-Dua Puluh Tiga-

1K 86 0
                                    

Plak!!

Hana tanpa sengaja melayangkan tangan ke wajah managernya. Bagaimana tidak, laki-laki itu malah menarik tangannya paksa dan mencoba merengkuh wajahnya lagi.

Belum puas rasanya agensi ini memperlakukannya sangat buruk, dimulai dari memperketat jam makan, tidak diperbolehkan keluar asrama seenaknya, bahkan tidak boleh bersosialisasi dengan dunia luar.

Tempo hari ia sudah harus berurusan dengan salah satu staf yang dengan sengaja mengintipnya saat sedang di ruang ganti, ia bahkan merekamnya lewat kamera ponsel. Untungnya Hana dengan cepat menyadari hal itu dan langsung melaporkannya ke pengurus agensi.

Bukannya membela, para staf malah lebih percaya pada stafnya dibanding dirinya sendiri. Beberapa rekan sesama trainee-nya juga berpendapat bahwa ia hanya berusaha mencari sensasi agar diperhatikan dan memperoleh kesempatan untuk debut lebih cepat.

Meskipun di awal ia bergabung ia memang langsung ditawari membintangi beberapa iklan atas permintaan manager langsung. Tanpa test ataupun seleksi. Itu karena wajah Hana yang sangat menjual.

Tapi Hana tak akan sepicik itu untuk menjatuhkan citra dirinya sendiri di hadapan publik demi sebuah popularitas.

Dan staf itupun berulah kembali, saat suasana asrama sedang sepi, ia menyelinap masuk ke kamar Hana dan mencoba memperkosa gadis itu. Hal itu bahkan tak sengaja dilihat oleh sang manager.

Manager itu harusnya melindunginya sekarang dengan bukti nyata yang sudah jelas didepan mata. Hanya saja sang manager malah memberinya uang tutup mulut, bersikap seolah-olah tak ada yang terjadi karena nama baik agensi dipertaruhkan.

Hal itulah yang akhirnya membawa Hana kemari. Ia tidak akan menuntut atau melaporkannya ke polisi karena ia memikirkan masa depan agensi ini, salah satu agensi besar yang ia kira bisa mewujudkan mimpinya. Ia memutuskan semuanya sendiri karena ia anak yatim piatu, berjuang dari nol untuk dapat masuk kesini. Walaupun akhirnya yang ia dapatkan hanya kepahitan.

Tapi dengan datang kemari, ia tidak mendapatkan penyelesaian, yang ia dapat adalah penghinaan demi penghinaan.

"Ayolah Hana, kalau kita lakukan sekali saja aku akan anggap lunas dendamu, atau kalau kamu mau langsung debut itu juga bisa saya atur"

Manager tidak tahu malu itu langsung menghimpitkan tubuhnya ke tubuh Hana, dengan sisa tenaganya Hana berusaha mendorong laki-laki itu dengan kedua kakinya. Kepala laki-laki itu pun terbentur pinggir meja lumayan keras, hal yang membuat emosinya memuncak.

Hana yang sadar ia sedang dalam bahaya langsung menggunakan kesempatan itu untuk kabur dan pergi sejauh mungkin.

Walaupun pada akhirnya ia sendiri tak dapat menghindari bahaya itu.

***

Sean mengantar Christal sampai di depan pintu gerbang rumahnya. Gadis itu terlihat khawatir, khawatir akan nasib teman tak terlihatnya-Hana. Karena saat di tempat kejadian tadi Hana tiba-tiba menghilang tanpa mengatakan apapun. Sean berjanji pada Christal akan mencari keberadaan arwah itu dan akan mengabarinya sesegera mungkin.

Saat taksi yang ditumpangi Sean mulai menjauh, Karen langsung keluar dari balik pintu rumah dan menghadang langkah Christal. Christal mendongak, menatap tanpa tenaga gadis yang sedang berdirinya di hadapannya.

"Nggak kapok ya deketin Sean?" Ucapnya sinis.

Christal mengabaikan pertanyaan Karen dan berjalan melewati gadis itu. Terang saja gadis itu marah dan mencekal lengan Christal.

Sa Vie [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang