[14] Naruto

115 8 8
                                    

Enjoy!

Bel berbunyi nyaring pagi ini. Di kelas MIPA 4, Thea udah nggak jomblo lagi. Tadi pagi suhu badan Zara udah turun, terus anak itu memutuskan buat masuk sekolah aja walau harus pakai jaket pas di kelas.

Itu aja dipaksa sama yang lain.

"Weyy! Zara udah sembuh nih? Yah si Thea nggak jomblo lagi dong?! Aturan lu masuknya besok aja, Zar!"

"Berisik lu!" sahut Thea, matanya memicing tajam.

Felix cengengesan tanpa dosa. Masih pagi aja udah cari keributan. Hm maklum ya, namanya juga Felix.

"Dih, Felix, doain gue belum sembuh ya lo?!" Zara langsung mencubit lengan Felix gemes.

Cubitan maut Zara sukses bikin Felix teriak-teriak kesakitan sampai dibekap sama Eric, soalnya berisik banget mana suara kayak bapak-bapak.

"Hmphh!" Felix megap-megap nggak bisa nafas sambil mukulin Eric, tapi Eric nya nggak peduli.

"Zar, ngomong-ngomong kemarin ada yang nyariin lo tuh. Anak MIPA 1, siapa ya itu namanya...Naruto? Narto?"

Zara bingung, Thea yang dengar Eric nyebut nama Naruto juga ikutan bingung. Sejak kapan Naruto sekolah di sini? Ini kan bukan Konoha.

"Mana ada temen kita namanya Naruto?" Thea heran. Perasaan nggak pernah dengar.

Zara mengerutkan dahi semakin bingung, "Ngelindur kali lo ric! Ngimpiin Naruto nyariin gue ya?"

"Anjir, kaga, sumpah!" kata Eric meyakinkan.

"Eh btw, kapan nyariinnya, ric? Kok gue nggak tau?" tanya Thea kemudian.

"Waktu istirahat. Lo udah pergi ke kantin sama temen-temen lo."

Zara sama Thea lantas tatap-tatapan. Siapa gerangan kah Naruto yang mencari Zara? Mau ngajak Zara jalan-jalan ke Konoha? Atau mau menjadikan Zara Hokage di sana?

"Handaru, goblo! Jauh banget sialan, Naruto!"

Felix ngegas begitu bekapannya dilepaskan oleh Eric. Felix nya bringas sih lama-lama, masa tangan Eric mau digigit. Karena takut rabies akhirnya Eric lepas.

"Handaru siapanya Naruto?" bercanda aja nih Zara.

"Adeknya!" kata Felix ngeselin.

"Rambutnya juga jabrik warna kuning nggak lix?" Zara habis sakit makin nggak bener.

"Warna merah!" Felix nya juga malah menanggapi.

Eric yang liat gedeg sendiri, "Lu berdua korsa sel kebodohan ya? Malas jadinya pangeran Eric berbagi oksigen sama kalian!"

suka nggak ngaca.

"Mirror ric!" Thea melempar penghapus ke arah Eric lantas kena pas di hidungnya.

"Mayan penghapus gratis."

"Heh balikin!"

☁️🍰🌿

Kantin sekolah yang estetik.

Seperti biasa kita akan menemukan konferensi meja kantin di pojokan, dengan delapan anggota yang menempatinya secara tidak tenang alias berisik, tentu saja. Kalau di cafe, kadang harus sampai diusir dulu baru anteng terus pulang.

Girl From Dormitory [on going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang