Malam ini Alika sedang duduk di teras rumahnya, sambil membaca buku dan di temani susu hangat buatannya.
Rumahnya sepi seperti biasanya, bundanya pulang dari rumah sakit ke rumah ibunya karna takut terjadi apa-apa lagi.
"Huuuuh" Alika menghembuskan nafas panjang.
Alika meletakkan buku yang ia baca di atas pahanya, ia mengingat kembali kejadian hari ini.
"Haha konyol" Alika tertawa sendiri lalu menutup wajahnya dengan buku yang ia baca tadi.
"Please jangan" Alika menutup bukunya dan seseorang sudah berdiri di depannya.
Karna reflek Alika kaget dan terjungkal ke samping dari kursi yang ia duduki.
"Aduhh" Alika bangkit dari posisinya.
"Lo ngapain disini malem-malem?" Tanya Alika.
Kini Malik berdiri tepat di depannya, Alika heran sedang apa ia disini sekarang?
"Gue liat lo butuh temen ngobrol" ujar Malik.
"Gak butuh, sana lo pulang" Alika masuk kedalam rumah dan menguncinya rapat.
Alika mengintip ke jendela, Malik berdiri di depan pintu sambil tersenyum lalu mengucapkan sesuatu yang Alika tak ketahui.
"Dia beneran Malik kan?" Tanya Alika sambil memastikan.
Malik berjalan keluar dari perkarangan rumah Alika, menghampiri motornya lalu pergi.
"Ada-ada aja sih" Alika kembali ke kamarnya.
🏫 🏫 🏫
Malik menyalakan mesin motornya, ia sudah siap untuk berangkat ke sekolah, dan ia berniat menjemput Alika.
"Ma, aku berangkat ya. Assalamualaikum" salam Malik lalu melajukan motornya ke arah rumah Alika.
Malik terus tersenyum sepanjang jalan, entah apa yang ada di pikirannya.
Baru saja Malik ingin ke rumah Alika, sedangkan pemilik rumahnya saja baru ia lewati.
Alika berjalan sendirian mengarah ke tempat berhentinya angkot. Dengan cepat Malik memutarkan motornya dan berhenti tepat di depan Alika.
"Bareng gue aja" ujar Malik.
Alika menoleh, "Gak"
"Sekali aja, Ka. Lo kan juga masih pacar gue" ujar Malik.
"Bisa banget alesan lo!" Alika menghentikan langkahnya dan memutar tubuhnya 90° mengarah ke Malik.
"Gue cape Mal" bisik Alika saat menaiki motor Malik.
"Lo ngomong apa barusan?" Tanya Malik.
"Udah buruan nanti telat" Alika mengalihkan.
"Pegangan lah" Malik menatap wajah Alika dari spion.
"Modus banget si lo" Alika memegang pundak Malik.
"Lo pikir gue tukang ojek"
Malik menarik tangan Alika untuk memegang pinggangnya, hanya memegang pinggang tidak sampai memeluk.
Alika membulatkan matanya, "udah buruan jalan" pinta Alika.
Malik tersenyum saat melihat wajah menggemaskan Alika, ia melajukan motornya dengan cepat.
Alika memejamkan matanya, sudah lama ia tidak di bonceng motor seperti ini, Alika tersenyum tanpa ia sadari air matanya menetes.
Alika melingkarkan tangannya di pinggang Malik, ia menyenderkan kepalanya di punggung malik.
Tiba-tiba Malik ngerem mendadak dan membuat Alika kaget, "Ayah" teriak Alika.
"Lo gak apa? Sorry ya gue gak liat ada kucing lewat barusan" ujar Malik.
"Iya gak apa" Alika melepaskan pelukannya.
Lagi-lagi ia teringgat akan almarhum ayahnya, kenangan masalalunya beputar begitu saja di dalam pikiran Hanna.
"Lo seriusan gak apa?" Tanya Malik lagi.
"Gue baik-baik aja Malik" jawab Alika sambil menguncir rambutnya.
"Hmm oke" Malik melanjutkan perjalanannya.
Sepanjang perjalanan tak ada yang membuka pembicaraan terlebih dahulu, Alika diam begitu juga dengan Malik.
Sampai pada akhirnya mereka tiba di sekolah, Alika turun dari motor Malik. Ia berdiri menunggu Malik melepaskan helm-nya.
"Ka, lo ga ke kelas?" Tanya Malik sambil menaruh helm-nya di atas motor.
"Gue nungguin lo" jawab Alika.
"Gue? Di tungguin? Sama lo? Gak salah kan?" Bingung Malik.
"Ih apaan si lo, udah cepetan"
"Oh oke" Malik berjalan di samping tubuh Alika.
Keduanya mendapat tatapan dari semua pasang mata yang ada di sekolah.
Alika hanya membalas senyuman kepada mereka yang memperhatikan Alika dan Malik berjalan. Dengan iseng Malik merangkul bahu Alika.
Para kaum hawa terkejut dan menganga lebar saat melihat itu, ada juga yang berteriak saat Malik melalukan itu dengan sengaja.
"Malik kita diliatin" ujar Alika membisik.
"Biarin aja, lo kan pacar gue" jawab Alika.
"Please deh,
"Iya sayangkuh" jawab Malik.
Omay omay omay Malik.
Doi gue.
My bebep honey Malik.
Malik ih gemesin.
Malik gue cemburu.
Alika cocok banget sama Malik.
Dan akhirnya gue patah hati melihat mereka berdua.
"Denger tuh, mereka bilang kita cocok"
Dengan cepat Alika menyikut perut Malik karna sebal.
"Woii Malika" panggil Haiden yang berjalan bersama Chio.
Alika dan Malik menoleh, "lo manggil siapa?" Tanya mereka bersamaan.
"Malika, Malik dan Alika" jawab Haiden.
**
Thanks for reading, jangan lupa vomentnya ya😉
Wulandari❤
4:20 pm
KAMU SEDANG MEMBACA
MALIKA
Teen FictionMalik Zattana - Alika Zarraniya. Memang nama mereka hampir sama, tapi cerita kehidupan mereka sangatlah berbeda. Namun keduanya sama-sama populer disekolah, tapi selama 3 tahun sekolah keduanya tidak pernah saling mengenal. Apa yang membuat mereka b...