Elang kembali ke kantor setelah mengantar Dara ke apartemen dan berdiskusi dengan Fando. Kini pikirannya penuh dengan Dara dan masa lalunya. Ruangan penuh teka teki yang kini seolah menghantui Elang terus menerus.
Meskipun ia sedang bekerja, tak ada pikiran tentang Dara yang menghilang. Elang tidak bisa menepikan Dara dari pikirannya. Dirinya khawatir, khawatir tentang apa yang akan terjadi pada gadis itu maupun apa yang telah gadis itu lalui.
Masa masa dimana dirinya dan Dara berpisah. Elang mengkhawatirkannya, bahwa segala sesuatu tentu saja bisa terjadi tidak sesuai dengan apa yang ia harapkan.
Skenario hidup, tidak akan pernah terduga. Selalu ada kejutan di setiap sisi.
"Pulang dulu, Bos.. kayaknya capek banget" ujar salah seorang lelaki yang membantunya mencoba merangkai mesin. Jam berdetak menunjukkan pukul sembilan malam lewat dua belas menit dan Elang masih tidak ingin pulang.
"Pulang duluan aja. Tanggung, sedikit lagi" Elang tersenyum pada rekan kerjanya. Rekan kerjanya balas tersenyum sambil menggeleng.
"Muda boleh kerja keras, tapi jangan lupa jatuh cinta juga dan nikmati waktu" Ucap rekan kerjanya membuat Elang hanya mengusahakan senyumnya, meskipun nyatanya.. Elang tidak ada keinginan sedikitpun untuk tersenyum karena suasana hatinya.
Elang memang sedang jatuh cinta, iya. Namun, cinta tidak hanya melahirkan kebahagiaan kan? Ada ragam ekspresi dalam cinta, dan yang Elang rasakan kini adalah kekhawatiran.
"Kayak Pak Reno, bucin dari jam tujuh udah pulang. Mau apelin Neng Ana" Elang tersenyum, miris. Satu yang Elang kini sadari, ada hati yang tulus mencintai Dara. Bahwa Elang juga sadar, dirinya bukan satu satunya di hati Dara.
Elang meringis, dirinya cemburu namun tidak bisa melakukan apapun. Yang ia bisa hanyalah menyelidiki masa lalu gadis itu, semua yang tak ia tahu.
"Pak Reno dan pacarnya, sudah berapa lama?" tanya Elang, sengaja ingin mencari tahu namun enggan menyebutkan nama Dara. Ia hanya tidak mau menyebutkan nama gadis itu bersandingan dengan lelaki lain. Cemburu yang kekanakan sekali.
"Ehmm.. mungkin 5 tahun? rumornya sih. Belum pasti juga" Elang mengangguk, lelaki itu sungguh jauh lebih lama disebelah Dara dibanding dirinya.
Dirinya hanya berpacaran dengan Dara selama 2 bulan, saat remaja pula. Jelas, dirinya tidak tau apa apa.
"Kalau mau izin cuti, bisa langsung approved enggak ya?" tanya Elang kembali, membuat rekan kerjanya terlihat berpikir sebentar.
"Langsung aja ke HRD, mestinya sih langsung approved kalau situ. Siapa yang mau ngelarang, kan kuncinya di kamu" Ujarnya sambil tersenyum, menatap Elang menggoda bahwa Elang mempunyai peran sangat penting dalam proyek ini.
Elang tersenyum kecil dan menggeleng, melirik arlojinya perlahan guna mengatur waktu untuk menyelesaikan pekerjaannya lebih cepat.
Aku akan segera mencari tau, sisi dirimu yang tidak aku tau. 11 Tahun terakhir.
*****
Dara mengusap tengkuknya tidak tenang, gugup menanti kedatangan Reno ke apartemennya. Benarkah keputusan yang ia ambil? Untuk mengatakan semua kebenaran kepada lelaki itu?
Sesekali Dara meneguk segelas air putih ditangannya, sesekali pula menengok ponsel yang ia letakkan di meja. Entah, menunggu kabar dari siapa namun perasaannya terasa tidak benar saat meninggalkan Elang seperti sore tadi.
Dara menarik napasnya pelan, dikala suara ketukan terdengar di telinganya. Reno datang. Segera bangkit dari duduknya, membuka pintu untuk mempersilahkan lelakinya itu masuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Should I say that I Love You again?
RomanceShould I Say That I Love You again? (Elang Dan Dara series 2 ) 11 years passed... Kadang, tak sepenuhnya kisah berakhir disatu masa. Ada yang ingin terus berjalan, untuk menyusun tubuh rindunya. Kepada kisah adam dan hawa yang telah kandas beberap...