Jangan khawatir aku berubah. Percayalah bahwa ragaku bisa berubah tapi tidak dengan perasaanku.
Algara Pratama Einstein
--☀--
Matahari mulai meninggi. Ara sudah duduk manis di kelasnya. Ia menatap lurus ke depan tanpa minat.
Tadi Alga menjemputnya sangat pagi sehingga tidak ada alasan untuknya datang telat atau kabur dari pelajaran kimia pagi ini.
Bukan karena ia tidak suka dengan gurunya. Hanya saja ia malas mendengarkan celotehan tidak jelas tentang tokoh-tokoh yang menurutnya tidak penting.
Sampai suara seorang wanita paruh baya membuyarkan lamunanya.
"Ara, kamu bisa menjelaskan teori yang dikemukakan oleh Rutherford?"
Ara nampak cengo. Ia bukanya tidak tahu. Ara bahkan sangat tahu. Hanya saja ia tidak suka memperlihatkan kepandainya kepada banyak orang.
"Ibu tau Rutherford?"
Dasar Ara. Ditanya malah balik tanya. Batin BuSuk.
"Tau lah. Saya kan guru kimia" jawab BuSuk dengan bangga.
Ara nampak menyeringai.
"Ibu tau teori yang dikemukakan oleh Rutherford?"
Ara menyeringai puas melihat ekspresi gurunya itu.
"Tau lah"
Fix Ara menang.
"Yaudah kalo tau gak usah nanya. Saya lagi gak mood kenalan sama Rutherford atau siapa lah itu. Penting saya pas ulangan bisa. Bai maksimal"
Ara berlalu meninggalkan kelas yang diikuti oleh Rein, Intan dan Nesca. Mereka tau sedari tadi sahabatnya itu sedang dalam mood yang kurang baik.
"Kalian kembali!!! Kalian sekolah atau mau nyalon warna rambut beda-beda kayak pelangi. Kembali kalian!!! Ara, Nesca, Intan, Clarein!!!"
Teriakan BuSuk menggema ke seluruh pelosok kelas bahkan sampai kelas Alga. Kelas Ara dan Alga memang terbilang dekat.
Alga yang mendengar nama tunangannya disebut menjadi kepo dengan apa yang dilakukan gadis nakalnya itu.
Alga lantas berdiri ingin menyusul Ara. Ia tak peduli dengan pelajaran yang sedang berlangsung.
Pak Udin yang melihat Alga berjalan menuju pintu segera menghalau lelaki itu agar tidak keluar tanpa alasan.
"Kamu mau kemana Alga? Ini masih jam saya"
"Keluar" jawab Alga singkat, padat dan jelas. Jelas jelas membuat Pak Udin darah tinggi.
"Saya masih mengajar. Kembali ke tempat duduk kamu!" Titah Pak Udin mulai meninggikan suaranya.
"Arland! Ajak Alga duduk kembali"
Arland segera berdiri menuju tempat Alga berdiri.
"Ayo" ucap Arland kepada Alga .
KAMU SEDANG MEMBACA
ALRA
Roman d'amourDisinilah seorang Algara Pratama Einstein berdiri bersama seorang wanita cantik yang tengah menatap bingung keadaan sekitar. Tidak ada suara bising layaknya keramain disetiap jengkal kota Jakarta ini. Lelaki itu masih tetap berdiri sambil menatap le...