page two

667 51 0
                                    

Daegu, 5 April 2008





Huaaa maaf lupa menulis tiga hari kemarin. Aku sibuk belajar untuk ulangan.

Kau tahu tidak? Aku kesal sekali! Bisa-bisanya Seungwan meninggalkanku begitu saja di sekolah! Katanya dia ingin pulang bersamaku, tapi dia malah membatalkannya karena Min Yoongi mengajaknya membeli kado untuk ulang tahun neneknya. Ugh, jadi lebih penting pacarnya daripada teman sendiri? Teganya.

Ditambah lagi, siang tadi hujan. Aku terpaksa terjebak di halte, menunggu bala bantuan tiba.

Sial sekali.

Jalanan hari itu sepi. Aku heran, perasaan jam segitu masih ada kendaraan atau beberapa orang lewat dengan payung di tangan mereka. Aku berpikir, mungkin saja mereka sedang malas keluar. Aku menunggu saja, walau sebenarnya aku tidak suka menunggu. Menunggu itu melelahkan, apalagi menunggu sesuatu yang tak pasti.

Aku ingat, ada satu anak laki-laki berlari kencang menuju halte tempatku berada. Surai cokelatnya basah terkena air. Pipinya tembam-yang membuatku ingin mencubitnya. Dari seragamnya, kupikir dia masih SMP. Ah, imut sekali. Aku dulu ingin sekali punya adik, tapi sayangnya aku malah dilahirkan sendirian.

Aku berpikir, dia pasti kedinginan. Jadi kuberikan sapu tangan, menyuruhnya untuk membersihkan tubuhnya agar tidak terlalu dingin. Anak itu menatapku sesaat, hingga akhirnya ia mengambilnya—tersenyum ceria sembari mengucapkan terimakasih. Aku balas tersenyum, senang rasanya berbuat baik pada orang lain.

Omong-omong, senyumnya manis. Aku suka.

Ish, ngomong apa sih Joo! Sudah, ah. Aku menulis terlalu banyak. Sampai jumpa lagi~

 Sampai jumpa lagi~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
lost stars. | vreneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang