Irene.

Irene dapat mendengar Suho menghela napas diseberang. "Itu bukan mengekang rene... astaga... dan aku yakin kau dan Sehun juga tengah dalam posisi salah paham saat ini. Aku dapat melihat Sehun sangat mencintaimu." ucapan Suho membuat Irene berdecak sebal.

Bercerita pada pria tidak ada gunanya. Mereka pasti akan membela kaumnya sendiri sampai mati.

"Sudahlah, aku tahu kalian para lelaki suka membela kaum kalian sendiri." ucap Irene sebal. Dia ingin Suho cukup mendengarkan keluhannya. Tapi pria ini malah terus menceramahinya untuk saling terbuka dengan Sehun. Irene tidak akan pernah mau menggali kuburannya sendiri. Irene masih membutuhkan sosok Sehun dan berpura-pura tidak tahu itu lebih baik.

"Bukan begitu rene... aku sebagai pria bisa melihat jika Sehun mencintaimu. Pada saat amal minggu kemarin, Sehun bahkan memandangku dengan pandangan yang mematikan hanya karena aku menyapamu, astaga menyeramkan sekali tatapan tajamnya itu." ucap Suho sambil terkekeh pelan. Bagaimana bisa Irene menuduh suaminya berselingkuh sedangkan dia sendiri bisa melihat betapa besar cinta Sehun untuk Irene.

"Sudahlah, jangan bicara omong kosong lagi. Aku tidak akan mempercayai bualanmu." jawab Irene dengan nada dingin.

"Kalau kau yakin, lalu kenapa kau tidak menceraikan Sehun? Kenapa kau memilih untuk tetap bersamanya? Aku tahu Irene kau pasti juga mencintainya, bukan?" tanya Suho dengan nada menggoda. Irene mendelik.

"Akan kututup. Bye!" ucap Irene sebelum akhirnya mengakhiri percakapannya dengan Suho segera. Dan Irene merasa hatinya lebih terasa ringan ketika telah mencurahkan perasaannya, ya... walaupun ia tidak merasa mendapat solusi apapun setelah bercerita.

𝑼𝒏𝒑𝒓𝒆𝒅𝒊𝒄𝒕𝒂𝒃𝒍𝒆 𝑴𝒂𝒓𝒓𝒊𝒂𝒈𝒆 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang