S E P U L U H : CLOSER ?

12.6K 691 93
                                    

*********

Dara meremas tangannya , menandakan dirinya sangat gugup karena semobil dengan Elang . Dara memandang jalanan yang sialnya padat merayap , dimana itu malah membuat dirinya akan terjebak lama pada situasi yang tidak nyaman itu.

Tidak ada yang membuka suara , entah Elang maupun Dara . Mobil hanya diisi oleh ceriwisan Kenia yang sebal karena Kenno terus saja menatap benci pada Reinisa .

"Nisa punya salah apa sih ke Kak Kenno?!" tanya Kenia tidak suka pada kembarannya itu. Pasalnya , entah mengapa... Kenno itu sangat anti pada Reinisa .

"Apa sih?!" sahut Kenno juga ikut kesal pada Kenia .

"Kakak tuh yang apa! Kenapa sih sinis banget ke Nisa... ihh.. bikin Nisa gak nyaman tau!!"

Kenno memilih diam dan menghadap ke jendela untuk menghindari ceriwisan kembarannya itu. Huh menjengkelkan .

"Kak... anterin gue ke rumah Fernand aja" Ucap Kenno acuh tak acuh pada Elang .

"Mau ngapain?"

"Main Pes... males gue disini... ada parasit" Ucap Kenno yang jelas ditujukan untuk Reinisa . Kenia berdecak , Elang dan Dara tanpa sadar bersamaan berusaha menatap Kenno di belakang . Ya , hal yang mengejutkan mendengar kata parasit dari mulut siswa kelas 5 SD.

"Murid lo nih , gimana lo sebagai gurunya?!" Ucap Elang yang malah sebelas duabelas dengan Kenno , sama sama mengompori seseorang .

Dara menoleh ke arah Elang , terdiam sebentar ... "Kamu juga gimana... adikmu tuh!" ujar Dara tak mau kalah . Rasanya , ia memang lebih nyaman jika Elang menyatakan permusuhan dengan jelas seperti ini .

Setidaknya , hatinya tidak akan bingung dalam memilih untuk cinta.. atau benci .

Oke , burung gagak akan lewat sebentar.

Sekarang , Baik Kenia , Kenno dan Reinisa terdiam. Bukan mustahil jika mereka merasa ada yang aneh dengan dua orang yang duduk di depan itu .

"Jadi gimana ? boleh gak?" tanya Kenno yang menyahut , bersikap seolah olah tak ada yang terjadi antara dua orang dewasa yang ada di depan itu . Lagipula , Kenno tidak peduli juga jika memang ada apa apa antara guru dan kakaknya itu .

"Enggak!!!! Main terus! " Ucap Elang singkat namun dengan nada tegas .

"Iya ! Memang PR esaimu yang ibu berikan minggu lalu sudah selesai??!" sahut Dara seolah mendukung Elang , reaksi spontan yang tidak terduga .

Sekarang , Elang dan Dara menoleh satu sama lain . Apa apaan ini ? Ini seperti aku dan Elang melarang anak kita bermain! pikir Dara spontan , namun batinnya secara jelas tersenyum miris atas pemikirannya sendiri .

Elang berdeham , kembali menatap jalanan di depannya . Terlihat salah tingkah , karena mobilnya juga tak bergerak sedikitpun ... kenapa juga Elang butuh melihat ke depan??

Sialan , aku jadi ingin dia menjadi istriku! Jujur saja Elang menyukai cara Dara melarang Kenno... oh itu sangat keibuan . Hal yang sebelumnya tak pernah Elang rasakan saat Dara masih bersekolah.

Elang berdeham dan spontan bertanya pada Dara . "Ini... ku antar kemana?" tanya Elang yang entah ditujukan untuk Reinisa atau Dara .

Should I say that I Love You again?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang