Jangan harap bisa kembali setelah lo memilih pergi.Arland Sagara Xiefero
--☀--
Tangannya mengepal kuat. Rahangnya mengeras sempurna. Sorot mata yang tajam dan dingin sudah bisa menjadi pertanda bahwa lelaki yang tengah duduk di sofa salah satu kamar inap rumah sakit itu sedang berusaha mati-matian menahan emosinya yang sedari tadi sudah memuncak.
"Nak Alga, tahan emosi kamu dulu ya." Marisa berujar setelah sedari tadi memperhatikan kondisi Alga yang nampak berusaha meredam amarahnya.
Alga hanya menatap Marisa datar. Sangat datar. Bahkan Marisa dibuat bingung oleh tatapan Alga yang seakan bicara "jelaskan ada apa sebenarnya." itu. Ia bahkan belum pernah ditatap datar oleh tunangan Ara itu.
Disini hanya ada Albert, Marisa, Andin, Alga dan seorang lelaki yang berusia sama dengan Ara. Alga juga menatap lelaki itu datar. Tak ada niatan bagi Alga untuk membuka suara sekedar meminta penjelasan tentang semua kejadian hari ini.
"Lo siapa?"
Akhirnya Alga bersuara setelah hampir sejam dia hanya membisu dengan tatapan tajam nan datar yang mematikan.
"Sayang, jangan gitu ngomongnya."
Alga hanya menatap Andin sekilas. Ia bahkan tetap dingin. Tak ada niatan untuk merubah raut wajahnya yang nampak menyeramkan itu.
"Gue Varo. Pacarnya Ara." Ucap lelaki itu sambil mengulurkan sebelah tangannya kepada Alga.
Alga menatapnya semakin dingin. Ucapan lelaki itu berhasil membuat sisi buas Alga bangun. Sisi dimana tidak ada Alga yang ramah bahkan Alga yang murah senyum. Hanya ada Alga yang dingin dengan senyum sinis yang menyertai seperti saat dia belum mengenal Ara.
Alga kembali melirik sekilas orang tua Ara dan mamanya yang seakan menatapnya dengan tatapan memohon bermaksud agar Alga tidak hilang kontrol disini. Mereka takut jika Alga akan lepas kendali saat ini mengingat ucapan lelaki yang mengaku pacar Ara bernama Varo tadi.
"Lo gila." Balas Alga datar dengan raut wajah tetap sama. Menyeramkan.
"Hahaha. Gue emang pacarnya Ara. Lo siapa?"
"Gue?" Tanya Alga sambil menunjuk dirinya sendiri.
"Tunangannya." Tambah Alga singkat, padat dan jelas.
"Gak lucu. Kalo bohong dipikir dulu, njir!" Balas Varo dengan tatapan meremahkan.
"Om, dia bohong kan?" Tanya Varo pada Albert yang sedari tadi hanya diam.
"Lo bohong kan!!!"
Varo mencengkeram kuat kerah baju Alga. Alga hanya diam. Bahkan tatapan Alga sudah menjadi biasa walaupun tetap terkesan dingin.
"Varo! Hentikan!"
Albert akhirnya bersuara setelah sekian lama bungkam. Ia kini sudah berdiri dan menatap Varo dengan tatapan marah.
"Dia memang tunangan Ara. Dia sudah bertunangan dengan Ara dan Ara menyetujuinya. Perkenalkan. Dia Algara Pratama Einstein. Tunangan anak perempuan saya Laluna Keyara Xiefero."

KAMU SEDANG MEMBACA
ALRA
RomanceDisinilah seorang Algara Pratama Einstein berdiri bersama seorang wanita cantik yang tengah menatap bingung keadaan sekitar. Tidak ada suara bising layaknya keramain disetiap jengkal kota Jakarta ini. Lelaki itu masih tetap berdiri sambil menatap le...