Cuaca pagi ini dingin, hujan turun dengan lebat semalam. Alika memakai sweater rajut buatan bundanya, dengan langkah pelan melewati setiap becekan yang ada di jalanan.
Alika menunggu angkutan umum lewat, ia berdiri tepat dibawa pohon yang sangat besar.
"Kenapa dingin banget sih" Alika menggosok-gosok tangannya.
Angin berhembus dengan kencang, air yang masih menempel di dedaunan otomatis berjatuhan dengan bersamaan.
Alika menutup matanya untuk merasakan jatuhnya air ke kepalanya, tapi tidak ada satupun air yang jatuh ke atas kepalanya, padahal tadi dia sudah mendengar suara pohon bergerak karna tiupan angin yang kencang.
Kini Alika membuka matanya, melihat ke atas dan terdapat payung tepat di atas kepalanya. Alika memutarkan kepalanya, "Chio?"
"Hai" Chio tersenyum lebar kepada Alika.
"Sejak kapan?" Tanya Alika.
"Sejak angin bertiup sangat kencang" Chio mensejajarkan tubuhnya dengan Alika.
"Kenapa lo disini?" Tanya Alika.
"Tuh angkotnya udah ada, berangkat yuk" Chio mendahului Alika untuk masuk ke dalam angkotnya.
"Aneh" Alika mengelengkan kepalanya lalu tersenyum.
Sunyi, sepanjang perjalanan diam tanpa ada yang membuka percakapan. Cuaca yang dingin semakin terasa saat keadaan mulai canggung.
"Al,
"Ko,
Keduanya memanggil bersamaan.
"Lo duluan" untuk kedua kalinya mereka bicara secara bersamaan.
"Gue, tuh udah sampe" Chio turun dari angkot itu bersama Alika.
Suara gas'an motor terdengar sangat jelas ketika motor Malik melewati gerbang, Malik menoleh ke arah Chio dan Alika. Tatapannya berbeda, apa ini bertanda buruk?
"Hmmm, Ko gue duluan ya" ujar Alika ketika melihat tatapan berbeda dari Malik.
Ia takut Chio yang menjadi sasarannya nanti, tapi semoga saja tidak.
Chio menghampiri Malik yang baru saja turun dan melepaskan helmnya.
"Kok lo bisa bareng sama Alika?" Tanya Malik langsung.
"Gue, gue tadi ngaterin nyokap gue ngejenguk nyokap Alika sekalian bareng" jelas Chio.
Malik menatap Chio dalam-dalam, Chio bukan tipekal orang yang suka berbohong.
"Kenapa lo naik angkot?" Tanya Malik.
"Gue gak mau nyokap gue jalan sendirian naik angkot" ujar Chio.
Bisa banget.
"Oh, udah bel tuh"Mereka berdua berjalan ke kelas, Alika berjalan tidak jauh dari jarak mereka. Malik pun langsung menghampirinya dan merangkul bahu Alika.
"Eh?" Alika sedikit terkejut.
"Ngapain sih" Alika melepaskan rangkulan itu.
"Lo kan cewe gue" Malik menaik-turunkan alisnya.
"Udahan aja deh ya" ujar Alika.
"Gak mau tuh" jawab Malik santai.
"Ih kok lo ngeselin sih" Alika mempercepat jalannya.
"Bep tunggu dong" teraik Malik.
"Malik gue tampol lo!" Alika menengok sambil mengepal tangannya, lalu meninggalkan Malik.
Mereka lucu.
Alika gak mau ngakuin, kesian.
Akhirnya mereka.
Aku cemburu melihatnya.
Malik kembali berjalan bersama Chio.
"Susah ya dapetin Alika" ujar Chio.
"Hah?" Malik menatap Chio bingung.
"Ah, iya lo susah banget kayaknya buat dapetin dia" ujar Chio.
"Ohh, gue cuma main-main kok" ujar Malik.
"Apa maksud lo?" Chio terdiam di tempat.
"Serius amat masnya" ujar Malik mencairkan suasanan.
"Gue gak mau ya lo main-main sama perasaannya Alika" Chio meninggalkan Malik.
**
Alika membawa tumpukan buku dari perpustakaan, perintah dari bu Alin itu sangat merepotkan dirinya.
Alika terus melangkahkan kakinya tanpa melihat jalan sama sekali.
BRUKK, baru berjalan sebentar ada saja orang yang menabraknya,
"Duh jalan pake mata dong!!" Alika merapihkan kembali bukunya.
"Sorry sengaja" ujarnya.
Alika langsung menoleh keatas dan benar saja dugaannya, Malik yang menabrak dirinya.
"Ih rese banget si lo!" Kesal Alika.
Malik membantu merapihkan bukunya tanpa bicara.
"Udah sana, gak usah sok peduli gitu"
Malik mengangkat semua buku itu dan membawanya ke arah kelas Alika, "Malikkkkkk" panggil Alika, karna ia belum menyetujui tindakan Malik itu.
"Gak usah bawel, sebagai permintaan maaf gue" Malik melanjutkan perjalanannya.
Sesampainya di kelas Alika malik meletakkan buku itu di atas meja guru dengan nafas yang terenggah-engah.
"Loh, kok?" Bingung bu Alin.
"Saya tadi nabrak dia bu, jadi sebagai pacar yang baik jadi saya tolongin" jawab Malik sambil menarik-narik kerah bajunya*pamer gitu*.
"Wahh kalian romantis juga ya" ledek bu Alin.
"Aduh bu apaan sih, jangan dengerin kata-kata dia deh" jawab Alika.
"Ibu doa kan kalian langgeng ya" ujar bu Alin.
"Bu please deh, kita gak pacaran" ujar Alika yang langsung di ijak kakinya oleh Malik.
"Jadi?" Tanya bu Alin.
Anak kelasan Alika langsung berbisik-bisik tentang ucapan Alika tadi.
Malik langsung merangkul Alika, "soal hubungan dia itu orangnya pemalu" bisik Malik.
Alika hanya tersenyum dengan terpaksa.
"Oala, Alika pemalu toh" bu Alin berteriak.
Alika gemesin banget sih.
Alika pacaran sama Malik aja malu, apalagi sama gue.
Alika manis banget kalo lagi senyum.
Alika please jangan senyum gitu.
Alika pipinya merah.
"Mending lo pergi" bisik Alika kepada Malik.
"Hmm saya permisi ya bu, nanti saya di omelin pak Pado karna lama keluar kelas. Assalamualaikum"
Malikk.
Meja paling depan berbisik-bisik memanggil Malik, dan untung Malik mendengar itu lalu memberikan kedipan sebelah matanya.
HUAHHHH DAPET KEDIPAN GENIT DARI MALIK.
Ujarnya yang langsung loncat-loncat kegirangan.
"Cinta kenapa kamu?" Tanya bu Alin.
"Ah anu, gak kenapa-kenapa bu"
Dasar Malik.
Batin Alika sambil tersenyum konyol.**
Vote and comment'nya please😶
8:25 pm
KAMU SEDANG MEMBACA
MALIKA
Teen FictionMalik Zattana - Alika Zarraniya. Memang nama mereka hampir sama, tapi cerita kehidupan mereka sangatlah berbeda. Namun keduanya sama-sama populer disekolah, tapi selama 3 tahun sekolah keduanya tidak pernah saling mengenal. Apa yang membuat mereka b...