23.

4.9K 237 7
                                    

Jessie mengikuti Alika, kini Alika berada sendirian di lorong.

Alika mau kemana? Kok sendirian sih?

Sama aku aja yuk

Yu main yu

Alika hati-hati jalannya

Begitulah jika ia lewat kelas 12 IPS 3, anak laki yang sering nongkrong di luar kelas.

"Gue duluan ya" ujar Alika melewati mereka.

Jessie masih mengikuti Alika, bedanya saat ia lewat tidak ada yang menggodanya.

Alika pergi ke perpustakaan, ia ingin mengembalikan buku yang sudah ia pinjam. Sedangkan Greya dan Kirana menunggu di kantin.

"Assalamualaikum bu, saya mau mengembalikan buku" Alika berbicara kepada penjaga perpus, dan berjalan ke arah rak untuk meletakkan buku itu kembali.

Tiba-tiba seseorang mengambil tongkat bantu Alika. Dengan sigap ia memegang rak buku yang untungnya cukup kuat.

"Kesian ya" ujarnya di kegelapan.

"Siapa?" Tanya Alika.

"Pacar Malik Zattana"

"Jessie" tebak Alika.

"Yap, benar" ia menunjukkan dirinya di depan cahaya.

"Balikin tongkat gue" ujar Alika membisik.

"Kenapa?" Tanya Jessie.

"Lo gila ya?"

"Ya gue gila, gila karna Malik"

Alika berjalan pelan mendekati Jessie.
"Denger gue, dia sekarang udah jadi milik lo. Jadi lo gak usah ganggu gue kayak gini"

"Percuma! Yang ada di mata dan di hati dia itu cuma lo"

"Dan itu bukan kesalahan gue" ujar Alika semakin dekat.

"Jelas itu kesalahan lo!"

"Apa bener yang dikatakan Malik, lo gak sakit"

"Haha, bodoh!"

Alika kini sudah di depan Jessie, "jadi lo bohongin gue?" Alika memegang kerah baju Jessie.

"Apaan si lo" Jessie mendorong Alika.

"ALIKA" teriak seseorang di belakang Jessie.

Jessie menoleh "Malik" ia menatap Malik dengan tatapan takut.

"Gila lo ya! Kita putus" Malik langsung mengendong Alika dan membawanya pergi.

"Ta-tapi Malik, arghhhhhh"

**

Malik membawa Alika ke UKS, kaki Alika sakit kembali.

"Makasih" ujar Alika.

"Akhir-akhir ini Makasih itu jadi kata favorite lo ya" Malik mengencangkan perban kaki Alika.

"Hmmm Maaf" Alika menundukkan kepalanya.

"Lo gak salah"

"Maaf gue udah egois, maaf Malik" Alika menangis di depan Malik.

"Dasar cengeng" Malik tersenyum dan mengapus air matanya.

"Gue bodoh banget ya" Alika tersenyum miris.

"Gue juga sama bodohnya kayak lo" Malik duduk di samping Alika.

"Gue yang paling bodoh, hampir aja gue kehilangan orang yang gue sayang" ujar Alika.

"Cie sayang" ledek Malik.

MALIKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang