S E M B I L A N : CAN'T STOP THINKING

11.5K 693 42
                                    

"Aku sudah tidak mencintainya "

"Aku sudah tidak mencintainya "

"Aku sudah tidak mencintainya "

Dara menutup matanya , apa yang begitu menyakitkan dari kata kata itu? Mengapa dadanya terasa begitu sesak ?

"Ana?? Bu. Ana??" lengannya bergoyang , bersamaan dengan suara yang berhasil menyadarkan Dara dari lamunannya . Dara tersenyum .

"Ya ? Bu Sena? Maaf , saya melamun tadi" Ucap Dara dan mengusap  lengannya .

"Heii.. kau ini masih muda kok suka melamun . Ini saya minta tolong ya , ini LKS siswa kelas 5 ... tolong bawakan kesana . Boleh?"

Dara spontan mengangguk , memang itu sudah kewajibannya sebagai guru muda . Membantu yang lebih tua , ia tau Bu Sena tidak sekuat itu bahkan untuk mondar mandir kesana kemari .

"Iya , Bu... sebentar lagi saya bawakan kesana" Ucap Dara dan menunduk sopan . Merapikan tatanan rambut dan seragamnya sebentar , berdiri mengambil lks yang telah tertumpuk rapi di meja Bu Sena .

Dara menghela napasnya , ada apa dengan hari ini ? Ia sangat tidak berhasrat sama sekali apalagi setelah pertemuannya dengan Elang hari itu . Bangunan sekolah juga makin mengingatkannya akan memori semasa SMA .

Hahhhhh... lebih baik tak usah jatuh cinta saja dahulu!

.
.
.
.
.

"Kenno!.... Kenno!!... Kenno!..." Sorakan demi sorakan memenuhi ruang murid kelas 5 dan banyaknya siswa siswi yang bergerombol disana . Dara memperlambat langkahnya , oh ia akan gila jika lagi lagi ada siswa yang membuat onar.

"Ayoo Kenn!! Jangan kasih kendorr!!" Teriakan salah satu siswa yang berhasil membuat mata Dara melebar seketika. Ya Tuhan , ada apa dengan sifat anak anak kecil jaman sekarang

'Brakk' Dara sengaja membanting LKS yang ia bawa sedikit keras pada meja . Membuat sebagian siswa yang menonton spontan menunduk dan bubar satu persatu . Tentu saja hanyalah siswa teladan saja yang bubar , karena jarang sekali ada murid yang takut pada Dara .

Dara membelah kerumunan , mendapati Kenno yang mencengkram kerah baju salah seorang murid laki laki yang telah terpojokkan di sudut ruangan .

Astaga! Dara segera menarik tangan Kenno , hingga cengkramannya pada anak itu terlepas . Kenno memandang Dara jengkel .

"Semuanya , Ibu minta tolong untuk bubar!" pinta Dara , dan kerumunan itupun langsung lenyap dalam sekejap ... kecuali laki laki yang baru saja entah akan diapakan oleh Kenno . Lelaki itu terduduk lemas di lantai , dengan ekspresi ketakutan.

"Kenno! Bisa jelaskan pada Ibu sekarang?!! Bisa tidak sih , tidak main hakim sendiri?!!" Tanya Dara dengan sentakan yang jelas menurutnya .

Kenno tersentak diawal , namun menjadi biasa saja kemudian .

"Dia cari gara gara ,ya.. saya layanin Bu" Jawab Kenno santai , dan menatap Dara malas . Dara menghela napasnya , dan menoleh ke arah lelaki yang terduduk lemas di pojok ruangan .

"Sekarang juga , ke ruangan Ibu... Tunggu Ibu disana!" pinta Dara pada Kenno , dan Kenno hanya bisa menunduk mengiyakan . Sesekali Kenno menatap ke arah lelaki yang terduduk lemas itu dengan tatapan tajam .

Dara segera menghampiri lelaki itu , oh ... wajahnya sangat pucat ketakutan . Bagaimana bisa anak sekolah dasar sampai memiliki ekspresi seperti itu?

"Tidak apa apa ... nak . Ayo bangun " Dara membelai lembut lengan dan punggung lelaki itu . Mencoba memberikan ketenangan agar ia membaik .

Lelaki itu berdiri perlahan dan Dara memeluknya erat . "Tidak apa apa... "Dara terus membelai lembut punggung lelaki itu , Dara bisa merasakan bahwa tubuh lelaki itu memang bergetar . Ya Tuhan , Kenno benar benar menyeramkan ! 

Should I say that I Love You again?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang