"Dianter siapa tadi?
Sean seperti biasa menunggu Christal di gerbang sekolah. Entah sejak kapan hal itu mulai menjadi kebiasaannya.
"Kak Faren. Kan kamu pernah ketemu di cafe?" Christal mengikat rambutnya yang tergerai. Cuaca pagi di kota Jakarta tidak begitu bersahabat.
"Kakak?"
"Hem.. Kakak tiri" Ucap Christal sekenanya. Walaupun ia sedikit bingung mengapa tiba-tiba Sean bertanya detail padanya.
"Saudara tiri ya.." Sean menggumam.
"Ngomong apa?"
Sean hanya menggeleng.
Sean tak lagi mengajak gadis itu bicara. Ia malah berjalan mendahului Christal seperti biasa.Di belakang mereka, seorang gadis terlihat terdiam dengan dua tangan mengepal seperti biasa. Ia menarik nafas perlahan, kemudian seulas senyum licik terukir di bibirnya.
***
Christal mengetuk-ngetukan pulpen di atas mejanya. Saat itu jam pelajaran kosong dan ia juga sudah selesai mengerjakan tugas matematika yang diberikan gurunya. Teman-teman sekelasnya terlihat sibuk dengan aktivitas masing-masing.
Ada yang asyik berfoto dengan pose aneh. Memonyongkan bibirnya, pura-pura candid, hingga pura-pura berwajah jelek.
Padahal memang tidak ada yang cantik.
Ada yang sibuk bergosip, ini jelas didominasi oleh kaum siswi. Ada yang sibuk bermain game, ini favorit para siswa.
Si jenius yang sedang serius membaca dan memberi stabilo pada kalimat-kalimat penting di buku.
Ada yang tertidur di kelas.
Bahkan ada yang diam tak melakukan apapun. Contohnya ya dia sendiri.
Hanya saja mereka tertib dan tak mengeluarkan suara bising, begitu juga dengan dirinya.
Sean baru memasuki kelas dengan menyeruput sekotak susu vanila di tangannya. Ia jarang sekali jajan di kantin, hanya saja ia baru gajian jadi tidak ada salahnya membeli sedikit minuman. Apalagi cuaca panas yang menyengat membuatnya haus akan minuman dingin.
Ia berjalan menuju arah bangku paling belakang, melewati bangku gadis yang masih mengetuk pulpen dengan pandangan nanar. Entah apa yang sedang ia pikirkan.
Sean meletakkan sekotak susu coklat di atas meja gadis itu.
"Kata orang, coklat bisa bikin mood lebih baik"
Beberapa siswi menoleh ke arah mereka. Perlakuan manis Sean mendapat decakan kagum. Hanya saja mereka tak memperlihatkannya terang-terangan.
Christal melongo.
Namun sedetik kemudian ia menyeruput minuman itu dengan senyum mengembang. Sedangkan Sean kembali ke bangkunya dan memasang earphone ke telinganya.
Memikirkan bahwa sebentar lagi Ibunya akan menikah, membuat perasaannya sedikit gundah.
Ia memang mengikuti saran gadis itu untuk mengenal calon ayahnya lebih dekat, dan ternyata pria asing itu tak seburuk pikirannya. Mengingat bahwa pria itu membelikannya seragam baru saat melihatnya dulu pulang dalam keadaan babak belur, membuat hati Sean yang beku perlahan mencair.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sa Vie [Completed]
FantasyBagaimana jadinya jika arwah gadis yang tidak jelas asal usulnya tiba-tiba masuk ke dalam tubuh Christal Aurora-gadis SMA yang koma hampir 1 tahun lamanya? Selain ia harus menjalani hidup Christal yang ternyata penuh lika-liku, ia juga harus mencari...