Setelah 4 jam menempuh perjalanan bus yang Kyungsoo dan Eunji tumpangi sudah sampai Busan. Kyungsoo mengajak Eunji mampir sebentar ke pasar untuk membelikan buah naga kesukaan bibi Nam. Dua blok sudah terlewati dan mereka kini sudah tiba di depan rumah yang dituju. Rumah bergaya tradisional dengan unsur utama kayu di dominasi warna coklat. Kyungsoo membuka penutup pintu pagar yang tidak terkunci seperti biasanya. Beberapa kendi besar yang terbuat dari tanah liat berjajar rapi dihalaman depan. Kendi-kendi itu digunakan bibi Nam untuk fermentasi kimchi. Ya, kimchi bibi Nam cukup terkenal di kalangan restoran daerah ia tinggal. Setiap minggunya mereka akan mengambil stok kimchi dari tempat bibi Nam ini.
Terdengar gonggongan anjing begitu mereka berdua melangkahkan masuk. Anjing berwarna abu itu mengampiri Kyungsoo, mengenalinya sebagai salah satu tuannya. Mengendus-endus dan berjalan mengelilingi kaki Kyungsoo. Membaui tuannya yang sudah lama tidak dijumpai.
“Hoochoo-ah....kau rindu padaku?” kata Kyungsoo sembari jongkok dan memeluk anjing berbulu abu-abu itu. Hoochoo adalah anjing yang Kyungsoo piara sejak kecil. Ia menemukannya di kardus dekat tempat pembuangan sampah. Ia merasa iba karena merasa memilki kesamaan nasib, ditinggalkan sendiri.
Mendengar anjing di luar menggonggong, si pemilik rumah keluar. Wanita berusia paruh baya keluar dengan tangan masih mengaduk sawi yang sudah dibumbui untuk dijadikan kimchi. Mengenakan sweater rajut dan dengan rambut yang diikat kebelakang, menampilkan beberapa warnanya yang sudab mulai meulmutih. Dialah Do Namjoo, bibi yang telah merawat Kyungsoo hingga dewasa. Suaminya dan anak laki-laki satu satunya sudah lama meninggal karena hilang saat melaut bersama dua orang rekannya. Oleh karena itulah ia begitu menyayangi Kyungsoo selayaknya anak sendir.
“Kyungsoo-ya!!” teriaknya begitu dengan suara khasnya melihat orang yang di luar rumahnya adalah Kyungsoo. Tangan kanannya terangkat sambil masih memegang kimchi yang sedang ia bumbui.
“Imo!!” Kyungsoo kemudian bangkit dan menghampiri untuk memeluk bibinya. “Bogoshipoyo” tambahnya.
Do Namjoo terkejut melihat lengan kiri Kyungsoo yang di balut perban.
“Apa yang terjadi? Kau terluka sampai seperti ini?” katanya khawatir sambil memegangi lengan Kyungsoo dengan tatapan iba.
“Ah, gwencana Imo. Ada sedikit kecelakaan di lokasi kerja kemarin” Kyungsoo kemudian menjelaskan kronologi kejadian yang telah menimpanya. Kekhawatiran bibinya sudah agak berkurang setelah Kyungsoo menjelaskan dan selalu menampilkan senyuman untuk memastikan bahwa dirinya baik-baik saja.
"Kau selalu saja bilang dalam kondisi baik-baik saja" kata bibi Nam sambil mengusap lembut pipi Kyungsoo yang sedang menampilkan senyum bentuk hatinya.
Tatapan mata Do Namjoo kemudian beralih pada seorang perempuan yang saat ini sedang bermain bersama Hoochoo. Eunji menjadi salah tingkah ketika kedua pasang mata orang yang ada di depannya kini menatapnya. Membuatnya berdiri dan meletakan hoochoo ke tanah.
“Nugu ya? Yeojacinghu?” tanya Do Namjoo penasaran pada Kyungsoo. “aigoo kau sudah dewasa ternyata” tambahnya lagi sambil tersenyum pada Kyungsoo.
“a-aniyo,,,dia rekan kerjaku Imo” balas Kyungsoo sedikit terbata dan tidak bisa menyembunyikan wajah memerahnya. Bibi Nam hanya tersenyum melihat tingkahnya.
“Ah, anyeonghaseo ahjumonim. Nama saya Eunji imnida, rekan kerja Kyungsoo-si” Eunji kemudian memperkenalkan dirinya sambil membungkuk hormat pada Do Namjoo.
" Eunji juga tinggal satu apartemen denganku Imo" imbuh Kyungsoo membuat tatapan Bibi Nam dan Eunji mengarah padanya.
"Mwo...? Kalian tinggal bersama?" Tanya bibi Nam dengan tatapan menyelidik pada Kyungsoo dan Eunji.
Eunji yang menyadari hal ini bisa menimbulkan kesalahpahaman segera menjelaskan.
"Maksud Kyungsoo kita tinggal di gedung apartemen yang sama tapi beda kamar ahjumma. Kami di lantai yang sama" jelas Eunji pada bibi Nam.
"Ah..begitu. ku kira Kyungsoo sudah berani mengajak wanita tinggal bersama. Bahkan ketika dirumah dia tidak memiliki kekasih" balas bibi Nam sambil tertawa.
Kyungsoo yang dibicarakan menjadi memerah dan malu di depan Eunji, yang terlihat juga ikut tertawa.
Do Namjoo kemudian mengajak mereka berdua masuk ke dalam rumah. Kyungsoo tengah duduk di ruang tengah tempat biasa ia menghabiskan waktunya untuk menonton televisi sekaligus tempat favorit untuk makannya. Eunji sudah kembali dari dapur, selesai mengupas dan memotong buah.
“nah ini foto yang kubicarakan lewat telepon minggu lalu” kata Do Namjoo saat kembali dari dalam kamarnya. Membawa sebuah tas ransel kecil dan selembar foto yang menampilkan dua orang anak yang terlihat seperti kakak beradik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Missing Dongsaeng
FanfictionSuho: Mungkin jika adikku masih hidup, dia akan seumuran dengannya. . Kyungsoo: Hyung? Benarkah aku masih memilikinya? . Eunji: Apakah aku salah berada diantaranya?