If I turn back time
Will the memories get erased too?
I know I'm saying things that I can't even do
I'm just saying this out of guilt
For making things hard for you
For making you live in tearsThis Love - Davichi
"Wae? Gwaenchana?"
Irene menaruh ponselnya di meja dan tersenyum kikuk, "Aah, ne, S-sun-"
"Eits," Sebuah jari telunjuk menjadi peringatan untuknya, "Bukan Sunbae."
"Aah, mianhaeyo, Baekhyun Oppa," Irene menekan jari-jemari yang bermain di pangkuannya. Ia tidak yakin kenapa ia bisa ada di sini dengannya.
Baekhyun menopang dagunya sambil menatap Irene dengan senyuman, "Yang aku tahu, semua mahasiswa bisnis itu popular dan cantik," Ia berhasil membuat wajah Irene memerah, "Aku tidak tahu jika salah satu diantaranya pemalu sepertimu, Irene."
Baekhyun dan Irene terdiam sejenak, tidak ada percakapan di antara keduanya. Baekhyun memandangi Irene dengan senyuman yang manis sedangkan Irene melihat ke arah lain, menghindari kontak mata dengan Baekhyun. Mereka secara tidak sengaja bertemu di toko buku dekat kampus ketika Irene sedang mencari sebuah handbook bisnis dan Baekhyun memintanya untuk menemaninya makan siang. Irene tidak bisa menolak karena Baekhyun memiliki buku yang ia cari dan berjanji untuk meminjamkan padanya nanti.
"Aku rasa aku harus memulai dengan sebuah pertanyaan. Kau tidak akan bicara jika aku tidak bertanya, kan?" Baekhyun nampak berpikir keras sembari mengusapkan jarinya di dagu, "Hm, apa kau bisa rekomendasikan buku untuk kubaca?"
Irene menatap mata Baekhyun segera setelah mendengar tentang buku, salah satu hal yang menjadi favoritnya, "Buku? Untukmu?"
"Ya, ada rekomendasi?" Baekhyun menampilkan senyum lebarnya, terlihat bahagia karena memilih pertanyaan yang tepat.
"Seorang penulis meminta rekomendasi buku padaku? Aku rasa aku yang seharusnya bertanya mengenai hal itu," Irene terlihat bingung dan tidak yakin.
Baekhyun tertawa, "Tidak boleh?"
"Anni, hanya saja-"
"Jeosonghamnida, silahkan pesanan Anda," Seorang pelayan datang dan menyajikan beberapa makanan dan minuman, "Jika anda membutuhkan sesuatu bisa panggil saya. Selamat menikmati."
Pelayan tersebut kembali ke dapur dan Baekhyun menempatkan coklat mint panas di depan Irene, "Apa kau yakin tidak mau makan?" Irene menggelengkan kepalanya, "Baiklah, jalmeokgesseumnida," Baekhyun menikmati suapan pertamanya, "Jadi apa rekomendasimu, hm?"
Irene menyeruput minuman coklatnya sebelum menjawab, "Aku tidak tahu genre favoritmu, tapi aku suka beberapa buku, hmm Read The Sky, Untitled, A Composer, First Time, Comma, Just Be-"
Baekhyun tersedak, "C-comma? Salah satu karyaku?" Irene mengangguk.
"Aah, seharusnya aku tidak memasukkan buku itu karena kau penulisnya, kau pasti sudah membaca ceritamu sendiri berulang kali ketika melakukan pengeditan."
Baekhyun menganggukkan kepalanya setuju, "Jadi, katakan padaku kenapa bukuku bisa ada di daftar rekomendasimu? Aku penasaran," Baekhyun terkekeh.
Irene menggigit bibirnya sambil melihat ke arah lain, memikirkan jawaban yang tepat tapi gagal, "Mollayo. Aku hanya merasa-" Irene menghela napas berat, "Aku tahu apa yang dirasakan si pemeran utama. Ia hanya berusaha semampunya untuk menghadapi dunia walaupun terasa sulit. Kesendiriannya, rasa sakitnya, ketakutannya. Itu tidaklah mudah, tapi memang tidak ada yang mudah, bukan? Mengenai berapa lama kau bisa berjuang dan berdiri tegap dengan semua masalah yang ada atau bagaimana caramu untuk bisa bertahan di tengah dunia yang berbahaya ini. Waktu yang sulit untuk merasa bahagia."
Baekhyun berhenti menikmati makanannya, ia menatap meja dengan pandangan kosong, merasa pengap di dadanya.
"Ng, bisakah aku bertanya sesuatu, Oppa?"
Baekhyun melihat ke arah Irene, "Aah? Oh, ne. Apa itu?"
"Mengapa kau mengakhiri cerita itu dengan tanda koma? Aku pikir itu hanya salah ketik, tapi tidak. Kalimat terakhir terlihat menggantung di sana. Kalimat itu belum selesai."
Baekhyun membasahi kerongkongannya dengan air sebelum menjawab, "Sebenarnya, cerita itu memang belum selesai."
"Jinjjayo? Tapi, mengapa itu sudah dipublikasikan?" Kini Irene berbalik menjadi penasaran.
"Aku ingin ia tahu seberapa jauh ia bertahan berjalan di kehidupannya yang sulit. Ia berhak untuk hidup bahagia," Baekhyun memandangi Irene. Irama jantungnya tak beraturan.
Irene menautkan alisnya, "Kau ingin ia tahu? Jadi, apakah ini k-kisah nyata?" Ia membulatkan matanya.
Baekhyun mengangguk, "Dan sekuelnya sedang dalam proses pengerjaan. Kita akan lihat bagaimana akhir kisah sebenarnya nanti," Ia tersenyum.
***
Hai chingudeul, 애리 lagi~
Kali ini baekrene moment yakk. Ceritanya masih pdkt jadi maklum rada kaku 😂 belum ada hubungan apa-apa ya guyseu. Bilangin Kai sama Sehun kalo Irene statusnya masih jomblo yang kemungkinan terancam ganti status 😂
Oh ya harap ditandai tiap moment yaa karena itu bisa jadi hint buat chapter selanjutnya, hehe 😎Coba dong kalian kalo punya pengalaman pdkt bisa share di kolom komentar, mana tau bisa jadi inspirasi buat 애리 dan eoni buat bikin moment Baekrene lagi nanti 👀 xixi
Xoxo,
해라 & 애리
KAMU SEDANG MEMBACA
HEAL | baekrene - hunrene'story
FanfictionHighest rank: #4 in baekrene "Dunia begitu kejam, rasanya sesak. Entah sampai kapan aku bisa bertahan - Irene" *** "Cerita ini belum selesai, itulah mengapa aku memberi tanda koma di sana. Entah nanti titiknya berakhir bahagia atau sebaliknya, aku t...