-Dua Puluh Empat-

1K 79 0
                                    

"Maaf pak, dia sudah meninggal dunia"

Brian, Manager agensi itu membuka kembali kain penutup yang menyelimuti Hana, gadis yang sebentar lagi akan debut. Seandainya saja ia tidak bertindak nekat saat itu.

Malam beberapa bulan yang lalu, setelah gadis itu menemuinya dan berniat mengundurkan diri, manager yang tidak terima penolakan dari Hana tanpa sadar tersulut emosi dan menghubungi anak buahnya. Ia menugaskan mereka untuk membuat Hana  sadar siapa yang telah berani ia tolak.

Ia hanya meminta mereka untuk membuat Hana takut dan tak jadi mengundurkan diri. Tapi entah kenapa malam itu Hana mengalami kecelakaan tragis yang membuatnya koma selama beberapa bulan bersamaan dengan satu korban lainnya yang juga anak salah satu investor di Allure Group.

Sampai sekarang hanya ia yang tahu pasti bagaimana kronologis kecelakaan itu terjadi, yang jelas perusahaan tempatnya bernaung berhasil menutup rapat berita memalukan ini dari awak media.

Seakan gadis itu menghilang begitu saja tanpa kejelasan apapun.

"Makamkan dia dengan layak dan hapus semua data dirinya di website"

Staf kepercayaannya itu mengangguk mengerti. Manager itu lalu berjalan keluar dari ruang pasien dan tak sengaja melewati ruangan tempat satu korban lainnya di rawat.

"Sayang sekali Hana kamu kurang beruntung"

Ia melihat korban lain yang juga koma beberapa bulan lamanya sudah mulai sadar, sedangkan Hana malah meregang nyawa ...

***

Christal menyandarkan tubuhnya di gazebo belakang rumahnya. Ia tidak mengikuti pelajaran hari ini, pikiran dan hatinya kacau karena hal yang ia baru tahu kemarin. Belum lagi ia tak melihat Hana sampai hari ini, karena biasanya arwah itu akan mengikutinya kemanapun Christal pergi.

"Non, ada tamu"

Ucapan Bik Atun membuyarkan lamunannya. Ia mengangguk pelan tanda setuju untuk bertemu dengan orang itu.

"Kamu sakit?" Suara berat Sean tidak mampu mengalihkan pandangannya yang lurus ke depan. Ia tak berniat bicara dengan siapapun saat ini.

"Aku udah cari Hana kemana mana, tapi.."

Ucapan Sean yang bernada lemah membuat Christal akhirnya ikut bicara.

"Tapi apa?"

Sean menggeleng. "Dia nggak ada dimana pun. Bahkan aku ke Rumah Sakit tempat pertama kali aku ketemu dia dan aku tetep ngga nemuin dia"

Sean menyibakkan rambutnya kasar. "Dia nggak mungkin menghilang kan?"

"Nggak!" Tanpa sadar intonasi suara Christal meninggi.

Ia bahkan belum sempat meminta maaf atas kesalahan fatal yang ia buat terdahulu.

"Sean, aku.."

"Christal, tenang.. kamu mau bilang apa?" Sean menyeka bulir air mata yang membasahi pipi gadis itu. Kedua bahu gadis itu gemetar.

"Kecelakaan itu, kecelakaan itu karena aku Sean. Aku yang nabrak dia.. Aku penyebab Hana meninggal"

Tangisnya pun tak terbendung lagi. Sean terdiam untuk beberapa saat, mencerna setiap kalimat yang Christal ucapkan.

Sa Vie [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang