Highest rank: #4 in baekrene
"Dunia begitu kejam, rasanya sesak. Entah sampai kapan aku bisa bertahan - Irene"
***
"Cerita ini belum selesai, itulah mengapa aku memberi tanda koma di sana. Entah nanti titiknya berakhir bahagia atau sebaliknya, aku t...
Irene dan Wendy menyibukkan diri dengan aktivitas di dapur. Sehun dan Chanyeol sedang bermain game di ruang tamu pukul 8 pagi itu, sementara The Kim's maknae belum juga bangun dari hibernasinya.
"Aah, sepertinya kita kehabisan telur, tahu, dan bawang," Irene menarik nafasnya pendek saat menutup kembali lemari pendingin, "Aku akan pergi ke supermarket untuk membelinya."
Wendy berhenti mengiris tomat,"Ooh? Aku temani, Unnie," Ia melepas apron-nya.
"Tidak, kau tetap di sini. Para lelaki akan menghancurkan isi rumah jika tidak ada perempuan. Jadi, kau harus menjaga rumah," Irene terkekeh saat melangkahkan kaki menaiki anak tangga untuk mengambil tas selempangnya dan kembali turun, "Jangan lupa cek macaroni yang sedang dipanggang. Aku akan pulang sebelum siang."
"Siap, Unnie. Hati-hati," Wendy mengikuti kakaknya ke pintu depan, menunggunya mengenakan mantel biru dongkernya.
"Boys, aku akan pergi ke supermarket, jangan lupa sarapan. Wendy sudah membuatkan roti panggang untuk kalian."
Chanyeol menyadari sesuatu dan menyikut Sehun di sebelahnya, "Cepat, kau temani Irene Nuna."
"Mwo?" Sehun menghentikan permainannya.
Chanyeol mengangguk sebentar, "Temani Irene Nuna dan aku bisa quality time dengan Wendy," Ia mulai menyeringai lagi.
Sehun melihat Irene yang masih mengikat tali sepatunya, "Nuna, aku ikut!" Sehun bangkit dan mendekati Irene, "Kau butuh seseorang untuk membawakan seluruh barangmu nanti, kan? Jadi, aku akan menjadi orang yang melakukannya,"Sehun tersenyum dengan eye smile-nya dan Irene membalas senyumnya.
"Terima kasih, Baby Chick. Baiklah, pakai mantelmu," Irene meraih mantel Sehun dan membantunya memakai mantel sementara Sehun hanya menatap Irene dengan sebuah senyum hangat. Ia tidak tahu mengapa hatinya mendadak terasa hangat.
Irene membuka pintu dan memutar tubuhnya kembali sebentar, "Yoda, ingat yang aku katakan, arra?" Chanyeol mengangkat kedua ibu jarinya ke udara sembari tersenyum lebar, "Jangan lupa bangunkan si bayi beruang!"
Irene dan Sehun berjalan ke stasiun subway terdekat, mereka tidak berbicara banyak sepanjang perjalanan menuju supermarket. Irene selalu merasa tidak bisa bebas berbicara jika ia berada di luar rumah dan Sehun terlalu banyak memikirkan apa yang harus ia katakan pada Irene hingga mereka tiba di supermarket.
"Karena kau ikut, jadi aku akan membeli bahan makanan untuk stok dua minggu ke depan. Oke?" Irene menepuk bahu Sehun ketika mereka tiba di supermarket.
"Algaeseumnida,My Lady," Sehun tersenyum jahil membuat Irene mendelik tajam ke arahnya. Sehun kemudian mengambil troli besar dan membuntuti Irene.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sehun mendorong troli sembari menatap punggung kecil Irene. Ia baru menyadari bahwa wanita di hadapannya terlihat sangat cantik sekalipun dilihat dari belakang. Ia memperhatikan dengan seksama bagaimana Irene memilih bahan makanan yang menurutnya lebih baik. Ia akan memeriksa dengan teliti dan akurat mengenai tanggal kadaluarsa, keadaan fisik dan membaca bahan yang terkandung dengan hati-hati. Seperti seorang ibu yang telaten. Irene menaruh satu persatu keperluan ke dalam troli. Daging, sayuran, rumput laut kering, susu, makanan ringan, obat-obatan, telur dan yang lainnya.