4.

6.1K 309 1
                                    

Malik berjalan ke arah kelas Alika, kemana gadis itu? Sedari tadi ia belum melihat batang hidung Alika.

Entah kenapa hari ini Alika terus mengetayangi pikirannya.

"Woi" kejut Haiden.

"Alika?" Tanya Malik tiba-tiba.

"Alika gak masuk" jawab Chio.

Perjalanannya menuju kelas Alika berhenti di tengah jalan setelah mendengar jawaban dari Chio.

Malik menengok ke arah Chio, "Kemana?"

"Gue denger sih, nyokapnya masuk rumah sakit" ujar Chio.

Malik melanjutkan perjalanannya ke kelas Alika, terdengar dari luar pintu bahwa Greya dan Kirana sedang menelpon seseorang,

Tunggu kita ya, nanti pulang sekolah kita kesana.

Setelah telpon dimatikan, Malik langsung masuk kedalam kelasnya, "Gue ikut!"

"Ih dateng-dateng langsung nyamber" sahut Greya.

"Yaelah Ya, gue kan pacaranya" ujar Malik.

"Najisin banget, pacar apaan cuma kontrak doang"

Malik langsung menutup mulut Greya dengan tangannya dan mengkode dengan matanya.

"Haduhhh, ribet sih ya jadi seleb" ujar Greya lagi.

"Bacot mulu daritadi, gue cium lo" ujar Haiden.

"Najis" Greya menendang kaki Haiden.

"Sialan, beneran mau di cium" Haiden mendekat.

"Gue tampol lo!" Greya mengepal tangannya di depan wajah Haiden.

"Udah-udah, nanti kita bareng kesannya" to the point Kirana.

"Ra, gabisa gitu dong" bantah Greya.

"Oke makasih, kita duluan" Malik pergi dari hadapan Greya dan Alika.

"Awas lo lain kali gue cium beneran" Haiden mengancam Greya.

"Sialan!" Kesal Greya.

**

Bel sekolah berbunyi, anak-anak bubar dari kelasnya masing-masing. Greya dan Kirana sudah bersiap merapihkan buku-buku yang ada di atas meja.

Malik datang bersama kedua temannya.
"Woi lama banget" ujar Malik.

"Yaelah ngebet banget si lo" jawab Greya.

Greya dan Kirana berjalan ke arah mereka, dan jalan bersama. Haiden merangkul Greya, tanpa menunggu lama Greya langsung memutar tangan Haiden.

"Anjir sakit Ya" keluh Greya.

"Makanya jangan macem-macem" Greya menghempaskan tangan Haiden.

"Malik, nanti kita berhenti di toko buah ya" pinta Kirana.

"Oh, oke" jawab Malik.

"Cho, gue sama lo ya" ujar Greya.

"Oh ya udah"jawab Chio.

"Sama gue aja lah" ujar Haiden.

"OGAH" Greya langsung naik ke atas motor milik Chio.

Sedangkan Kirana bersama Malik, dan Haiden sendirian.

Setelah berjalan cukup jauh, mereka berhenti di toko buah yang sederet dengan toko bunga.

"Heh, lo bertiga gak mau patungan apa?" Tanya Greya.

"Oh patungan ya?" Tanya Malik.

"Lo pikir" Greya mendatarkan wajahnya.

"Seiklasnya aja" ujar Kirana.

Malik, Chio dan Haiden mengeluarkan uang dari saku bajunya untuk berpatungan membeli buah.

Malik melihat ada toko bunga, ia berfikir untuk membelikan bunga. Ia pun berjalan ke arah bunga mawar putih dan membelinya.

"Bunga buat siapa?" Tanya Chio.

"Buat ngejenguk" ujar Malik.

"Sok romantis banget sih" sindir Greya.

"Sialan lo" rasanya ingin sekali ia menyumpal mulut Greya yang pedes itu dengan batu.

"Apa lo liat-liat? Gue emang cantik" rasa percaya diri Greya sudah di level tinggi.

"Pen muntah anjir" ujar Haiden.

Mereka melanjutkan perjalanannya ke rumah sakit tempat di rawatnya bunda Alika.

Sesampainya disana mereka langsung menuju kamarnya, "inget ini rumah sakit, jadi jangan berisik" Kirana memperingati Greya.

"Iya bos"

"Haha sukurin" ledek Haiden dengan pelan.

"Gue denger ya" jawab Greya sinis.

Kirana membuka pintu kamarnya, "Assalamualaikum"

Waalaikumsalam.

Kirana dan Greya masuk lebih dahulu, dan akhirnya Malik masuk bersama kedua temannya.

"Malik?" Ujar Alika.

Alika menatap Kirana dan Greya bergantian, mencoba meminta penjelasan.

"Kirana yang ngizinin" ujar Greya.

"Sorry, mereka mau ngejenguk nyokap lo" ujar Kirana.

"Siapa yang mau ngejenguk bunda?" Tanya Diana.

Malik mendekat dan memberikan bunganya,
"Ini buat tante" Malik menjulurkan bunganya.

Tak ada respon, batin Malik bertanya-tanya. Matanya juga tidak mengarah kepadanya.

Alika mengerakkan tangan bundanya, "Makasih ya, ganteng" ujar Diana.

"Malik tante" jawab Malik.

"Bunda gue gak bisa liat" Alika mengambil bunga yang ada di tangan bundanya.

"Eh, sorry" Malik merasa bersalah.

Chio mendekat ke arah ranjang Diana, ia mencium tangan Diana dengan sopan.

"Cepet sembuh ya tan" ujar Chio.

"Eh Chio, kamu ikut ternyata"

Alis mata Malik mengerut seperti kaget dan bertanya digabungkan.

"Tante kenal Chio?" Tanya Malik.

"Dia tetangga yang baik" jawab Diana.

"Tetangga?" Kaget Malik.

"Gue belum cerita ya sama lo?" Ujar Chio.

Mereka banyak ngobrol dan bercanda bareng dengan Diana. Karna waktu semakin sore akhirnya mereka memutuskan untuk pulang.

"Tante, aku pulang ya. Kalau ada apa-apa sebut nama Greya sepuluh kali nanti Greya bakalan dateng" ujar Greya.

"Haha dasar kamu" Diana mencubit pipi Greya.

"Please deh tante, nanti pipi aku makin lebar" Greya memegang pipinya.

Kini Kirana yang mencium tangan Diana, "iya jangan di cubitin terus tan, nanti dia makin bawel" ujar Kirana.

"Kan kan" Greya memicingkan matanya.

"Kalian tuh ya" Diana tersenyum lebar.

"Kita pamit pulang ya tan, cepet sembuh" ujar Kirana.

"Hati-hati ya kalian, Chio bunda titip Kirana" ujar Diana saat mereka satu persatu keluar dari pintu.

Malik mendengar itu semakin penasaran dengan Chio.

















**
TBC!!!!
Jangan lupa voment'nya ya😉

8:00 pm.

MALIKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang