T U J U H B E L A S : HIS PAST WITHOUT HER

12.2K 625 133
                                    

"Kau tidak tau kenapa aku meninggalkanmu?!"

Dara mengangguk. "Karena ayahku dan ibumu?" tanya Dara berbalik. Elang mengangguk.

"Kalau begitu, bencilah aku sampai sekarang. Jangan membuat semuanya menjadi rumit" Ujar Dara dan berbalik, meninggalkan Elang. Berharap ini akan menjadi terakhir kalinya ia melihat lelaki itu. Ia tak ingin ada di posisi yang membingungkan, semuanya membuat lelah.

"Jadi, hanya itu alasan yang kau tau kenapa aku meninggalkanmu.. Dara?" Dara tercekat sepersekian detik, dadanya mencelos.

"Selama ini, kau berpikir aku membencimu?" Lagi lagi suara Elang memekakkan telinganya, Napas Dara tersengal.

Lalu, ada alasan lain?

********

11 Tahun yang lalu....

Elang terduduk lemah di lantai kamarnya, semua perkataan ibunya begitu tidak masuk akal. Atau lebih tepatnya, semuanya begitu masuk akal namun Elang enggan memilih untuk mempercayainya. Dara adalah anak dari seseorang yang membunuh ibunya?

Elang menutup telinga dengan kedua tangannya, memejamkan mata. Berharap ia akan terbangun dari mimpi ini namun nyatanya tidak. Perkataan Tamara semakin terngiang ngiang di telinganya, gambar bukti yang ia lihat juga seperti terpampang nyata di ingatannya.

Gambar bukti itu nampak nyata, lelaki di foto yang sedang berada di ranjang ibunya itu adalah Ayah Dara. Dimana Elang pernah menemuinya sekali, dan kalimat yang lelaki itu ucapkan saat menemuinya.

"Bagaimana keluargamu?"

Bangsat!

Ia tau bahwa aku adalah anak dari seseorang yang dibunuhnya dan ia mengijinkanku mengencani putrinya?

Elang menarik rambutnya, tolong apapun... tidak dengan Dara. Tidak dengan gadis itu. Elang lagi lagi menitikkan air matanya.

Aku harus bagaimana?

Elang mencintai Dara, namun apakah rasa itu cukup untuk mengabaikan masa lalu?

Sepanjang Elang mengembuskan napas, hal paling berat dan menyakitkan dalam hidupnya adalah saat napas ibunya terhenti untuk selamanya. Bahkan ia tidak akan tahu bagaimana caranya memaafkan siapapun yang membunuh ibunya, dan sekarang... ia malah mencintai gadis dari seseorang yang merenggut kehidupannya?

Takdir Gila! Dunia Bangsat!

Elang menempelkan dahi pada lututnya, mencoba mengatur napasnya berharap pikirannya dapat jernih kembali.

Baik, aku bisa memaafkannya. Bisa untuk Dara, aku bisa untuknya. Aku akan tersenyum padanya dan memeluknya besok. Tidak ada yang salah dengan itu, tidak ada yang salah dengan mencintai gadis itu. Tidak ada yang salah.

Ya, Tidak ada yang salah.

Tidak ada yang salah.

Tidak ada yang salah.

Ada yang salah.

Salah.

Elang menghembuskan napasnya dan menghentikan air matanya. Berusaha menancapkan itu di dadanya meskipun ia tau akalnya memberontak dengan pasti.

Should I say that I Love You again?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang