Enjoy!
Malam ini setelah kegiatan belajar, anak-anak aj(a)ib yang terdiri dari delapan gadis itu nggak langsung kembali ke asrama.
Masih ada waktu satu jam sebelum mereka benar-benar harus kembali ke asrama, mereka mau ngadem sebentar di taman sambil minum susu kotak, borong di supermarket.
"Aduh gara-gara minum jadi kebelet nih!" keluh Reista karena tiba-tiba kebelet pipis.
Tsamira yang melihat lantas mengerutkan dahi, "Kayaknya cuma susu satu kotak doang?"
"Tadi gue udah minum banyak juga sih-ADUH KEBELET!" Reista mencengkeram lengan Zara yang ada di sebelahnya.
Zara kemusuhan.
"Aduhh! Sakit ogeb! Sana pipis!"
"Anterin!" muka Reista udah asem nggak tahan lagi. Jangan sampai ngompol di sini ini anak.
"Haduhh capek ah, sama yang lain!" Zara menolak karena lagi menikmati susu kotak dengan tenank.
Reista pun ngeliatin teman-temannya. Lagi pada asik semua menikmati susu kotak tanpa ada yang merasa iba satu pun. Ngeselin emang fix mau Reista jual aja di olx sahabat-sahabatnya itu.
"WOY! Tega lu pada??!" Reista meringis saking kebeletnya.
Karena kasian juga liat Reista yang udah kebelet banget, takut aja kalau tiba-tiba ngompol di sini, Key pun berdiri lalu mengangguk pada Reista.
"Ayok sama gue!" katanya.
Reista menghela nafas lega lalu nyengir bahagia.
Key dan Reista pun berlari menuju arah kamar mandi terdekat. Yang lain cuma dadah-dadah seiring dengan kepergian dua anak manusia itu.
"Eh ngomong-ngomong gimana seleksinya, Tsa?" Zara bertanya tiba-tiba pada Tsamira.
"Besok baru mulai tahap pertama. Nyanyi lagu nasional." jawab Tsamira.
Yang lain mengangguk paham tapi nggak bersuara kecuali Mark, dia tiba-tiba menepuk keningnya kayak teringat sesuatu gitu.
"Wahh! Berarti besok nggak ikut nonton Liga Bumantara dong?!" pekik Mark kemudian.
Semua yang ada di sana jadi ikutan teringat. Kalau besok adalah hari pertama pelaksanaan Liga Bumantara. Itu loh, lomba sepak bola antar kelas, tiga angkatan. Semua siswa wajib datang buat jadi suporter.
"Yahh enak banget dong! Aku juga mau!" Lista yang kurang suka sepak bola dan keramaian itu iri sama Tsamira yang bisa dapat dispen.
"Hehehe, iya dong enak." Tsamira senyum jail.
Di ujung sana Zara juga udah mesem-mesem godain Lista yang lagi melancarkan protes. "Gue juga dispen loh!" pamernya.
"Dih? Nggak ikut juga?" Lista semakin iri. Zara menggeleng.
"Biasa, persiapan buat olimpiade. HEHEHE," ketawanya Zara ngejek banget minta digetok.
"Yahhh! Mauu ikut!" Lista pun merengek kayak anak kecil.
Yah, nggak tau aja Lista, ada yang lebih suram nasibnya daripada dia yang cuma harus duduk di bangku suporter tanpa merasakan kepanasan. Coba bayangin makhluk berikut ini,
"Enak banget woy! Gue tiap hari harus ikut nih. Jaga di pinggir lapangan, panas terik menghadang." Mark mengerucutkan bibirnya.
Betul, udah jadi kewajiban anak PMR buat selalu berpartisipasi. Jaga-jaga kalau ada yang cedera.
"Alah panas menghadang juga kan ada Leo!" Haiv nowel pipi Mark. Malu deh mukanya jadi kayak tomat.
"Ya besok lo bawa tenda aja Mark di pinggir lapangan biar nggak panas." celetuk Thea kemudian, diikuti oleh cekikikan yang lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Girl From Dormitory [on going]
Teen FictionGirl From Dormitory ❝what happened in dormitory ?❞ [bahasa, non baku] ©2020, @hcmster ⟨fiksi⟩