Astaga!
"BANGSAT!" kaki jenjang milik Elang menendang keras pundak lelaki didepannya. Membuat benda warna coklat yang lelaki itu bawa jatuh terlempar ke tanah.
Pikiran Elang menggelap, ia tidak tau apa yang akan terjadi jika ia telat datang. Elang menduduki pria itu, meninju wajahnya berulang kali hingga ia pingsan tak sadarkan diri.
Elang berdiri , berbalik menuju gadis itu yang hanya menatapnya dengan wajah berlinang air mata. Elang menarik lengan gadis itu, hingga gadis itu jatuh kepelukannya.
Elang lega, teramat lega. Meskipun tangis Dara membuncah, Elang lega karena ia telah mendekap gadis itu sekarang.
Elang hampir saja menjadi gila.
Saling berpelukan erat. Pelukan yang nyaman! Elang melirik ke tanah, benda coklat itu adalah pisau lipat. Ada apa dengan lelaki itu? kenapa ia berniat melukai Dara?
Elang membelai lembut punggung gadis yang dipelukannya itu hingga tangisannya perlahan mulai tenang. Dara yang pertama kali melepas pelukan itu, tidak mau menatap Elang.
"Terima Kasih" Ucapnya masih tidak seberapa jelas, masih ada sisa sesenggukan pada nada bicaranya. Elang meraih dagu perempuan di depannya itu, Elang hanya ingin melihat wajahnya. Dara mencengkram bajunya, dadanya jadi berdebar tak karuan karena matanya bertemu dengan mata Elang.
"Ada hubungan apa kau dengan orang brengsek ini?" tanya Elang menyelidik. Dara menggeleng, "tidak ada "
Elang mengernyitkan keningnya, tak bisa menilai ekspresi Dara selain ekspresinya yang ketakutan.
"Tunggulah disana sebentar, aku akan mengurus orang ini" Pinta Elang dengan nada yang sangat lembut. Dara hanya mengangguk dan berbalik, menuruti perkataan lelaki itu. "Assshh" gumam Dara sangat pelan berharap Elang tak mendengarnya... ia merasakan sakit di pergelangan kaki kanannya. Ia terkilir.
Elang menghembuskan napasnya, mendekati gadis itu dari belakang. Napas Dara tertahan dan kedua tangannya spontan mencengkram pundak Elang begitu tubuhnya terasa melayang. Elang menggendongnya, seperti biasa.
"Elang, aku berat" ucap Dara tidak enak. Tidak bisa Dara bohongi bahwa dirinya kini berdebar seperti jantungnya akan keluar. "Masih sama saja buatku" Ucap Elang hanya membuat Dara terdiam.
Elang mendudukkan Dara di bagian belakang kap mobil. Wajahnya sangat, dan teramat dekat dengan gadis itu. Detail wajahnya masih sama, kulitnya putih dan terlihat nadi halus di pipinya seolah kulitnya transparan.. jika diperhatikan dengan seksama. Matanya penuh kelembutan, hidung ramping dan mungil. Bibirnya berwarna merah muda yang sangat natural. Sial! begitu cantik.
Dara berdeham, tak bisa ia bohongi dadanya tidak bisa tenang dengan menatap Elang pada jarak yang sangat dekat. Kulit Elang lebih putih dari saat Remaja, Alisnya makin tebal, rahangnya semakin terlihat kokoh dengan bulu halus yang amat pendek dan rapi . Matanya makin cekung, membuat hidungnya lebih mancung. Elang sangat tampan.
Elang menjauhkan dirinya dari perempuan itu, segera bergegas ke arah lelaki yang masih tak sadarkan diri di tanah. Mengangkat lelaki itu seperti karung pada pundaknya. Melemparkan lelaki itu tidak berperasaan pada jok belakang mobil, membuka sedikt jendela untuk ventilasi.. menutup pintu mobil itu dan menguncinya dari luar.
Elang kembali ke arah Dara, hendak menggendong perempuan itu lagi namun Dara menahan lengannya. "Jangan, aku berat"
"Menurutku tidak" Elak Elang. Dara masih berusaha untuk menolak, memikirkan alasan. Elang menaikkan alisnya sebelah, menahan senyumnya.. ingin mendengar alasan Dara berikutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Should I say that I Love You again?
RomantizmShould I Say That I Love You again? (Elang Dan Dara series 2 ) 11 years passed... Kadang, tak sepenuhnya kisah berakhir disatu masa. Ada yang ingin terus berjalan, untuk menyusun tubuh rindunya. Kepada kisah adam dan hawa yang telah kandas beberap...