Kyungsoo sedang berjalan di tepian sungai Han sore ini. Ia berhenti sejenak di tepian, melebarkan tangannya. Tangan kirinya sudah sembuh dan perbannya sudah dibuka. Ia bisa merasakan angin menerpa dirinya. Masih ada waktu sebentar sebelum ia ke rumah Ny.Kim memenuhi undangan makan malam. Entah mengapa langkah kakinya membawa dirinya ke tempat ini, seolah mengajaknya untuk bernostalgia kepada masa lalu yang bahkan ia sendiri tidak mengingat apa itu. Hanya saja dia merasa nyaman berada disini.
30 menit sudah Kyungsoo menghabiskan waktunya, ia melihat jam yang melingkar di lengannya dan memutuskan untuk bergegas. Langkahnya ia percepat dari sebelumnya. Tak jauh dari pandangannya di depan terlihat seorang wanita yang dikenalnya, mengenakan mantel hitam menatap ke arah depan dengan tatapan sendunya. Terlihat sedikit noda tanah di bagian bawah mantel hitam yang dikenakan. Kyungsoo tergerak untuk menghampiri wanita itu.
***
Ny.Kim masih mencoba menenangkan dirinya, ia meminta kepada Sekertaris Jo untuk berhenti sejenak di tepian sungai Han. Perasaannya begitu terpukul tak percaya dengan kenyataan yang baru saja ia hadapi. Penantian begitu panjangnya terjawab sudah, namun bukan kabar baik yang ia dapatkan. Kenyataan yang membuatnya serasa menelan pil pahit dan bahkan masih ada kabar satu lagi yang seolah dirinya menderita suatu penyakit namun belum tahu itu apa. Kenyataan yang dihadapinya sekarang memang menjawab keresahannya selama ini namun juga menambah keresahan yang lain.
Ny.Kim falsback. Beberapa jam yang lalu.
Ny.Kim dan sekertaris Jo sudah berada di mobil yang melaju menuju Busan. Sekertaris Jo mengatakan bahwa dia sudah mengetahui dimana suami atasannya, tuan Kim Siwon kini berada. Namun ia tidak mengatakan akan membawa Ny.Kim kemana pastinya walaupun Ny.Kim mendesaknya. Mobil terus melaju menjauhi Seoul menuju pinggiran selatan Korea, ke arah Busan.
Dalam hati Ny.Kim ia berharap bahwa kabar suaminya pernah di rawat di rumah sakit berujung pada kesembuhan suaminya, yang berarti kemungkinan masih hidup. Itu yang selalu dibenaknya. Tapi tatapan sekertaris Jo ketika mengatakan dimana Kim Siwon tidak menunjukkan gurat kelegaan. Sesuatu yang menyedihkan terpampang dari wajahnya.
Jalanan semakin menuju bukit, di sisi kiri kanan dipenuhi pepohonan cemara. Rumah-rumah penduduk terlihat kecil dari atas sini. Ny.Kim semakin menyadari suasana, seperti mengarah ke area pemakaman. 'Inikah alasan kenapa sekertaris Jo tidak memberi tahu langsung?'batin Ny.Kim.
Mobil berhenti di parkiran depan area pemakaman umum. Sekertaris Jo dengan sigap turun dan segera membukakan pintu Ny.Kim, yang diikuti wanita paruh baya itu keluar.
"Inikah tempatnya sekertaris Jo?" tanya Ny.Kim sambil masih menatapi papan nama di pintu gerbang area pemakanan yang ada di depannya.
"Ne sajangnim. Tuan berada di dalam" jawab sekertari Jo lirih.
"bagaimana kau yakin ini adalah makamnya? Kau sudah pastikan?" tanya Ny.Kim dengan nada bergetar mencoba mencari kemungkinan lain yang masih ia harapkan.
Sekertaris Jo mengangguk dan menceritakan detailnya. Ia menemukan salah seorang petugas rumah sakit, yaitu supir ambulance yang mengantar jenazah Kim Siwon kemari. Supir ambulance itu sudah lama pensiun dari rumah sakit dan berhasil ditemukan oleh detektif sewaan sekertaris Jo. Begitu diperlihatkan foto Kim Siwon, supir itu mengkonfirmasi kalau yang dia antar adalah orang yang sama dengan Kim Siwon.
Langit sudah mendung ketika mereka memasuki pemakaman, seolah mengerti perasaan Ny.Kim saat ini. Beberapa kali gemuruh terdengar di langit. 'apakah langit juga ikut bersedih denganku' batin Ny.Kim.
Ny.Kim merapatkan mantel hitamnya. Ia mencoba menguatkan hatinya untuk menghadapi semua ini. Ia sudah tau salah satu risiko yang harus dia hadapai dari salah satu kemungkinan kenyataan yang akan dia temui mengenai suami dan anaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Missing Dongsaeng
FanfictionSuho: Mungkin jika adikku masih hidup, dia akan seumuran dengannya. . Kyungsoo: Hyung? Benarkah aku masih memilikinya? . Eunji: Apakah aku salah berada diantaranya?