Dara membuka kedua kelopak matanya, terasa berat apalagi dengan matanya yang sembab setelah semalaman tak bisa menghentikan tangisnya.
Bayangannya terngiang dengan ciuman intim bersama Elang kemarin. Ciuman yang ia sukai, yang ia dambakan dan terasa nyaman juga pas.
Ciuman yang tidak akan pernah ada lagi.
Dara menyentuh bibirnya sendiri, semua terasa seperti mimpi. Bahwasanya ternyata Elang juga masih ingin bersama dirinya, meskipun memang tak bisa. Dirinya dan Elang tidak bisa bersama.
Dara menghela napasnya, kembali meringkuk dan menarik selimut agar lebih erat membalut tubuhnya. Dara tidak ingin beraktivitas hari ini, ia ingin menata hatinya. Terutama, ia masih tidak siap berhadapan dengan Reno. Juga malas bertemu dengan murid badungnya, Kenno yang malah akan mengingatkannya pada Elang.
"Ra, ayo makan.. badan lo masih anget" Fera masuk ke dalam kamarnya dan Dara sengaja menutup matanya, ia masih tidak siap untuk bercerita pada Fera.
"Ra! Makan!" Fera meletakkan nampan berisikan bubur dan susu di tangannya ke meja dan menarik tangan Dara agar bangkit dari tidurnya.
"Feer.. plis" Dara membuka matanya dan menatap mata Fera memohon, bahwa dirinya masih tidak ingin melakukan hal apapun termasuk makan. "Ra, gue engga maksa lo buat cerita. Gue cuma mau lo makan, sehatin dulu badan lo. Setelah itu, terserah deh lo mau nangis bombay gimana juga sampai kayak orang gil--"
"Iya, gue makan" Dara membangkitkan tubuhnya dan meraih semangkuk sup ayam di sampingnya.
"Lo nggak kerja?" tanya Fera setelah melirik arloji di tangannya mengarah pukul 8 pagi. Dara menggeleng, dengan memakan sup tidak selera.
"Oke, sama kalo gitu" Fera tersenyum dan menyemangati Dara untuk memakan hidangan yang Fera masakkan untuknya.
"Kenapa enggak kerja?" Dara berpaling menatap Fera, sekaligus ingin berhenti makan karena dirinya benar benar tidak selera.
"Siang nanti mau jemput Fando di Bandara" Ujar Fera dengan tersenyum, memang seperti kontras dengan Dara. Dirinya sangat bahagia karena akan bertemu Fando setelah LDR 2 bulan, sementara Dara.. ah tidak perlu dijelaskan.
Putus setelah LDR 11 tahun??!
Lelucon, Ia dan Elang bahkan sudah putus sedari 11 tahun lalu.. meskipun pernyataan putus itu baru dinyatakan kemarin malam.
Dara berusaha menyunggingkan senyumnya, pemikiran yang membuatnya sedikit lebih baik. Mencoba rela bahwa kisahnya dengan Elang memang benar benar berakhir.
"Mau ajak Fando kemana?" tanya Dara, berusaha kembali memasukkan sesendok makanan ke dalam mulutnya. Setidaknya ia ingin mengapresiasi Fera yang telah perhatian padanya pagi ini.
"Ke Bandung, besok! ada lah, urus masalah persyaratan nikah yang belum selesai. Kalo hari ini sih, maunya jalan jalan dulu aja disini"
Dara mengangguk, pasti bahagia menjadi Fera, akan menikah dengan pria yang memang ia cinta dan inginkan. Dara berdoa agar dirinya juga seperti itu, entah dengan Elang atau bukan.
"Salam ya, buat Fando" Dara tersenyum, dipikir pikir.. dirinya memang sudah lama tidak melihat lelaki calon suami sahabatnya itu.
"Lo kangen Fando yak?" Goda Fera jahil pada Dara.
"Males, ntar kalo gue kangen.. tragedi 2 tahun lalu keulang. Badak ngamuk...."
Fera tertawa mendengar nada Dara yang mengejek sekaligus ngeri, setidaknya Dara terlihat lebih ekspresif daripada semalam.
Setidaknya, Fera tau bahwa ia dapat sedikit menghibur sahabatnya itu meskipun dirinya tak tau tentang apa yang sedang dirasakan sahabatnya itu.
"Lagian sii, gue kan takut Fando kepincut sama lo! Gak rela gue! Gak ridho!"
![](https://img.wattpad.com/cover/89157868-288-k333566.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Should I say that I Love You again?
RomanceShould I Say That I Love You again? (Elang Dan Dara series 2 ) 11 years passed... Kadang, tak sepenuhnya kisah berakhir disatu masa. Ada yang ingin terus berjalan, untuk menyusun tubuh rindunya. Kepada kisah adam dan hawa yang telah kandas beberap...