Terkadang yang kamu anggap teman adalah orang yang paling berpotensi menimbulkan goresan luka.
Algara Pratama Einstein
--☀️--
"Ih Alga kamu jangan narik-narik pipi aku dong. Sakit tauuuu." Rajuk Ara.
Alga hanya tertawa melihat ekspresi Ara yang menurutnya sangat lucu. Sejak pagi tadi, Alga sudah berada di rumah Ara dengan alasan mengantarkan sarapan untuk Ara. Padahal faktanya dia hanya rindu dengan gadisnya.
"Iya Ara sayang gak ditarik lagi pipinya. Udah jangan cemberut gitu." Ucap Alga sambil mengelus lembut pipi Ara yang memerah karena ulahnya.
Ara hanya diam diperlakukan seperti itu. Jujur Ara sangat malu dengan Alga walaupun mereka telah lama menjalin hubungan. Ara masih sering blushing jika diperlakukan manis oleh Alga.
"Alga jangan gitu. Pipiku panas tauk." Ucap Ara polos dan mendapat senyuman dari Alga.
"Iya gak papa dong. Kan kamu milik aku. Udah gak usah malu gitu."
Ara hanya menunduk menyembunyikan wajahnya yang memerah.
"Ara, kamu mandi gih. Udah siang banget nih. Nanti kita jalan-jalan. Kita udah lama gak jalan bareng kan?" Tanya Alga sambil menyelipkan rambut nakal Ara yang menutupi wajah cantiknya.
Dan memang benar kata Alga. Jam sudah menunjukkan pukul 13.30 dan Ara masih belum mandi dari tadi pagi. Bukan ia tak ingin mandi, hanya saja Alga selalu mengganggunya sehingga ia tak sempat untuk mandi.
"Kamu sih. Aku sampe belum mandi kan. Yaudah aku mandi dulu. Baii." Ucap Ara sambil berjalan menaiki tangga menuju kamarnya.
Alga hanya terkekeh melihat tingkah Ara. Mereka memang hanya berdua dirumah besar milik Ara karena Albert dan Marisa tengah pergi ke acara perusahaan sahabat Albert sedang Arland tengah mengurus urusan sekolahnya.
--☀️--
Ara sudah siap dengan hoodie berwarna abu dan celana pendek yang nampak pas ditubuh cantiknya. Ara sengaja menggerai rambutnya dan itu berhasil membuat Ara nampak semakin cantik dimata Alga. Ah ralat, bukan hanya dimata Alga tapi dimata semua lelaki yang melihatnya.
"Kamu bisa gak sih kalo jalan sama aku gak usah cantik-cantik gitu." Ucap Alga sambil menggenggam erat tangan Ara seakan gadisnya itu akan tersesat jika dilepasnya genggaman tangan itu.
Ara hanya tersenyum melihat tingkah kekanakan Alga. Dibalik wajah dinginya, Alga merupakan sosok yang manja apalagi saat bersama Ara. Ara saja heran dibuatnya.
"Iya, besok aku gak akan dandan. Sekalian gak keluar rumah aja ya, Ga." jawab Ara santai.
Alga malah semakin mengerucutkan bibirnya mendengar jawaban santai Ara barusan.
Ara mencubit gemas pipi Alga dengan sedikit keras sehingga membuat sang empunya meringis.
"Iya sayang bercanda kok. Oh iya, ayok kesana. Aku pengen beli hoodie lagi." Ucap Ara sambil menarik tangan Alga menuju sebuah toko didalam mall tersebut.
Tanpa mereka sadari, ada seseorang yang sedari tadi mengikuti mereka. Iya, dia adalah Fira. Fira mengikuti Alga sejak pagi dan membuntuti mereka sampai ke mall ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
ALRA
RomanceDisinilah seorang Algara Pratama Einstein berdiri bersama seorang wanita cantik yang tengah menatap bingung keadaan sekitar. Tidak ada suara bising layaknya keramain disetiap jengkal kota Jakarta ini. Lelaki itu masih tetap berdiri sambil menatap le...