-Sebelas-

1.1K 108 0
                                    

Suasana cafe yang siang itu sepi pengunjung, seketika ramai karena keingintahuan orang-orang sekitar saat Faren dan Sean membawa Christal yang tiba-tiba tak sadarkan diri, menuju mobil di parkiran.

Detak jantung dan hembusan nafas gadis itu pun melemah. Hal yang membuat dua laki-laki itu menampakan raut wajah cemas. Tak terkecuali si arwah tanpa nama.

Ia berputar-putar di sekitar tubuh gadis itu dan tetap mencoba untuk masuk kembali ke dalam tubuhnya.

Nggak.. Jangan sekarang! jangan mati dulu woi!

Ia berteriak kesal walaupun tak ada satupun yang mendengarnya.

"Dia harus segera dibawa ke Rumah Sakit. Di arah sana ada Rumah Sakit terdekat" Sean menunjukkan arah jalan yang ia maksud.

"Nggak perlu. Dia cuma pingsan" Ucap Faren, meskipun ia sendiri ragu dengan perkataannya.

Nggak! Dia harus ke Rumah Sakit!

Arwah itu berusaha untuk melambai-lambaikan tangannya ke arah Faren.
Ia juga mencoba menyentuh tangan Sean, berharap laki-laki itu membujuk Faren untuk membawa Christal ke Rumah Sakit.

"Tapi, kepalanya tadi kebentur" Ucap Sean lagi.

Faren memandang laki-laki itu dengan tatapan tak suka. Mendapat pandangan itu, Sean langsung bungkam. Ia harus tahu posisinya sekarang. Laki-laki yang bersama gadis ini juga sepertinya lebih mengenal baik kondisi gadis ini.

Sepeninggal mereka, Sean hanya bisa menatap kosong laju mobil itu hingga menghilang di balik keramaian.

***

Faren menggendong tubuh Christal di pangkuannya. Melihat majikannya dalam keadaan tak sadarkan diri, Bik Atun langsung merapikan tempat tidur dan mengambil minyak kayu putih.

Faren memeriksa denyut nadi gadis itu. Memang sangat lemah. Belum lagi nafasnya yang sangat pelan. Raut wajahnya tiba-tiba menegang.

Bik Atun terlihat sangat khawatir. Entah berapa kali ia sudah berucap doa.

Arwah itu juga terlihat sama paniknya. Ia berputar kesana kemari. Mencoba berpikir bagaimana cara agar bisa kembali ke tubuh itu.

Suara langkah sepatu hak tinggi dari pintu membuat arwah itu menoleh. Dessy menuju ke arahnya dan menembus dirinya begitu saja.

Tiba-tiba saja arwah itu terdiam sejenak.

Untuk apa ia terlalu mengkhawatirkan hidup Christal, orang yang tidak ia kenal sama sekali. Ia menatap tubuh Christal lagi. Tadinya wajah itu penuh senyum keceriaan. Tapi kini wajah itu terlihat pucat pasi, seakan tak bernyawa.

"Anak ini kenapa lagi?" Ucap Dessy sambil berkacak pinggang. Ia tak terlihat khawatir sedikitpun. Seakan hal ini memang biasa terjadi.

"Dia gak sengaja jatuh dan pingsan, Ma.." Jawab Faren.

Dessy berdecak kesal.

"Ma, apa sebaiknya kita bawa dia ke Rumah Sakit?"

Arwah itu mengangguk.

Dessy menggeleng.

"Uang perusahaan udah banyak keluar gara-gara anak ini. Kalau dia akhirnya mati ya biarin aja. Jangan ngelawan takdir" Ucapnya sadis.

Sa Vie [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang