E M P A T : AGAIN

12.2K 708 28
                                    

"Kenapa kalian malah ikut kakak sih?" gumam Elang dengan tersenyum geli melihat dirinya sendiri seperti dikawal oleh dua gadis cantik di belakangnya.

Reinisa terdiam, dia memang tidak tau apapun.  Ia hanya mengikuti Kenia.

"Iyadong.. Nisa kan mau lihat Kak Kenno" Ucap Kenia lirih. "Ha?" pekik Nisa kaget dan segera menatap Kenia panik. Kenia tersenyum jail, sementara wajah Nisa memerah.

Elang tak begitu mendengar desis desis adik dibelakangnya itu. Yang Elang tau, semua mata di ruang guru itu memandangnya. Tentu saja karena ia tampan. Namun Elang tidak menyadari itu, ia malah berpikir bahwa ada yang aneh di dirinya.

"Itu Kak Kenno" pekik Kenia sambil menggoyangkan tangan Elang agar Elang juga mengikuti arah pandangnya.

Ya, Kenno dan Fernand yang sedang berhadapan dengan seorang guru perempuan . Elang melihat jelas, bahkan adiknya itu tidak menundukkan wajahnya dengan sopan. Ah, Elang jadi ingin mengomeli adik lelakinya itu dan meminta maaf pada gurunya.

Elang melangkahkan kakinya mendekat, memasang wajah garang pada Kenno yang menangkap wajahnya dengan wajah terkejut. Tentu saja Kenno juga tidak menyangka bagaimana bisa ada kakak tirinya sekarang.

"Kenno?? kamu melihat apa?" tanya Dara saat tau pandangan anak didiknya itu tidak tertuju padanya melainkan sesuatu di belakangnya.

"Permisi Bu~~~" kata kata Elang tersendat di kerongkongan bersamaan dengan wajah perempuan yang menoleh ke arahnya.

"Dara Arfiyana"

"Yang pernah ku cintai"

"Yang membuat jantungku menggila tiap mengingatnya"

Apa takdir sedang mempermainkan perasaan mereka?  bahkan baru saja Elang  berada di Indonesia, seperti waktu sengaja berkonspirasi untuk mempertemukannya pada gadis itu.

Jujur saja tidak ada perasaan senang atau apapun yang bersinggah di hati Elang saat melihat Dara . Entah, seperti hatinya telah terdoktrin untuk membenci gadis itu selamanya sejak umur 18 tahun. Tapi debaran itu masih ada. Ya, masih sangat terasa di jantungnya kini. Melonjak dengan keras hingga rasanya ingin keluar dari dalam dadanya.

Dara mencengkram celana kainnya , merasa lemas di sekujur tubuhnya. Jantungnya berdebar hebat, lebih hebat dari saat Elang mencium bibirnya saat pertama kali . Dara tidak mengerti, tubuhnya berekspresi lebih dari apa yang pernah dia bayangkan. Ada rasa rindu yang membuncah saat melihat lekuk wajah lelaki itu. Lelaki yang dulu hanya menjadi angan angan baginya, pernah menjadi nyata namun kembali menjadi sebuah angan.

Mereka terpaku menatap satu sama lain , yang dulu pernah menjadi terbahagia. Menikmati debaran jantung masing masing yang entah masih seirama atau tidak lagi .

"Kak Elang, itu Kak Kenno sama Ibu Ana" Ucap Kenia dan menggoyangkan tangan kiri Elang,  sengaja untuk menyadarkan kakaknya yang tampak terpaku melihat wanita di depannya.

"Hmm? iya sayang " Ucap Elang tersadar , menoleh ke arah Kenia dan tersenyum sambil membelai lembut rambut gadis di sampingnya.

******

Masih tidak ada yang berbicara di antara mereka. Elang maupun Dara , tak ada yang ingin membuka obrolan. Entah karena apa,  mungkin masih belum siap merasakan rasa rindu yang akan keluar saat mendengar alunan suara masing masing. Namun baiknya... yang telah lalu, biarlah berlalu.

"Jadi , ada apa dengan adik saya ?" tanya Elang datar , bahasa yang begitu kaku menunjukkan bahwa ia memang sedang membatasi dirinya dengan Dara .  Elang duduk berhadapan dengan Dara , berusaha tidak menatap gadis itu terlalu fokus . Kenno , Fernand, Kenia dan Reinisa berdiri di belakang Elang...  menatap Dara dengan seksama.

Should I say that I Love You again?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang