22.

3.9K 212 1
                                    

Hari ini Alika menumpang di motor Chio dengan kaki yang masih di perban dan membawa tongkat.

"Lo seriusan mau masuk sekolah?" Tanya Chio khawatir.

"Gue gak apa kali" jawab Alika santai.

Chio melajukan motornya dengan tenang dan tanpa pembicaraan sama sekali hingga tiba di sekolah. Chio membantu Alika untuk turun dari motornya.

"Shhh" Alika memengang bahu Chio.

"Gue bilang apa, mending lo gak usah masuk dulu" ujar Chio sedikit mengomel.

"Gue gak apa-apa Chio, dan lo jangan bilang bunda gue ya" Alika memohon.

Mereka berdua berjalan beriringan, yang sudah melihat kaki Alika yang terluka mulai membuka suara karna penasaran dan kasihan.

Kok gak sama Kak Malik?

Pertanyaan itu seketika membuat dada Alika sesak. Alika hanya bisa tersenyum miris ketika mendengar nama Malik.

"Jangan dengerin omongan mereka" Chio mencoba menenangkan Alika.

Saat sedang berjalan tiba-tiba BRUKKK.

"Aaaa, kaki gue" jerit Alika.

Jessie yang sedang bergandengan dengan Malik dengan sengaja menendang tongkat bantu Alika. Keseimbangan Alika hilang dan terjatuh, posisinya kaki yang sakit tambah sakit.

"Aaaa hikss" Alika terus menjerit kesakitan dan memengangi kakinya.

"Alika-

Dengan sigap Chio mengendong Alika, dan melewati tubuh Malik.

"Jagain cewe lo!" Ujar Chio membisik kepada Malik.

Malik kesal mendengar perkataan Chio barusan, tapi ia membiarkan Chio pergi karna ia sedang mengendong Alika.

"Lo kenapa sih?" Tanya Malik kepada Jessie dengan kesal.

"Aku gak sengaja kak" Jessie menunduk.

"Alah" Malik meninggalkan Jessie.

Jessie malu dan kesal ia pergi dari keramaian itu.

**

Greya sedari tadi menceramahi Alika yang kini sudah berada di kelas.

"Kenapa gak bilang coba? Kan kita bisa bareng, kita kan sahabat Alika, bisa saling membantu. Lo jangan suka nyusahin diri sendiri, masih ada kita" Greya duduk di samping Alika.

"Bener kata Greya, Ka. Lo bisa minta bantuan ke kita, dan lo bisa bagi-bagi beban lo sama kit" Kirana memeluk Alika.

"Kalian" Alika membalas pelukan Kirana.

"Ehhh gue ikutan" Greya ikut memeluk Kirana dan Alika.

Eh gua juga ikutan dong

Mau peluk Alika juga

Gue di tengah dong

Jadi cinta sama Alika

Pengen peluk Alika

Anak laki di kelas ikutan berseru ketika melihat mereka berpelukan.

"Dasar lo semua otak mesum" teriak Greya.

"Ih Greya pikirannya jorok" sahut Bagus teman sekelasnya.

"Eh sialan lo"

Tiba-tiba kelas hening, seseorang muncul dari balik pintu.

"Ka, ka" panggil Greya.

Alika sedang membaca novel yang baru ia beli, ia pun menoleh ke arah pintu.

Malik? Batin Alika terus bertanya.

"Maaf buat yang tadi" Malik meletakkan coklat di atas meja Alika.

"Bukan salah lo" Alika tersenyum.

"Jangan senyum, gue gak pantes buat liat senyum lo itu" ujar Malik lalu pergi.

"Makasih" bisik Alika. Walaupun jauh dari jangkauan tetapi ucapan Alika bisa terdengar di telinga Malik.

Alika tersenyum dan tanpa sadar ia meneteskan air matanya.

"Ka, lo gak apa?" Tanya Kirana.

"Eh, gak apa kok" Alika mengusap air matanya.

"KM, gue izin ke toilet ya" Alika izin ketoilet, karna di kelas pun tidak ada guru.

"Gue ikut" ujar Greya.

"Gak usah, gue sendiri aja" Alika melanjutkan jalannya.

Ia berjalan dengan tongkatnya, dengan sedikit rasa sakit.

"Alika" panggil seseorang.

Alika menoleh, ternyata itu Malik.

"Kenapa?" Tanya Alika.

"Gue gak bisa,

Alika binggung.

"Gue gak bisa kita kayak gini, gue gak bisa ngeliat lo terus-terusan sama Chio. Gue-

"Chio sahabat lo, dia sahabat gue. Gak salah kalau dia mau bantu gue, lagian juga cuma dia yang bisa bantu gue, dia tetangga gue. Dan lo, kita udah gak ada hubungan, maaf Malik" Alika memutar tubuhnya dan melanjutkan perjalanannya dengan tetesan air mata yang keluar dari matanya.

Malik dengan kesal memukul tembok kelas dengan keras berkali-kali. Alika gak tahan mendengan pukulan itu, rasanya sakit sekali.

Alika memutar tubuhnya kembali mengarah ke arah Malik. Ia melihat tangan Malik yang kini sudah berdarah.

"Stop Malik" Alika memegang tangan Malik dengan erat.

"Jangan bodoh" Alika mengeluarkan kain tipis berwarna biru dari kantong roknya.

"Kenapa Ka? Gue gak mau sama Jessie" Malik menundukkan kepalanya.

"Gue cuma-

"Cuma mau bikin dia bahagia di akhir hidupnya? Itu kan yang mau lo ucapin, dia sehat Alika please percaya sama gue" Malik menatap Alika dalam-dalam.

Alika mengikat kain itu di tangan Malik yang mengeluarkan darah, "gak ada yang mau bohong soal penyakit Malik, kalau emang bener-

"Gue bakal buktiin ke lo" Malik mengenggam tangan Alika.

"Makasih, Malik" Alika melepaskan genggaman Malik lalu pergi.

Ia tidak jadi ke toilet dan kembali ke kalas.

"Kok lama banget?" Tanya Greya.

"Ngantri tadi"

"Tumben banget toilet ngantri" ujar Kirana.

"Lo bohong ya?" Tanya Greya.

"Gak kok"
Maaf gue bohong.









TBC!!!!!

MALIKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang