Sepasang lawan jenis yang duduk berjauhan terpaut beberapa kursi membuat sebuah gerakan dengan mengedipkan matanya. Pria yang duduk di sudut belakang kelas menganggukkan kepalanya ke arah gadis yang duduk berseberangan di dua baris terdepan. Si gadis memasukkan ponselnya ke dalam saku dan berdiri.
"Jeosonghamnida, Seonsaengnim. Mohon izin saya ingin ke toilet," Ia memotong ucapan guru yang sedang menerangkan dan berlari keluar kelas.
Setelah menunggu sekitar dua menit, si pria berdiri, "Jeosonghamnida, saya izin ke toilet," Ia berlari keluar untuk bertemu dengan si gadis di titik pertemuan, gymnasium.
"Wendy-ya!" Si pria meneriakkan nama si gadis yang kini sudah duduk di tribun, ia berlari kegirangan ke arah gadisnya.
"Yak, kau bodoh, Channie!" Wendy memukul kepala si pria dengan tangan kosong, "Jangan memanggilku terlalu kencang, kita itu bertemu diam-diam. Bagaimana jika ada yang melihat kita dan-" Chanyeol memeluknya erat tiba-tiba, menenggelamkan kepalanya di ceruk leher Wendy.
"Aku sangat merindukanmu."
Wendy menghembuskan napasnya sambil tersenyum, ia membalas pelukan Chanyeol dan mengusap punggungnya yang lebar dengan lembut, "Aku juga merindukanmu."
Chanyeol mengangkat kepalanya dengan tangan yang masih setia memeluk pinggang Wendy, "Adikmu itu benar-benar membuatku gila, bagaimana bisa dia selalu berada di antara kita? Hingga detik ini tidak sekalipun ada kesempatan untuk kita berkencan," Ia memanyunkan bibirnya, merasa jengkel tetapi malah terlihat lucu untuk Wendy.
Wendy terkekeh geli, "Mianhae, dia hanya tidak ingin kehilangan perhatianku. Maknae akan selalu menjadi maknae."
"Haruskah kita mencarikannya pacar? Aku rasa dia harus mengenal gadis lain," Mata Chanyeol terlihat membesar ketika ia mendapatkan ide.
"Aah, ide bagus!" Wendy tersenyum cerah membayangkan ia bisa pergi berkencan dengan kekasihnya ketika nanti adiknya juga memiliki kekasih.
"Aish, kita baru saja bertemu tapi kenapa malah membahas tentang adikmu?"
"Kau yang memulainya, Pabo, haha-"
Kedua pasang mata mereka bertemu, tidak ada kata yang dapat menjelaskan betapa mereka merindu satu sama lain. Mereka tidak dapat bertemu terlalu sering, jadi mereka selalu mencuri waktu, mengambil kesempatan untuk bisa bertemu seperti saat ini.
Kini mata Chanyeol menatap bibir ceri Wendy, ia tidak bisa menahan gejolak dalam dadanya. Perlahan Chanyeol menipiskan jaraknya dengan wajah Wendy dan ia berbisik tepat di depan bibir Wendy, "Saranghae."
Wendy menanggapinya dengan senyuman, membuat Chanyeol memberanikan diri memajukan wajahnya. Namun, mereka seketika membeku saat mendengar suara bola basket yang memantul.
"Aah, sepertinya aku mengganggu kalian. Kalian baru akan mulai atau sudah selesai? Perlukah aku pergi untuk membiarkan kalian melanjutkan urusan kalian?" Seorang pria tinggi dengan kulit seputih susu menampilkan wajah tak bersalah sambil memutar bola basket di jarinya.
"YAK, OH SEHUN!!"
Chanyeol berlari ke arah Sehun dan memukul lengannya. Chanyeol merasa terganggu karena Sehun benar-benar mengacaukan waktu berkualitasnya dengan Wendy dan Wendy hanya menepuk dahinya sambil menuruni tribun.
"Kalian berdua itu bodoh atau apa? Berkencan diam-diam tapi bertemu di area publik seperti ini. Jangan salahkan aku jika aku memergoki kalian lagi lain waktu," Sehun menjentikkan jarinya di dahi Chanyeol membuat Chanyeol mengaduh.
"Kami tidak punya pilihan, Sehun," Wendy memanyunkan bibirnya.
Sehun mengangkat bahunya sembari merapikan rambutnya, "Dan kalian berdua harus bersiap karena Jongin akan tiba dalam hitungan tiga...dua..."
