Part 9

4.9K 146 12
                                    

Happy Reading!
.
.
.
.
.
.
.

Arin Pov



Sinar pagi menembus celah mataku, tunggu...
Dimana aku?
Aku memegang kepalaku yang terbalut kasa halus.
Aku tidak dirumah... aku di rumah sakit
Minggyu? Dia ada di sampingku sedang tertidur,aku tidak bisa mengingat kejadian semalam.

"Sudah bangun?"

"Sudah..."

"Bagaimana keadaanmu? Masih sakit kah kepalamu?"

"Aku kenapa?"

"Kau semalam terjatuh setelah kau berlari gara-gara kau melihat jinyoung dengan wanitanya bercinta"

"Ahhh aku baru ingat,aku tak menyangka bahwa Jinyoung akan melakukan hal seperti itu..mana Eomma dan Appa?"

"Mereka sedang mengurus penculikan lagi,kemarin sudah ada gadis yang diculik lagi oleh dokter itu"

"Jinjja ?bagaimana keadaan Rena dan juga Hana?apakah mereka masih hidup? Dasar bedebah dokter itu aku akan segera mengirimnya ke neraka"

Aku melirik sekilas ke arah minggyu dan melihat tangannya,ada sesuatu yang nampak aneh dari lengan milik minggyu.

"Minggyu...boleh aku melihat lenganmu?"Aku mencoba meraih lengannya

"Lenganku? Untuk apa? Tidak tidak kau harus istirahat"
Dia langsung menarik tangannya untuk menjauh dari ku

"Kenapa kau menolak?"
Tanyaku penasaran,tak ada jawaban darinya

Aku merasa curiga saat aku mendapati jawaban minggyu yang terlihat kikuk seperti orang tolol. Aku harus dapat melihat lengannya,mungkin aku harus 'sedikit' merayu nya agar dapat melihatnya.

"Ya...Minggyu...apa kau bisa menutup pintu dan juga gorden? Aku merasa sangat kedinginan saat pintu itu terbuka"

"Menutupnya? Tentu saja.." Minggyu berjalan menutup pintu dan gorden sehingga kamar lumayan gelap dan juga tidak ada seorang pun yang ada di dalam kecuali aku dan Minggyu.

Aku duduk di pinggir ranjang rumah sakit,aku hanya memakai daster pasien berwarna biru langit,aku melepas infus dari tanganku dan juga perban yang membalut kepalaku.

"Minggyu...."

"Ya..apa yang kau lakukan? Kau harus istirahat,ini aku pasangkan lagi infusmu..."

"Arasseo...aku akan istirahat tapi jangan pasang infus itu,tidurlah disampingku" aku menepuk-nepuk ranjang menyuruhnya tidur di sebelahku,dan akhirnya dia naik ke atas kasur rumah sakit.

Aku menarik tangan nya untuk kujadikan bantal,dan tangan satunya aku taruh ke pinggangku.aku menatapnya lekat-lekat

"Waeyo? Kenapa kau menatapku seperti itu?"

"Kau tampan minggyu"

"Mwo? Aku? Aku memang tampan... kau baru menyadarinya?" Tanya minggyu,aku hanya mengangguk

Minggyu mencium keningku sekilas, sebenarnya kecupan itu tidak begitu istimewa hanya saja sasaran ku hanya satu membuka baju minggyu hanya untuk mengetahui lengannya.

Aku menaruh satu kakiku diatas badan minggyu,kini tangan minggyu mulai menarik pahaku yang tadi semakin keatas hingga menuju perutnya.

"Katakan saja kalau kau ingin..." Minggyu lalu membenarkan posisinya menjadi diatasku,dia mengangkat daster rumah sakitku hingga keatas tanpa melepasnya,dia membuka pengait bra ku dan melepasnya dia mencium payudaraku penuh nafsu,sesekali dia menggigitnya.

"Ahh minggyuhhh ahhh"
Aku menggelinjang tak karuan,karena hisapan nya pada putingku,sesekali dia juga mengecup bibirku

"Nikmati saja..." bisikan sensual nya benar-benar seksi dan membuat gairahku meningkat,dia masih belum membuka bajunya,dia membuka celana dalamku asal dan memposisikan dirinya,membuka celana jeans nya.

Psycopath Doctor(NC17+)[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang