Part 12---SEMAKIN DINGIN

173 11 0
                                        


Setidaknya aku senang karena kamu masih berada di alam yang sama denganku.

Algara Pratama Einstein

--☀--

"Algaaaaaaaa"

Alga mendengus kesal mendengar teriakan itu lagi. Teriakan yang sama sejak seminggu yang lalu. Suara gadis yang sama yang membuat kepalanya semakin sakit.

"Ih Alga kok lari sih. Aku kan capek ngejarnya." Ucap gadis itu sambil bergelayut manja dilengan kokoh milik Alga.

Alga menghempas kasar tangan gadis itu. Ia masih bisa terima saat gadis itu berteriak seperti Tarzan. Tapi ia tak bisa terima ketika ia bergelayut dilengan kokoh miliknya. Bagi Alga, lengan itu hanya untuk Ara dan ibunya. Bukan untuk gadis gila disampingnya ini.

"Ih kamu kok kasar banget sih." Rengek gadis itu sambil mengekori Alga menuju kantin.

Alga sudah duduk ditempat biasa ia dan Ara tempati saat makan di kantin. Seminggu sudah Ara pergi ke Prancis guna menjalani pengobatan lebih lanjut. Seminggu juga Alga semakin dingin kepada semua orang termasuk orang tuanya. Hanya kepada ibunya ia melunak.

Entah mengapa Alga mudah sekali terpancing emosinya sejak Ara koma. Ia semakin sensitif apalagi saat sudah ada yang berani mengganggunya seperti sekarang.

"Alga ih masak kamu makan bakso gak ajak-ajak sih. Aku kan juga pengen."

Alga KEMBALI mendengus sebal. Sudah kesekian kalinya gadis di depannya itu membuat emosinya terpancing. Ia sudah tak bisa diam. Apalagi gadis itu duduk di kursi yang hanya boleh diduduki oleh kekasihnya. Tapi siapa gadis ini sampai berani menempati kursi itu.

"Pergi." Titah Alga dengan sorot mata tajam nan dingin.

Gadis itu sebenarnya takut melihat sorot tajam Alga. Tapi mau bagaimana lagi. Ia sudah terlalu jatuh dalam pesona lelaki itu.

Saat ia tahu bahwa kekasih Alga koma dan dibawa ke Prancis, ia semakin senang karena memiliki kesempatan untuk semakin dekat dengan pujaan hatinya itu.

"Kamu apaan sih, Ga. Aku mau makan sama kamu."

Keras kepala bukan? Ini bukan yang pertama gadis itu merengek kepada Alga. Ryesco dan Brandon sudah mengingatkan gadis itu untuk tidak mengganggu Alga apalagi sampai menyinggung masalah Ara kepada Alga karena lelaki itu sedang tidak dalam keadaan baik.

Ryesco dan Brandon sudah hampir seminggu tidak makan di kantin bersama Alga karena lelaki itu meminta agar mereka jangan mengganggunya saat sedang tidak dalam mood yang baik seperti sekarang. Ia takut sahabatnya akan terluka jika berada dekat dengannya disaat seperti ini. Ryesco dan Brandon paham dengan kondisi Alga sehingga mereka mengalah.

"Alga kamu kok diem aja sih? Lagian kamu mikirin apa sih? Ara? Cih. Lagian dia itu koma, Ga. KOMA. Dia belum tentu bangun lagi. Mending kamu sama aku aja. Aku jauh diatas Ara tau."

Brak...

Alga menggebrak meja keras membuat seisi kantin menoleh padanya. Seketika mata dan wajah Alga memerah menahan amarahnya yang semakin memuncak. Apa hak gadis asing di depannya ini sampai berani merendahkan gadisnya.

Ryesco dan Brandon yang melihat raut wajah Alga dari pojok kantin hanya bisa diam. Mereka belum mau ikut campur dahulu. Setidaknya Alga belum lepas kontrol.

Masalahnya Alga terlihat sangat marah sekarang. Mereka tidak mau menjadi korban kemarahan Alga. Terakhir kali mereka melihat Alga semarah ini sudah sangat lama. Ketika adiknya meninggal.

ALRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang