-Tiga Belas-

1.1K 110 1
                                    

Sinar matahari pagi menembus sela-sela tirai di kamar Christal. Ia menggeliat sambil membetulkan letak selimutnya. Matanya kembali terpejam, padahal setengah jam lagi ia sudah harus sampai di sekolah.

Bik Atun yang ingin membersihkan kamarnya langsung bergegas membangunkan Chistal saat melihat gadis itu masih bergumul dengan ranjangnya.

Gadis itu jelas saja panik dan segera beranjak turun dari tempat tidurnya. Ia hanya butuh waktu 10 menit untuk menyiapkan diri lalu bergegas turun ke lantai bawah.

Namun, ia tak menemukan Pak Tino disana ataupun mobil yang diparkir di garasi. Ia berbalik masuk ke ruang makan dan melihat Dessy sedang menikmati sarapannya sendirian.

"Gimana cara aku ke sekolah tante" Tanyanya.

Dessy hanya meliriknya sekilas dan kembali menghirup aroma secangkir kopi ditangannya. Perlahan ia meminumnya.

"Tante!" Ia mulai hilang kesabaran.

"Siapa suruh kamu bangun telat. Kamu pikir bisa seenaknya hidup disini?" Dessy bangkit dari tempat duduknya dan menghampiri Christal. Ia memegang pundak gadis itu.

"Kamu masih hidup aja udah bagus, bisa sekolah itu cuma bonus buat kamu" Ucapnya sinis.

Christal menatap tajam kepergian wanita itu.

***

Christal bersama dua orang lainnya dihukum berjemur dengan posisi memberi hormat ke tiang bendera. Hukuman yang masih tergolong kuno di sekolah elite semacam ini. Tadinya ia sudah mendapat angkutan umum untuk pergi ke sekolah, sayangnya ia terjebak macet dan datang di saat gerbang sekolah sudah tertutup.

Parahnya lagi, ia malah mengikuti dua anak laki-laki lain yang juga datang terlambat untuk mencari jalan lain ke dalam area sekolah. Mereka memanjat tembok belakang sekolah dan mendarat dengan sempurna. Mereka tidak tahu bahwa penjaga sekolah yang berkeliling memergoki mereka.

Alhasil, disinilah ia berada sekarang.

Siswa yang lewat sebagian menertawakannya, sebagian lagi tak peduli. Christal mengabaikannya. Ia hanya bisa pasrah dengan keadaannya saat ini.

"Seingetku dulu Christal nggak sengak gini deh" Ucap salah satu teman angkatan Christal yang dulu, saat melihat pemandangan ajaib di depannya.

Seorang Christal yang terkenal dengan sikap disiplin dan tertutupnya tiba-tiba dihukum di tengah lapangan. Belum lagi alasannya dihukum karena ia berusaha memanjat tembok pembatas. Hal yang tak masuk akal menurutnya.

"Kayak bukan dia kan.." Tiba-tiba Karen menimpali. Ia memandang Christal dengan tatapan yang sulit diartikan

"Kamu kan saudaranya, ngapain nanya kita Ren" Jawab siswi itu lagi diriingi tawa meremehkan.

Karen mendengus kesal. "Dia bukan siapa-siapa. Dulu..sekarang..dan buat selamanya.." Setelah mengucapkan hal itu ia pergi berlalu bersama beberapa dayang-dayangnya yang setia mengikutinya di belakang.

Tanpa ia sadari, Sean mendengar semua perkataannya itu.

***

Allure Group mengadakan rapat penting terkait isu yang kini semakin memperburuk citra perusaahan. Allure Group merupakan cabang utama perusahaan yang membuka banyak cabang bisnis usaha seperti department store, restoran, hotel, karaoke, studio musik, bahkan sampai agensi artis. Bisnis properti mereka juga tersebar di beberapa penjuru kota Jakarta.

Sa Vie [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang