"Ehm ... kenalkan ..."
Reno merangkul pinggang gadis dibelakangnya dan mempertemukannya dengan Elang . Seketika , tawa di bibir Elang menghilang entah kemana . Mengapa harus bertemu lagi?
"Kenalkan , Dara Arfiyana... Calon istriku" Ucap Reno membuat Elang menatap Reno tidak percaya kemudian . Elang bersumpah , dadanya terasa remuk apalagi saat melihat cincin indah yang melingkar di jari manis gadis itu .
Ini benar akhirnya , ya?
Elang menatap mata gadis di depannya itu dalam , berbeda dengan Dara yang seolah menghindari tatapannya .
Elang menyuguhkan tangannya dan sebuah senyum yang ia paksakan.
"Elang" Ucap Elang , tidak terlalu keras namun masih dapat terdengar oleh Dara . Dara balik tersenyum , "Ana" Dara menjabat tangan Elang di depannya .
Bagai sengatan jutaan volt listrik , Elang menarik napasnya , kelembutan yang masih terasa sama ... Jantung Dara berdebar , sentuhan yang ia rindukan , serta kenyamanan yang juga ia rindukan .
Elang melepaskan kaitan tangannya dengan gadis itu , mengalihkan perhatiannya untuk tidak menatap Dara . "Bagaimana perjalananmu dari London? Apakah menyenangkan?" tanya Reno , tersenyum ramah pada Elang .
Elang balik tersenyum , "Ya , sangat menyenangkan tentu saja ... "
Reno membisikkan sesuatu pada Dara kemudian ,dan Elang sedikit tidak suka dengan kedekatan jarak yang kini mereka lakukan . Reno membelai lembut kepala Dara , sementara Dara hanya tersenyum tipis .
Baguslah , sepertinya dia sangat mencintaimu...
Dara tersenyum tipis pada Elang , berpamitan untuk pergi dari ruangan itu . Elang mengembuskan napasnya kasar , Ah ! Dirinya ingin memiliki gadis itu! Takdir Bangsat!
*******
Dara menatap makanan di depannya yang masih utuh tanpa selera , bosan berada diruangan Reno membuatnya beralih ke depot yang terletak depan gedung tempat laki laki itu bekerja . Dia memang sedang menunggu Reno untuk makan siang bersama .
Dara menyandarkan punggungnya pada punggung kursi , rasanya ingin menangis melihat Elang lagi beserta rasa ingin memiliki yang bersinggah di hatinya kini .
Tak akan bisa , Dara!
Alam bawah sadarnya seolah mengingatkan dirinya dengan sorakan yang begitu keras , membuat Dara menunduk dan tanpa sengaja memandang cincin yang kini bersemayam di jari manisnya .
Cincin yang indah , tidak dengan perasaanku .
Dara mengulum senyumnya miris , mendongak ... tak mau menatap cincin itu .
Sial! Mata Dara menangkap sosok Elang yang sedang memesan makanan jauh di depan matanya . Dara melirik jam di handphonenya , Apakah sudah waktunya makan siang?
Seketika tubuh Dara bergerak tidak nyaman , Apalagi saat dirinya memperhatikan sekitar dan hanya meja yang ditempatinyalah yang mempunyai kursi kosong .
Elang tidak akan makan di tempat ini kan? Dia akan membawa pulang pesanannya kan???
Seketika kegelisahan Dara kian meradang , apalagi saat lelaki itu membawa piringnya dan menuju kursi kosong yang ditunjukkan pelayan ke arah mejanya . Elang terhenti sebentar ,saat matanya bertatapan dengan manik mata Dara .
KAMU SEDANG MEMBACA
Should I say that I Love You again?
RomanceShould I Say That I Love You again? (Elang Dan Dara series 2 ) 11 years passed... Kadang, tak sepenuhnya kisah berakhir disatu masa. Ada yang ingin terus berjalan, untuk menyusun tubuh rindunya. Kepada kisah adam dan hawa yang telah kandas beberap...