Malik membawa Alika kerumahnya, dari luar pintu saja sudah terdengar suara kelurganya yang sangat ramai. Berbeda dengan Alika, sunyi hanya terdengar suara jangkrik.
"Assalamualaikum" salam Malik dan Alika.
"Waalaikumsalam" sahut seseorang dari bilik dapur.
"Duduk Ka" Malik melempar tasnya ke atas sofa.
"Bunda aku bawa seseorang" ujar Malik berteriak.
"Saha?" Tanya seseorang dari lantai atas.
"Wah, sekian banyak gue denger lo pacaran sama cewek kenapa baru yang ini di bawa?" Ujarnya menuruni anak tangga.
"Hai, kenalin gue Mikail, abangnya tuh bocah tengil" sapanya.
"Sialan lo bang, awas aja sampe cewek gue di embat" ujar Malik.
"Haha, bun liat deh dia pinter banget pilih cewek"
Kini sosok malaikat keluar dari bilik dapur, dengan celemek terpasang di tubuhnya.
"Wah cantik banget"
"Hallo tante" Alika mencium punggung tangan bunda Malik.
"Panggil aja bunda, anggap kita kayak keluarga kamu aja ya" ujarnya ramah.
"Eh, iya bun" gugup Alika.
"Bunda aku mau bawa di ke kamar" izin Malik.
"WHAT?" kejut Bunda dan Mikail bersamaan, begitu juga Alika kini matanya telat membulat.
"Yah pikirannya ngaco deh, aku gak bakal ngapa-ngapain dia, tenang aja paling pengang sana sini doang" sahut Malik saat menaiki anak tangga dan mendapat sikut dari Alika.
Alika berhenti di depan mintu kamar Malik, sedangkan Malik sudah masuk kedalam.
"Masuk ilah" ujar Malik.
"Mau ngapain?" Tanya Alika.
"Lo berfikir sama kayak mereka?" Tanya Malik.
"Tenang aja, nih pintu gak akan gue tutup" lanjut Malik meyakinkan.
Akhirnya Alika masuk kedalam kamar Malik, kamarnya rapi dan dingin.
"Selamat datang di dunia gue" ujar Malik.
"Gue pikir kamar lo bakalan berantakan kayak kapal pecah" ujar Alika mengelilingi kamar Malik.
"Itu akan terjadi kalau Haiden dan Chio nginep disini"ujar Malik.
Alika berdiri di balkon kamar Malik, melihat ke atas langit. Bintang-bintang bertaburan di atas langit menemani sang bulan yang kini bersinar terang.
Mungkin bulan itu sama seperti Alika, bersinar sangat terang saat ia bersama teman-temannya, dan redup saat ia kembali dalam rumah.
"Keluarga lo seru banget, rame" ujar Alika masih menatap ke langit.
Malik menghampiri Alika yang berdiri di pinggir balkon.
"Gue bersyukur punya mereka, dan gue makin bersyukur setelah gue dapet lo" ujar Malik.
Alika duduk di kursi yang ada di balkon itu,
"Gue juga bersyukur punya sahabat yang rame dan sekarang di tambah lo, gue bersyukur selalu" Alika tersenyum miris."Oh iya, ayah lo kemana?" Tanya Alika.
"Ayah gue sebentar lagi juga pulang" jawab Malik ikut duduk di samping Alika.
Dan benar saja ayahnya baru saja pulang, dibawah sangat ramai, membicarakan Malik dan selalu saja ada topik untuk bercanda.
"Mana gadis cantik itu?" Tanya ayahnya dengan keras.
KAMU SEDANG MEMBACA
MALIKA
Teen FictionMalik Zattana - Alika Zarraniya. Memang nama mereka hampir sama, tapi cerita kehidupan mereka sangatlah berbeda. Namun keduanya sama-sama populer disekolah, tapi selama 3 tahun sekolah keduanya tidak pernah saling mengenal. Apa yang membuat mereka b...