"Nuna! Mengapa kau pergi ke toilet lama sekali? Krystal mengatakan padaku kalau kau pergi ke toilet dan aku sudah menunggumu lama. Ini, tasmu," Seorang pria dengan rambut belah tengah berwarna hitam yang baru saja datang -Jongin- memberikan tas Wendy padanya, "Dan ini milikmu!" Jongin melempar tas Chanyeol padanya dan ia menangkapnya dengan sempurna, "Aah ya, kenapa kalian bisa ada di sini sebelum kelas berakhir?"
Wendy menelan liurnya, "Aah? Aku harus menggunakan toilet di gymnasium karena toilet di luar penuh."
"Dan a-aku ingin bertemu Sehun di sini untuk membawakannya bola basket. Benar kan, Sehun?" Chanyeol meraih bahu Sehun dan melotot ke arahnya berharap Sehun mengerti dengan kode yang sudah jelas diberikannya.
Sehun memutar bola matanya malas, "Hmm, ne," Chanyeol dan Wendy menghembuskan napas lega walaupun Jongin merasa tidak yakin, seperti ada sesuatu yang aneh namun ia tetap berusaha tenang.
"Nuna, sekarang giliranmu untuk membuat alasan, kan? Telepon dia sekarang," ujar Jongin.
"Aah? Oh, ne. Tunggu," Wendy mengambil ponselnya dari saku dan menelepon seseorang, "Yeoboseyo, Eonnie."
"Ne, Wendy-ya, wae?"
"Aku ada tugas kerja kelompok, jadi aku akan pulang telat. Aku berjanji akan tiba di rumah sebelum jam 8 malam," Wendy menggigit bibirnya sambil menatap pria-pria di sekitarnya.
"Lalu Jongin?"
"Jongin-" Wendy menatap ke arah Jongin, "Kau sangat mengenalnya, nilai ujiannya buruk jadi ia diperintahkan guru untuk belajar lebih giat di perpustakaan hari ini. Mungkin ia akan tiba di rumah sekitar pukul 7 malam."
Jongin memajukan bibirnya, merasa tak terima dengan alasan yang dibuat Wendy tapi itu memang suatu kebenaran sehingga ia tidak bisa protes pada kakaknya.
"Okay, jangan lupa makan malam dan jangan memaksakan diri. Eonnie akan tiba di rumah pukul 10 seperti biasanya. Ng, aku harus kembali bekerja. Jaga dirimu, ne? Annyeong," Ia menutup panggilannya.
Wendy menyimpan kembali ponselnya ke dalam saku, "Problem solved! Come on!"
Wendy, Jongin, Chanyeol dan Sehun berjalan keluar dari sekolah. Beberapa hari dalam seminggu mereka akan pergi keluar bersama. Para pria akan mengantarkan Wendy ke tempat kerja paruh waktunya di restoran ayam di Jongno, setelah itu mereka akan bersiap untuk street show di Hongdae. Mereka, terutama Jongin dan Sehun akan menampilkan street dance dari pukul 7 hingga 9 malam dan Chanyeol mempunyai tugas mengkoordinasi fanchant untuk para penonton.
Irene sebagai kakak tertua dari Wendy dan Jongin tidak mengetahui semua itu. Ia tidak pernah memberikan izin kepada kedua adiknya untuk mengambil pekerjaan paruh waktu. Namun karena keinginan keduanya untuk membantu Irene sebisa mereka membuat keduanya merahasiakan semua itu dari Irene. Beruntung, Chanyeol dan Sehun selalu setia mendukung dan sangat membantu mereka.
Gimana nih editannya 애리? Cucok, kan?
Btw, jadi Irene, Wendy, Jongin itu bersaudara. Cihuy, The Kim's! (ikutin marganya Jongin aja udah, jangan protes._.)
Ku kasih tau info unfaedah. SKY satu angkatan sama Wendy, uhuy!
Chanyeol, Wendy, Krystal satu kelas, lalu Jongin dan Sehun di kelas sebelah. Gak apa-apa lah ya beda kelas, takut gumoh bin kejang mentemen mereka kalau kebanyakan orang femes /plakTiap pulang sekolah, si Jongin selalu nyamperin ke kelas Nuna-nya yang mana ada Chanyeol juga. Eh bentar deh, kan Wendy kakaknya Jongin, kok bisa satu angkatan?
xoxo ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
HEAL | baekrene - hunrene'story
FanfictionHighest rank: #4 in baekrene "Dunia begitu kejam, rasanya sesak. Entah sampai kapan aku bisa bertahan - Irene" *** "Cerita ini belum selesai, itulah mengapa aku memberi tanda koma di sana. Entah nanti titiknya berakhir bahagia atau sebaliknya, aku t...